Hari demi hari terlewati, Irene berjalan malas menuju sebuah kedai Coffee yang tidak jauh dari rumahnya. Setibanya dikedai Coffee, Irene langsung memasuki kedai itu. Ia duduk disalah satu meja yang berada di pojok dekat jendela.
Irene memutuskan untuk memesan coffee latte dan juga membeli cake cokelat. Sambil menunggu pesanan datang, Irene mengutak-atik ponselnya.
"Wah yang benar saja, ini adalah hari terakhirku untuk bersantai" gumam Irene sambil menyandarkan kepalanya di atas meja.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pesanan irene tiba. Irene langsung menyantap makanan dan juga minuman yang sudah ada dihadapannya.
Ding!
Ponsel Irene berbunyi. Terlihat notif massage dilayar ponselnya, Irene pun langsung menggeser layarnya untuk melihat isi pesan itu.
Eomma
Irene-ah, cepatlah pulang. Mino sudah menunggumu"Heol~ada apa dengan lelaki itu" gumam Irene heran. Tumben sekali, Mino datang kerumah untuk mencarinya. Gadis itu pun segera menghabiskan makanannya, lalu pergi beranjak pulang.
- - -
Irene tiba didepan rumah, setelah membayar taxi ia langsung masuk kedalam rumah. Yah, bukan main ternyata benar Mino sedang ada dirumahnya. Sudah terlihat mobil Mino yang terparkir didepan rumahnya.
"Eoh Irene-ah, wasseo?" Sambut eomma-Irene ketika anaknya tiba dirumah. Irene tersenyum hangat.
Mino hanya diam saat melihat Irene tiba dirumah. Bukannya menyambut kedatangan 'calon istri' nya itu, Mino malah mengejek Irene dengan menjulurkan lidahnya. Irene yang melihat perlakuan Mino itu langsung berjalan menghampiri Mino.
"Eomma bisakah kau meninggalkan kami berdua?" Ijin Irene dengan wajah memohon.
"Ya tentu saja, eomma tinggal dulu,"
Setelah eomma-nya berjalan meninggalkan mereka berdua, Irene langsung memukul lengan kekar Mino. Alhasil, Mino terkejut dengan perlakuan Irene.
"Ya!appu!" Teriak Mino saat Irene memukul keras lengannya.
"Jinjja?kalau begitu aku ingin melakukannya lagi" balas Irene dengan nada yang sangat kesal.
Keduanya pun terdiam. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hingga akhirnya Mino menatap ke arah Irene dengan wajah yang sedikit kesal.
"Waeyo?" Tanya Irene dengan nada tinggi.
"Aigoo, ayolah ikut aku" ajak Mino tiba-tiba, membuat Irene heran.
"Cih, kau ingin mengajakku kemana?kenapa tiba-tiba sekali" ketus Irene seraya melipat kedua tangannya didada.
Mino menarik nafas panjang, "kalau kau ingin tau, ikutlah denganku dan berhentilah mengoceh,"
Mino menarik tangan Irene, menariknya menuju mobil. Lalu mendorong tubuh Irene masuk kedalam mobil Mino. Sungguh perbuatan yang kasar.
"Ya!kau menarik tanganku dengan sangat kasar!" Teriak Irene marah. Mino tidak merespon apa yang dikatakan oleh Irene, Mino pun menancapkan gas lalu pergi ke suatu tempat.
- - -
Saat diperjalanan, Irene hanya diam, ia tidak memperdulikan apa yang dilakukan Mino sekarang dan Irene juga tidak peduli Mino akan membawanya kemana.