Chapter 5

74 13 0
                                    

.
.

Pria tampan berbahu lebar itu semakin mempercepat langkahnya disepanjang koridor sekolah. Matanya bergerak liar berkeliling area. Sesekali ia melempar senyum mempesona kepada siswi yang memandangnya dengan tatapan kagum dan setengah berbisik.

Tak menghiraukan tatapan sinis dari beberapa siswa yang tidak menyukainya.

Langkahnya begitu tergesa, menuju lantai atas kelas tiga.
Sesaat netranya menangkap plang dengan tulisan kelas 3B, ia memperlambat langkahnya dan segera memasuki ruangan itu.
.
.
.

"Bagaimana dengan wajahmu?"
Yoonra sedikit meringis melihat luka lebam di wajah Yoongi. Ia jamin pasti pria yang tengah berdiri didepannya ini sedang tidak dalam keadaan baik.

"Gwaenchana." Jawab Yoongi setengah bergumam. Luka disudut bibirnya masih terlihat begitu jelas, terdapat sobekan kecil disana.

"Maaf." Yoonra bergumam lirih namun dapat Yoongi dengar dengan jelas dalam suasana hening didalam kelas seperti ini.

"Kenapa meminta maaf?" Suara berat Yoongi terdengar.

"Karenaku, kau jadi begini." Yoonra menunduk dalam. Wajah Yoongi yang dipenuhi luka lebam sungguh membuatnya merasa bersalah. "Maaf."

Yoongi tersenyum samar. "Berhenti meminta maaf."

Yoonra sedikit mengangkat wajahnya agar dapat menatap manik Yoongi.

"Mulai detik ini kau hanya perlu menjauh darinya, itu sudah cukup." Ujar Yoongi sepelan mungkin.

"Apa?"

"Aku hanya ingin melindungi sahabatku dari orang asing."

Yoonra terdiam. Wajahnya jelas sekali menampilkan ekspresi bingung. Tak mengerti maksud pembicaraan Yoongi.

"Kau sanggup?" Tanya Yoongi pelan. Tatapannya berubah serius seiring jarak mereka yang perlahan semakin menipis.

"Menjauhinya? Siapa maksudmu?" Yoonra masih dalam mode bingung. Ayolah, ia tak mengerti jalan pikiran Yoongi.

"Pria yang telah melukai tanganmu." Yoongi meraih pergelangan Yoonra, plester hitam miliknya telah berubah menjadi warna biru bermotif bunga geometris. "Pria yang berkelahi denganku kemarin."

"Maksudmu, Taehyung?" Jemari Yoonra tersimpan dalam genggaman hangat Yoongi. Pria itu semakin menatapnya dalam kemudian mengangguk cepat. "Tapi, dia tetaplah teman kita."

Yoongi mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Teman?" Yoongi terkekeh kecil mengingat bibirnya masih terasa kebas untuk bergerak. "Tidak antara aku dengannya."

Garis kerutan didahi Yoonra tercetak tipis. "Aku tidak tahu apa masalah kalian." Dapat dirasakan genggaman Yoongi semakin mengerat. "Tapi berikan aku alasan yang masuk akal agar aku bisa menuruti katamu."

Yoongi menghembuskan nafas panjang. Ia berkedip. Mencoba memberi jawaban agar dapat diterima oleh gadis yang kini semakin menatapnya bingung. Tak selang beberapa lama, dada Yoongi bergerak naik turun. Matanya memerah serta sorot pandangnya sulit diartikan. Bibirnya sedikit bergetar. Ia tak mampu menjelaskan alasan kepada Yoonra.
Lebih tepatnya, ia belum siap menceritakan masalahnya dengan Taehyung. Ia berpikir sekarang belum saatnya Yoonra mengetahui semua tentang dirinya. Ia hanya ingin Yoonra tidak berada didekat Taehyung saat dijangkauan matanya. Itu saja.

"Yoon, kau baik-baik saja?" Ibu jari Yoonra bergerak lembut, mengusap punggung tangan Yoongi yang masih menggenggamnya erat. "Kau tidak ingin berbagi denganku hm?"

Yoongi mengerjap. Mendapati Yoonra melempar senyum tipis padanya. Yoongi tak tahu harus memulai kalimatnya dari mana. Pikirannya berputar kemasa lalu yang membuat batinnya terasa semakin sesak. Bagaimanapun juga menceritakan semuanya sama saja dengan membuka kisah pribadinya dengan sahabat secara tidak langsung.

Selfish (loving you?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang