Irene sibuk dengan vacum cleaner-nya, ya hari ini adalah hari minggu dan Irene harus membersihkan rumahnya. Sudah seminggu pernikahannya dengan Mino berjalan. Sekarang Mino memegang cabang perusahaan appa-nya, yang berarti Mino sekarang menjadi orang yang sangat amat sibuk.
"Irene-ah, baegeopa!" Seru Mino yang sedang duduk diruang tamu.
"Aish, tidak bisakah kau membantuku membersihkan rumah?" Balas Irene.
"Aniyo" lagi dan lagi Mino berperilaku seperti itu.
Irene menghempaskan vacum cleaner lalu berjalan menuju dapur untuk menyajikan makanan.
Ting tong!
Seketika bel rumah mereka berbunyi, dengan malas Mino berjalan untuk membukakan pintu. Dan...
"Eoh eommonim" seru Mino saat eomma-Irene bertamu.
"Aigoo, bagaimana kabarmu?"
"Masuklah eomma, kita ngobrolnya didalam saja" ajak Mino sambil menuntun ibu mertuanya masuk ke dalam.
"Eomma!!" Teriak Irene pecah saat melihat eomma-nya datang untuk bertamu. Irene pun langsung memeluk erat eomma-nya.
"Aigoo, kau seharusnya malu memeluk eomma seperti itu, kau bukan anak kecil lagi" canda eomma-Irene. Mino hanya duduk memperhatikan Irene yang tidak ingin lepas dari eomma-nya.
"Hem, jadi apakah ada tanda-tanda eomma akan mempunyai cucu?" Tanya eomma-Irene tiba-tiba membuat kedua pasangan itu menatap satu sama lain.
"Ehehe, aku rasa masih dalam proses eommonim," balas Mino yang diiringi dengan kekehan kecil.
"Mwo?!" Seru Irene saat Mino mengatakan hal yang tidak mungkin terjadi.
"Aigoo kenapa kau berteriak seperti itu dihadapan suamimu" eomma-Irene memukul pelan anaknya itu.
"Ah gwenchana eomma, Irene memang seperti itu orangnya" jelas Mino sambil menatap ke arah Irene.
Keluarga kecil itupun asik bercanda bersama. Hingga akhirnya, eomma-Irene memutuskan untuk pulang.
"Ah kenapa eomma sebentar saja kesini" ucap Irene sambil mengguncangkan tubuhnya layaknya seperti anak kecil.
"Aigoo Mino-ah, eomma harap Irene akan menjadi seorang eomma biar sikap kekanakannya hilang" jelas eomma-Irene.
- - -
Irene menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Hari ini ia merasa sangat lelah, karena harus membersihkan rumah sendirian. Yang benar saja, Mino sama sekali tidak ingin membantunya.
"Irene-ah kajja" ucap Mino tiba-tiba.
"Eodiga?kau saja aku lelah" tolak Irene sambil memejamkan kedua matanya.
"Irene-ah jebalyo,"
"Arasseo arasseo, tolong bangunkan aku, aku sangat malas berbangun" canda Irene. Mino pun berjalan menghampiri Irene, lalu duduk ditepi kasur. Mino menarik kedua kaki Irene dan membuat Irene tertarik seperti akan terjatuh dari kasur.
"Eomma!!!!" Teriak Irene saat Mino menarik kedua kakinya.
"Lihatkan?aku sudah membangunkanmu. Cepatlah bersiap-siap, pakailah jaket tebalmu hari ini akan turun salju" jelas Mino lalu pergi meninggalkan Irene dengan wajah seperti orang jantungan.