Hari kedua di London. Irene berencana akan berjalan-jalan dipinggiran kota London sendirian. Hari ini, Mino tidak bisa menemaninya karena ada urusan pekerjaan yang tidak dapat di cancel.Terlihat Mino yang sedang sibuk didepan cermin seraya mengotak-atik dasi yang ia kenakan. Dengan wajah yang terlihat sangat kesulitan.
"Ada apa denganmu?kenapa kau menggunakan dasi seperti itu" seru Irene dari ambang pintu kamar mandi. Irene berjalan mendekati Mino.
"Aish, entah kenapa saat aku memasang dasi terlihat tidak rapi" balas Mino. Irene mendekatkan jaraknya ke Mino, menarik dasi yang melingkar di leher Mino. Irene menatap gugup dada bidang Mino dihadapannya.
Dengan perlahan tapi pasti, Irene memasangkan dasi dengan sangat sempurna. Mino menatap ke arah Irene yang terlihat fokus dengan dasi yang melingkar dilehernya. Sesekali Mino menarik nafasnya panjang, untuk menenangkan jantungnya yang berdetak dua kali lebih kencang.
"Sudah selesai," ucap Irene sambil menjauhkan jaraknya dari Mino. Namun Mino masih diam mematung menatap Irene.
"Ya!cepatlah bersiap!" Teriak Irene yang membuat Mino tersadar dari lamunannya.
Teriakkan Irene membuatnya buyar dari lamunannya. Kemudian, lelaki itu pergi ke meja yang berada di samping kasurnya untuk mengambil tas kerjanya. Mino pun langsung bergegas untuk pergi ke Kantor tanpa mengeluarkan sepatah kata pun kepada Irene.
Selepas Mino pergi, Irene langsung bersiap-siap untuk pergi berjalan-jalan dipinggiran kota London. Irene mengenakan baju tebalnya untuk mencegah angin dingin saat ia berjalan-jalan nanti, tidak lupa ia mengenakan syal yang dibawakan ibu mertuanya.
***
Kota yang sangat indah, Irene berjalan disalah satu kota yang terkenal di London. Ya, walaupun ia tidak terlalu fasih berbahasa inggris namun ia paham apa yang dikatakan orang. Langkah Irene terhenti disalah satu Cafe yang bergaya ala London itu. Irene pun mulai menginjakkan memasuki Cafe itu sendirian.
Matanya tampak tak bisa berhenti saat melihat seluruh isi Cafe ini adalah chocolate! makanan kesukaan Irene, ia bahkan sanggup untuk menghabiskan seisi chocolate di Cafe ini sendirian. Dengan perasaan senang, Irene langsung memesan beberapa dessert dan cake chocolate.
Seraya menunggu pesanannya datang, Irene memilih untuk mengutak-atik hp miliknya, berselfie ria di Cafe itu. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan Irene tiba. Pelayan Cafe itupun meletakkah pesanan Irene diatas meja dengan hati-hati, "thank you", ucap Irene sebelum pelayan itu pergi untuk kembali bekerja.
Dengan nikmat, Irene menyantap makanan itu dengan lahap. Tidak lupa ia mengambil jepretan singkat menu makanan itu, lalu mengirimnya kepada Mino. Ia ingin Mino merasa iri dengan apa yang ia dapatkan di London hari ini. Tidak seperti Mino, yang setiap hari bkerja dan bekerja tanpa henti.
Irene