Maya berjalan lurus dan masuk ke dalam elevator. Sambil memperhatikan kiri kananya, ia hanya tidak ingin Alan melihatnya hari ini. Karena kalau Alan sampai melihatnya bergentayangan Di Hotel maka Pria itu tidak akan memberinya ampun dan menyuruh Maya pulang untuk beristirahat.
Gadis itu diam-diam mengganti pakaiannya di ruang ganti. Beberapa chef, seperti chef Tiko sempat melihatnya keluar dari elevator dan itu tidak masalah, ia hanya perlu membekap mulut lelaki tua itu dan dengan begitu ia tidak akan mengadu pada tuan Alan.
Maya berjalan sambil mengendap-endap ke arah dapur sebelum akhirnya chef Kapli mengagetkannya.
"Maya ? Bukannya, Tuan Alan menyuruhmu beristirahat ?. Untuk apa kau kemari ?" tanya chef Kapli sambil mendekatinya.
Mendengar suara chef Kapli, Maya langsung saja menenggakkan tubuhnya dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir seakan mengisyaratkan pada chef Kapli untuk tidak berisik.
"Diamlah!" ucapnya sambil berbisik.
Chef Kapli mengerutkan kening lalu terkekeh.
"Ada apa? Kenapa mengendap-endap? Seperti pencuri saja !"
Maya memijit pelipis nya lalu berjalan dengan normal ke arah dapur.
Setibanya di dapur Maya dengan cepat meraih pisau dan memotong - motong sayuran yang sudah dicuci.
"Jangan beritahu tuan Alan jika aku di sini, kalau tidak tamatlah aku," ucap Maya sambil memotong daun seledri.
"Tuan Alan itu sangat sayang padamu, kalau aku jadi kau! Aku akan beristirahat di rumah seharian penuh," ujar chef Kapli dan mengambil alih pisau yang dipegang oleh Maya.
"Iya. Itu kalau kau yang jadi Aku !"
Chef Kapli kemudian menyuruhnya mengambil wajan yang digantung, dengan sigap Maya langsung mengambilnya dan memberikannya lagi padanya.
"Tapi nona, aku yakin. Sebentar lagi tuan Alan akan turun dan memintamu untuk ke ruangannya segera. Kau tau kan cctv yang ada di dapur selalu dibuat paling special untuk mengawasimu!"
Maya menepuk jidatnya, ia benar-benar lupa akan cctv.
"Oh.. Astaga Chef aku benar-benar lupa."
Maya menjadi panik dan meremas-remas tangannya."Apa aku pulang saja ?"
"Tidak Perlu !"
Mendengar suara itu Maya dan chef Kapli sontak menengok ke belakang. Ia bisa mengenali suara itu. Siapa lagi kalau bukan tuan Alan yang terhormat dan habislah dia, jika ada bendera putih di situ mungkin Maya akan mengibarkannya sebagai tanda bahwa dia sudah menyerah.
"T-tuan, biar ku jelaskan. Aku sangat bo..."
Maya meremas kepalanya dengan kesal lalu berjalan mengikuti Alan."Ke ruanganku sekarang,
!"
Pria itu menatapnya tanpa ekspresi lalu keluar dari dapur.Oh Maya. Matilah kau ! Lihat saja tatapannya .
Kenapa juga dia jauh-jauh dari lantai 10 ke lantai 23. Jelas saja, karena Alan khawatir padanya.
Alan meliriknya dengan ekor mata, dia bisa melihat Maya yang berdecak kesal tapi harus bagaimana lagi, dia harus beristirahat dan meminum obatnya secara teratur tapi gadis ini sangat keras kepala.
Saat elevator terbuka mereka berdua berjalan beriringan sampai masuk ke dalam ruangan Alan.
"Kan sudah ku katakan padamu untuk tidak ke sini dulu. Kau ingat ? Kemarin kau hampir pinsan !"
Alan memarahinya, dia memang pantas mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappuccino Story (Jatuh CINTA itu Sederhana)
RomanceApa yang terjadi jika dua orang yang patah hati bertemu ? Maya Sania Kadafi adalah Chef yang bekerja di salah satu restauran ternama Di Macau. Dan setelah kejadian pahit berlalu. Ia memutuskan untuk pindah ke Philipina . Dan tinggal bersama sahabatn...