12

59 16 0
                                    

Maya mempercepat langkahnya menuju ruang kerja Alan, ia hanya berharap agar tidak berpapasan dengan Raffa,  Ia yakin pria itu belum pergi dari hotel ini.

"Hey, Maya!" sapa Alan ketika ia tiba di ruang kerja bosnya itu.

"Hn, kenapa kau memanggilku?" Maya kemudian duduk di hadapannya.

"Siapa sebenarnya pria itu, bahasa inggris nya kurang baik dan dia tidak tahu berbahasa Piliphine! Payah."

Wajahnya kelihatan kesal saat mengucapkannya.
"Apa dia masih ada di sini?" tanya Maya.

"Iya dia masih di sini, jauh-jauhlah darinya.. aku tidak suka melihat orang itu!"
Lagi-lagi Alan memasang muka kecutnya.

"Dia temanku!"

Maya menatap pria itu, ada apa dengannya? Ini aneh, dan sulit ditebak.

"Emmm... dan lagi! Aku memanggilmu ke sini bukan untuk itu."
Alan mempertegas kemudian membuka buku jurnalnya.

"Lalu?" Maya mengernyit.

"Besok, akan ada yang melansungkan pernikahan di sini dan aku mau konsumen kita bisa puas dengan pelayanan yang nantinya kita akan berikan, aku tidak ingin melihat ada masalah besok! Jadi bekerja keraslah untuk besok!!!"

Maya hanya tersenyum, kemudian mengangkat jempolnya.

"Yah. Aku akan bekerja keras," sahutnya.

"Yah. Sekarang kau bisa pergi tapi ingat! Bukan untuk menemui orang itu! Kalau menemui Kael akan ku izinkan."

Maya menyipitkan matanya lalu keluar dari ruang kerja Alan.

Pada saat ia keluar seseorang tiba-tiba berpapasan dengannya dan masuk ke ruang kerja Alan. Pria itu tidak berhenti menatapnya sampai akhirnya Maya sadar dan kembali mempercepat langkanya.

---

Alan Pov

Aku baru saja menyuruhnya keluar, jujur saja aku benar-benar tidak suka melihat orang itu, entahlah aku bahkan tidak ingat dengan namanya.
Tunggu, kenapa seolah aku merasa cemburu? Tidak ini bukan untuk ku ini kulakukan hanya demi sahabatku, KAEL!

Aku melihatnya keluar dari ruangan ku, setelah dia keluar aku terkejut melihat siapa yang datang.

"Zein?" pria itu tersenyum masam.

"Kapan kau datang? Kenapa tidak mengabariku?" Aku berpindah ke arah sofa dan duduk di sana.

"dua jam yang lalu, Kael yang menjemputku," ucapnya.

"Jadi Kael ada di sini?" tanyaku cepat.

Zein mengangguk, "tetapi , katanya dia harus menemui seseorang dulu. Maksudku dia akan menyusul."

Dan aku tau,pasti dia ingin menemui Maya.

"Pasti dia ke dapur!" kataku.

"Tapi. Siapa gadis yang baru saja keluar dari ruang kerjamu?" tanya Zein.

Tunggu. Apa dia sempat melihat Maya ?

"Namanya Maya, kenapa?"ucapku pelan.

"Cantik sekali dia, apa dia milikmu?"

Lihatlah kelakuannya. Apa yang dia katakan! Kael akan membunuh ku kalau sampai dia mendengar ucapan si Brengsek ini.

"Bukan milikku, tapi dia milik Kael!" ucapku.

"Kupikir dia masih bersama Grita, syukurlah." Ucapnya lalu menghela napas.

Syukurlah? tunggu? Kenapa dia seperti lega sekali? Apa dia tahu tentang Grita?

Cappuccino Story (Jatuh CINTA itu Sederhana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang