3

2K 229 12
                                    

D-day, hari yang paling dinanti-nanti oleh kedua keluarga yang akan menjadi besan. Tapi tidak bagi Irene dan juga Mino, mereka hanya menganggap bahwa pernikahan ini hanyalah sebagai status antara kedua keluarga mereka.

Irene di permak bak putri raja hati ini, gaun putih yang sudah melekat dibadannya akan terus ia pakai hingga resepsi pernikahan selesai, begitu juga dengan Mino yang mengenakan texudo hitam bergaris putih seperti pangeran.

"Wah noemu yeppo!" Kagum eomma-Mino saat melihat 'calon menantu' nya mengenakan gaun pengantin. Irene hanya tersenyum manis.

Setelah kedua mempelai sudah siap, akhirnya mereka dipertemukan didepan Pendeta untuk mengatakan janji suci. Acara yang dihadiri keluarga hingga teman ini sangat berjalan dengan hikmat dan lancar.

"Mempelai pria, Song Mino. Apakah kau bersedia menerima Bae Joohyun sebagai istrimu sehidup semati" ucap Pendeta.

"Saya Song Mino, bersedia menerima Bae Joohyun sebagai istri sehidup semati" ucap Mino sambil menatap ke arah Irene yang terlihat ingin menangis.

"Mempelai wanita, Bae Joohyun. Apakah kau menerima Song Mino sebagai suami sehidup semati,"

"Ya, saya Bae Joohyun bersedia menerima Song Mino sebagai suami sehidup semati"

"God bless you, kalian berdua sekarang sudah resmi menjadi suami istri" ucap Pendeta, yang langsung membuat seisi Gereja bertepuk tangan juga diiringi dengan haru.

Mino pun mendekatkan diri kepada Irene, lalu membuka penutup wajah Irene dan langsung mencium bibir Irene dengan lembut.

Ciuman singkat mendarat dibibir Irene, wah ini adalah first kiss Irene. Irene mulai membuka kedua matanya, saat Mino melepaskan bibirnya dari Irene. Mino menatap kedua mata Irene yang mulai berbinar-binar.

Air mata Irene jatuh ketika Mino melepaskan ciuman singkatnya. Mino yang melihat Irene menangis itupun langsung memeluknya erat. Seluruh keluarga yang menyaksikan betapa Mino sangat menjaga Irene membuat keluarga yakin bahwa ada benih-benih cinta dikeduanya.

"Uljima" bisik Mino saat memeluk Irene.

- - -

Resepsi pernikahan telah usai, Irene duduk di salah satu bangku tamu di Gereja sambil melamun. Mino menatap Irene yang terlihat sangat kelelahan.

"Oii, kau kenapa?apakau sakit?" Tanya Mino.

"Aku juga tidak tau, Mino-ah jangan bersikap kasar kepadaku eoh?kita akan tinggal serumah, jangan menjadikan ku pembantu eoh?" Seru Irene sambil menggenggam tangan Mino tanda memohon.

"Aigoo pabo-ya, apakah aku sekejam itu, tenang saja aku tidak akan memperlakukanmu kasar" balas Mino.

"Coba lihat, mereka sangat serasi!" Seru teman Mino, yang tidak lain adalah Bobby.

"Diamlah kau!" Balas Mino saat Bobby datang menghampiri Mino dan Irene.

"Ya hyung, kau sudah menikah sekarang. Em tapi bagaimana nasib Sokyung yang masih mengejar-ngejar kau?" Ucap Bobby dengan nada yang berbisik. Membuat Irene penasaran.

"Aish, diamlah,"

- - -

Sekon kedua, mereka mengunjungi rumah baru mereka yang akan menjadi tempat tinggal tetap bagi Mino dan Irene. Rumah yang letaknya di pusat Kota Seoul.

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang