langit Ilocos masih sama, masih seperti langit-langit sebelum nya , cerah dan membuat burung gereja sukar beterbangan. Sementara Maya masih sibuk menatapi pejalan Kaki yang berlalu lalang di depannya.
Beberapa jam lalu, sepulang dari Hotel. Maya memeriksa ponselnya dan mendapat pesan singkat dari Kael, Kael memintanya bertemu di taman Kota, ia segera turun ke lantai bawah untuk mengambil mobilnya.
Sudah sejam dia menunggu, satu gelas starbucks sudah dihabiskannya, ia menggertakkan gigi karena kesal. Dia berpikir bahwa Kael hanya mempermainkannya, ia berdiri dari tempat duduknya dan menendang kaleng bekas yang baru saja di jatuhkan seseorang di hadapannya.
"Hey, maaf membuatmu menunggu."
Suara itu membuatnya berbalik ke belakang, ia lalu memukul jidatnya dan kembali duduk, Kael menghampirinya lalu duduk di sampingnya.
"Yah, tidak masalah," jawabnya singkat.
Maya kembali melipat kedua tangannya di depan dada."Lalu apa yang baru saja kau lakukan dengan kaleng tadi ?"
Maya menatapnya kaget, Apa ? Berarti Kael melihatnya sewaktu menendang kaleng, ia kembali merangkai kata, lebih tepatnya alasan dengan cepat."Orang itu membuang kaleng sembarangan, jadi aku mencoba mengembalikan kaleng itu padanya!" jawabnya Mantap.
Kael lalu terkekeh dan menatapnya, dan gadis itu mengerutkan keningnya.
"Dengan menendang ?" tanya Kael.Maya mengangguk.
"Ternyata selain koki kau juga berbakat menjadi seorang pemain bola rupanya!" tambahnya.
Maya lalu menatapnya datar.
"Baiklah, kau tidak perlu menatapku seperti itu Honey," ucap Kael lalu mencubit pipi Maya, ia menjerit lalu memegangi pipinya, ia yakin sekarang pipinya merah semerah tomat.
Kael tersenyum menatapnya, ia mengedipkan mata lalu tersenyum lagi. "Makan Malam denganku? Tanpa Alan, tanpa Ami. Hanya kita berdua."
Perkataan Kael seperti es cream, ketika terucap tiba-tiba suasana hatinya menjadi sejuk. Yah serasa di kutub utara, Maya mencoba memikirkan hal itu tapi dia bingung akankah dia menyetujui ajakan Kael? Dia akan mati membeku jika terus-terusan berada di samping pria ini.
"Oke, karena kau tidak menjawab, kuanggap kau tidak setuju!" sela Kael karena melihat maya yang kebingungan.
Mata Maya langsung melotot dan memprotes.
"Bukan begitu!" ucapnya.
"Berarti kau setuju? Baiklah ku jemput kau pukul delapan."
Kael tersenyum senang menatap Maya yang hanya terdiam karena tidak dapat mengambil keputusan.
"Ternyata kau sama menyebalkannya dengan Alan," ucap Maya menatap orang-orang yang sedang berjalan kaki di atas trotoar.
"Anggap saja aku lebih menyebalkan darinya." Kael menimpali.
"Yah, akan ku anggap kau lebih menyebalkan darinya, emm Kael! Kau bisa pulang lebih dulu? Aku masih ingin di sini."
"Kau mengusirku? kejam sekali."
Kael lalu berdiri dan berpura-pura marah, ia melirik Maya yang tidak mempedulikan nya sama sekali .'Dasar Gadis Aneh !' ucap Kael dalam hati.
"Pukul delapan. Ingat nona !"
Lalu pergi meninggalkan gadis itu***
Ia baru saja menggigit burger yang baru dibelinya, Maya lalu keluar dari toko roti lalu masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappuccino Story (Jatuh CINTA itu Sederhana)
RomansaApa yang terjadi jika dua orang yang patah hati bertemu ? Maya Sania Kadafi adalah Chef yang bekerja di salah satu restauran ternama Di Macau. Dan setelah kejadian pahit berlalu. Ia memutuskan untuk pindah ke Philipina . Dan tinggal bersama sahabatn...