Kanadia Putri Wijaya
Gadis itu mengunyah permen karet sambil duduk di seberang sebuah restorant sendirian, setelah mendepak pria yang ditugaskan berkencan buta dengannya dengan begitu mudah. Bagi Kanadia dimana ada niat disitu pasti ada jalan.Gadis barbar yang menghilangkan drama percintaan itu sedang santai sambil memegang garpu dan juga pisau.
"Bang..bang... lo gak tau siapa gue" ujar Kanadia menghabiskan seporsi steak yang dimasak dengan medium dengan santai. Bergumam sendiri, sekedar memberikan penghargaan pada dirinya.
"Sayang, udah dibayar makanannya, mahal pula." Sedikit demi sedikit Kanadia menikmati makan siangnya. acara makan siang yang ia habiskan seorang diri, berteman dengan damai dan penuh dengan kenikmatan, bagaimana tidak? Makanan mahal dan gratis itu benar-benar sebuah berkah keajaiban.
Sudah sebulan tak ada kabar dari Antonio perihal tawarannya. Mungkin pria itu memang tidak tertarik. Atau mungkin kartu nama itu langsung menghuni tempat sampah malam itu juga? Entahlah, ada satu rasa kecewa di hati Kanadia, dia menyukai paras Antonio, namun hanya itu saja, sisanya tidak. Tak ada yang ia sukai dari seorang musisi. Dan juga latar belakang peliknya keluarga Antionio.
Terlalu ramai dengan penggemar, terlalu Jaim, terlalu banyak drama, tak cocok dengannya yang hidup apa adanya.
Gadis itu berjalan dengan anggun. Hingga tangannya di tarik dan bibirnya di lumat tiba-tiba. Jantungnya berdegup dengan cepat. Seluruh tubuhnya terasa lemas tiba-tiba. Jemarinya yang tadinya hangat akibat meneguk wine yang dihidangkan kini terasa dingin.
Matanya menerjap beberapa kali. Ciuman dadakan itu berhasil membuat bayangan Antonio mengabur dari kepalanya. Kini diganti oleh sosok yang nyata yang berdiri menjulang tinggi di depan mata.
"Lo?"Kalimat pertama yang berhasil keluar dari bibirnya, menatap Antonio dengan heran. Seakan detik itu berhenti di tempat. Dan ia ditarik dalam sebuah khayalan tingkat tinggi. Namun sentuhan bibir Antonio yang melekat sukses membuat yang rasanya seperti mimpi menjadi kenyataan.
"Lo liat? Dia calon istri gue" Suara Antionio cukup jelas menerangkan tentang posisi nya yang tak dikenal, pertemuan beberapa menit dan meminta benih hingga tak dihubungi selama sebulan menjadi calon istri.
What? Calon istri?
Kata calon istri yang sempat terucap membuat Kanadia sedikit bergidik ngeri, rasanya ingin berontak tapi terlalu menarik jika dilewatkan. ia tak suka kata calon istri yang baru terucap begitu saja dari bibir seksi Antonio. Namun ia menyukai drama yang sedang terjadi di depan matanya ini.
"Lihat aja Ton! Gue bakal aduin lo ke tante Ratna!" Ujar gadis itu, mengakhiri drama siang hari.
PLAAK
Diakhiri dengan sebuah tamparan yang mendarat mulus di pipi Antonio. Dan drama pun berakhir
...
"Udah selesai dramanya?" tanya Kanadia tertawa mengejek tanpa rasa simpati sama sekali.
"Gimana dengan tawaran lo? Masih berlaku?" Kanadia kini mulai tertarik dengan pembicaraan mereka. Namun ada rasa penasaran yang membuat ia ragu menjawab iya. Mengapa pria itu tiba-tiba tertarik?
"Masih, tapi gue udah gak mood lagi, dengerin lo nyebut gue calon istri ,merinding gue"
"maksud gue gini, lo bantu gue, dan gue bakalan one night ama lo. Gimana?"
"Caranya?"
"Lo bakalan jadi tunangan bohongan gue"
"Kasih alasan kenapa harus gue? Kenapa gak cari gadis lain aja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
Romance(SEGERA TERBIT)"gue cuma butuh benih lo doang, one night tanpa pertanggung jawaban. lo dapaet perawan gue, gue dapat benih lo!" Kanadia Putri Wijaya. gue wanita yang menolak menikah. lain katanya takut berkomitmen. incaran gue adalah seorang vokalis...