8

31.3K 1.1K 25
                                    

Ciuman hangat dari seorang Antoni membuat Kanadia merinding. Seperti sengatan listrik yang tak dapat dilupakannya. Perasanya an nyaman dan rasa terkejut yang dijadikan satu. Sungguh luar biasa efek nya.

"Liatin apa?"tanya Antoni yang turun dari panggung dan membuat wajah Kanadia memerah.

"Gak ada" Kanadi tampak masih malu-malu. Namun entah mengapa ia suka keadaan seperti ini.

"Gue langsung ke studio. Lo langsung pulang ya" ucap Toni sambil mengecup pucuk kepala Kanadia dengan sayang.

"Hmmm, ngapain muncung lo maju gitu?!"

"Mau nyium lo, masa mau gigit"

"Ogah! Udah sana pergi!"

"Idihhh,, kemaren aja di depan lift sampai pengen nambah" kemudian pria itu berbicara pelan.

"Memang kalau mafsu bumil emang gak perlu ditanya lagi ya" dan benar saja. Kalimat Antoni mendapat jitakan yang sunguh akan diingat olehnya.

***

Pagi ini dengan malas2an Kanadia bergolek. Entah sampai kapan ia akan menyimpan rahasia ini. Karena pada akhirnya perutnya akan membuncit.

KRING...KRING..KRINGGG..

Bambang!

"Halooooo" ucap Kanadia mengangkat tlpnnya.

"Ka... abang lo tabrakan" suara Dea setengah histeris membuat Kanadia bangun dan secepat kilat memakai baju serta celana belelnya, mengambil pir kemudian berlari.

Bambang yang suka marah2, selalu mengomeli ia. Setiap saat dan setiap waktu dimana saja. Kini tergeletak tak berdaya dengan kakinyang di gips.

"Bang"

"Samperin sono, tapi jangan ribut, kata dokter dia gk boleh setres, tapi harus bed rest" bisik Dea yang melirik Kanadia.

"sakit bang?"

"Sedikit Ka. Ada yang mau abang bicarakan sama kamu"

"Apa itu bang?"

"Setelah abang pikir, gak ada gunanya maksa kamu menikah. Yang penting kamu bahagia Ka, tapi abang takut gimana nanti pandangan orang sama kamu yang hamil tapi gak punya suami"

BRRRAAAKK

Sebuah pintu terbanting, dan muncullah sosok si bandit yang rupawan kini sedang nyengir menatap pemandangan yang di depannya.

Antoni memasang pelacak pada iphone milik Kanadia, ketika ia melihat Kanadia masuk ke dalam sebuah rumah sakit, wajahnya memucat dan berlari meninggalkan meeting yang sangat penting dengan sang produser.

"Sorry, gue kira lo yang masuk rumah sakit Ka"

"Sshhhtttt" telunjuk Nadira menyentuh bibirnya mengisyaratkan Antoni.

"Abang gak akan maksa kamu buat nikah lagi, maafin abang yang selalu maksa kehendak abang ya adikku sayang"

"Makasih bang" ucapan Kanadia begitu tulus.

"Panggilin dia Ka" ucap Bambang. Dan Antoni pun mendekat.

Wajah Kanadia memucat, abangnya tidak boleh tahu jika ini anak Antoni, jangan lagi. Ya Tuhan!

Pleaseee!

"Ton"

"Ya bang"

Semua diam dan hening mendengarkan.

"Tolong tandatangani gips gue"

Astaaaaagggaaa...

Kelakuaaan abang sama adek gak asa bedanya.

BAD GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang