Pagi. Tepat pukul 8. Irene terlihat sudah siap untuk pergi ke rumah orang tuanya dan juga mertuanya. Mino juga terlihat sudah siap untuk pergi.
"Kajja," ajak Mino yang langsung berjalan menuju mobil, diiringi Irene dibelakangnya.
Mereka berdua pun memasuki mobil bersama lalu berangkat menuju rumah orang tua Mino terlebih dahulu.
- - -
Sekitar 20 menit perjalanan dari rumah, akhirnya Mino dan Irene tiba di rumah orang tua Mino atau rumah mertua Irene. Irene membuka pintu mobil duluan, kemudian disusul oleh Mino.
Irene terlihat sangat nerveous karena ini pertama kalinya ia mengunjungi rumah mertuanya, apalagi ia sendirian tidak bersama orang tuanya.
Pintu rumah sudah terbuka duluan, terlihat sanak saudara Mino sudah tiba dan juga teman-teman eomma-appa Mino. Irene dan Mino mulai memasuki rumah bersama.
Mino memasuki rumah duluan, lalu Irene mengiringinya dari belakang dengan wajah yang sedikit gugup.
"OPPA!" seru salah satu keluarga Mino, yang tidak lain adalah sang adiknya perempuannya. Mino pun langsung berlari memeluk sang adik perempuannya itu.
"Eh?eonnie, kenapa kau berdiri disitu ayolah masuk" ajak adik Mino.
"Ah gwenchana,"
Beberapa saat kemudian, eomma-appa Mino datang menghampiri kedua pasangan yang baru menikah itu.
"Irene-ah, bagaimana kabarmu?" Sapa eomma-Mino yang langsung memeluk lembut menantunya itu.
"Baik, bagaimana dengan eommonim?" Balas Irene.
"Em eomma baik-baik saja,"
Keluarga besar itupun duduk bersama diruang keluarga untuk merayakan natal bersama-sama. Mino dan juga Irene terlihat sangat bahagia. Mereka merasakan perayaan natal ini lebih asik dari tahun sebelumnya.
"Eonnie, apakah sudah ada tanda-tanda?" Tanya dongsaeng-Mino yang melontarkan pertanyaan secara tiba-tiba didepan seluruh keluarga.
"Eh?tanda-tanda apa?" Balas Irene sambil melirik Mino yang terlihat malu.
"Aigoo...kurasa eonnie tidak paham, maksudku apakah eonnie sedang mengandung atau masih dalam proses?haha" ucapnya mencoba menjelaskan dengan diiringi kekehan kecil. Irene hanya membalas dengan senyuman tipis, ia tak tau apa yang harus ia katakan.
"Kami sedang melakukan proses, jadi jangan khawatir sebentar lagi kau akan mendapatkan adik bayi" ucap Mino angkat bicara. Irene menatap Mino dengan wajah yang sangat mengerikan.
Sekitar satu jam mereka berada disana, akhirnya Mino dan Irene berpamitan untuk pergi.
Sekon kedua, mereka mengunjungi rumah kediaman orang tua Irene. Sudah terlihat banyak orang disana, bahkan terlihat keluarga jauh Irene juga datang untuk bertamu kerumah Irene.
Mino memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Irene. Jujur, Irene ingin cepat-cepat turun, lalu berlari memeluk eomma-appa nya.
Mino sudah selesai memarkirkan mobilnya, Irene langsung membuka pintu mobil lalu berlari menuju rumah, bahkan ia sampai meninggalkan Mino yang masih berada didalam mobil.