Page 25

902 100 7
                                    

Sabtu, 13 Juni

Aku bermimpi kemarin malam. Ada seorang laki-laki datang menghampiri ku, dan menggenggam tangan ku erat seperti ingin selalu bersama ku.

Saat laki-laki itu menggenggam tangan ku erat, entah mengapa semakin ia menggenggam nya, aku terlihat seperti merasakan sakit di sana.

Lalu aku melepaskan tangannya, dan laki-laki itu hilang ketika air mata ku menetes.

Maksud dari mimpi malam itu apa? Itu sama sekali tidak masuk akal.

Aku bahkan tidak mengerti. Mengapa wajah laki-laki itu tidak ada? Aku ingat semuanya, tapi tidak dengan wajah laki-laki itu.

Mengapa aku mencoba melepaskan genggaman tangannya? Lalu mengapa mimpi itu terlihat sangat menyakitkan bagi ku?

-/-

"Tzuyu?"

"Anak ini benar-benar stres ternyata,"

"Sial, tsk." Aku mendesis kasar ketika Yoongi berusaha menghilangkan konsentrasi ku untuk mengigat wajah laki-laki dimimpi ku tadi malam.

"Banyak pikiran?"

Aku tetap diam sambil terus memegang pelipis ku.

"Apa dia terus masuk kedalam pikiran mu?"

Lagi-lagi aku tidak membalas pertanyaan Yoongi.

"Bagaimana dengan Nayeon?"

"Ya! Bisa tidak kau memikirkan aku saja ketimbang mereka berdua?!"

Yoongi bisa gila rasanya jika seseorang tidak membalas rasa penasarannya.

"Pfff... BHAHAHA" Tawa ku keluar, otak ku kacau untuk berkonsentrasi dan itu dikacaukan oleh perkataan weird, seorang Min Yoongi

"Aku selalu memikirkan dirimu Yoongi, tenang saja." Aku masih tertawa. Walau aku melihat wajah Yoongi yang ingin sekali membunuh diriku.

"Kau ingin mati?"

"Kalau aku ingin mati, aku tidak bisa memikirkan dirimu."

"Kau benar-benar!" Yoongi mengacak-acak rambutnya. Ia frustasi dengan perkataan nya sendiri. Lebih tepatnya ia ingin menarik perkataan memalukannya tadi.

"Baru pertama kali ini aku melihat kau bercanda sangat lucu, aku sampai tidak bisa berhenti untuk tertawa. Hahaha.."

"Teruslah tertawa, Tzuyu Chou."

Aku benar-benar tidak bisa mengontrol tawa ku sendir lagi. Hingga akhirnya tawa ku terhenti ketika mendapatkan satu notif pesan dari ponsel.

"..." Sunbae: apa kau besok tidak ada jadwal?

"..." Sunbae: jika tidak ada, besok boleh aku mengajak mu keluar?

Aku terdiam ketika membaca pesan dari seseorang. Seseorang yang membuat diriku tidak menyangka jika seseorang itu adalah Sunbae.

Yoongi mulai bingung melihat diriku yang tadinya seperti orang gila, kini diam mematung ditempat.

"Kau menyeramkan, serius..." Yoongi ingin pergi rasanya, namun langkahnya terhalang ketika aku memanggil namanya.

"Yoongi..."

"Tolong cubit aku."

"A-apa?"

"Kubilang cubit!" Yoongi langsung menghampiri pipi ku cepat, dan mencubitnya cepat juga, namun meninggalkan perih dipipi ku.

Itu membuat ku berteriak, dan memukul tepat kepala Yoongi balik.

"Dia mengajak ku keluar besok."

"Siapa?"

"Dia, Sunbae itu."

"A-aapa?" Wajah Yoongi memperlihatkan jika dirinya sama sekali tidak percaya, sama dengan diriku yang tidak mempercayai apa yang barusan aku baca.

Apa aku berhak bahagia?

orang yang kusuka, yang dulu ku harapkan untuk mengajak ku keluar sekarang menjadi nyata?

Tentu saja. Aku berhak bahagia.

Aku akan keluar dengannya besok!

Dear Sunbae +tzuyu,who? (BTS member) [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang