KRRINGG..KRIINGG.KRRINNG
BRRUKKK
Bunyi telepon yang disusul suara benda berat yang jatuh membuat suasana pagi itu terasa asing.
"Hallo" suara malas Kanadia Putri berkumandang dari negeri mimpi. Ia mengucek matanya dengan malas. Suara yang terasa berat dengan sedikit serak menjawab deringan telepon pertama pagi itu.
"Ka... cepet kesini, abang sekarat!"
Kata sekarat membuat Kanadia langsung menutup teleponnya. Penampilan yang berantakan terlihat jelas di kaca maka up yang tepat berada di seberang tempat tidurnya, menjelaskan jika gadis tersebut habis minum-minum.
Abang Bambang. Cuma dia yang Kanadia punya, dia adalah abang, saudara, orang tua buat dan satu-satunya manusia yang perduli jika dia masih hidup atau bahkan satu-satunya pria yang akan menangisi kematiannya nanti.
Mengambil sweaternya dengan asal-asalkan dan secepat kilat mengganti celana pendek dengan jeans ketat belel kesayangannya. Pagi itu diawali dengan suara kehebohan, tanpa diawali dengan doa ucapan syukur untuk pagi yang cerah. Kanadia justru memohon ampun atas dosa-dosanya. Yang terpikirkan adalah bagaimana Abang kandung yang ia punya tengah sekarat cukup membuat Kanadia panik.
Namun pagi itu dengan penampilan berantakan tepat ketika ia membuka pintu, ia justru menabrak sesuatu yang ada di hadapannya. Kokoh seperti tembok namun tidak terlalu keras untuk kepala yang tak sengaja ia benturkan ke depan.
BRRUKK
Serasa nabrak dinding, alih-alih dinding yang tiba-tiba muncul dalam sehari di depan pintu , Kanadia justru sadar jika di depannya berdiri seorang pria.
tak sempat memberi penjelasan. Dia sibuk menggaruk kepalanya kemudian berlari ke arah lift tanpa menghiraukan Antonio.
"Ka,, lo mau kemana?" Antonio mengejar nya sampai ke Parkiran. Tanpa perduli jika kehadirannya tak dihiraukan.
"Mobil gue,,, kunci mana kunci?!" Teriak Kanadia sambil menjambak rambutnya frustasi, seluruhnya tampak seperti malam, gelap dan sedikit berputar. Jantung Kanadia berdegup dengan cepat.
"Ka, lo mau kemana? Gue anter pakai motor biar cepat"
"Ya udah cepetan!, mana motor lo!" Kanadia meninggikan oktafnya, sarat dalam suara bahwa dia terdengan cemas.
Ia menunjukkan alamat rumahnya. tampak di peta dengan tanda titik merah yang sudah ia tandai sedari rumah itu dibeli oleh Bambang. Dengan sigap Antonio membawa motor besarnya ke tempat yang sedang dituju oleh wanita berambut hitam panjang yang tampak berbeda pagi ini.
Penampilan Kanadia baru bangun tidur, ada sedikit kantong mata di bawah mata yang tampak jelas namun justru menambah paras cantiknya. Bibir Kanadia yang tanpa pewarna merah namun sudah merah merona bawaan sejak lahir membuat Antonio tersenyum dari balik helm nya.
"Ini dimana Ka?" Tanya Antoni yang hanya mengekor sesampainya Merak di tempat tujuan, Kanadia hanya diam dan berlari ke dalam rumah, menerobos masuk tanpa mengetuk.
"Bang! Bambang!!"teriak Kanadia panik.
"Cepet amat lo sampe" ucap Dea heran, kaget melihat wajah Kanadia yang menghiasi rumah mereka di pagi buta.
"Abang gue mana?"
"Ayo ke kamar" ucap Dea yang melirik Antoni di belakang, menerka-neraka tentang waktu yang terlalu pagi untuk datang bersama seorang pria.
"Sayaang" Dea memanggil suaminya dengan manja. Sementara Bambang terbungkus dalam selimut.
"Kanadia udah sampai sayang?" tanya pria itu dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
Romance(SEGERA TERBIT)"gue cuma butuh benih lo doang, one night tanpa pertanggung jawaban. lo dapaet perawan gue, gue dapat benih lo!" Kanadia Putri Wijaya. gue wanita yang menolak menikah. lain katanya takut berkomitmen. incaran gue adalah seorang vokalis...