Chapter 2

147 18 2
                                    

Yoonra tersentak kala hazel miliknya menangkap sosok pucat dihadapannya.
Pria itu tampak begitu tinggi jika dilihat dari jarak sedekat ini, kepala Yoonra saja hanya sepadan dengan dada Yoongi.

Selama dua tahun lebih Yoonra disatu ruangan yang sama dengan Yoongi, saling mengenal satu sama lain, menghirup udara yang sama, belajar materi yang sama, hampir setiap hari bertemu, tapi ini pertama kalinya ia bertatap muka dengan jarak sedekat ini, bahkan sekedar menyapa saja tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.

Ini adalah hal paling langka jika Yoongi tiba-tiba mengajaknya berbincang. Yoonra tahu tentang Yoongi walau sedikit, jika Yoongi adalah orang yang sungkan bercengkerama dengan sembarang orang. Temannya saja hanya beberapa yang terlihat jika bersama dengan pria itu.

Aroma maskulin dari tubuh bidang didepannya seolah menghipnotis kesadaran Yoonra, membayangkan berbagai reaksi para siswi lain jika mungkin mereka sedang berada diposisinya sekarang. Tapi aneh, mengapa dirinya tidak merasakan apapun.

Reaksi Yoonra tidak seperti para gadis labil pada umumnya, seringkali ia lihat ada yang berteriak, tersenyum lebar, salah tingkah atau bahkan ada yang sampai pingsan jika tengah menyaksikan Yoongi mendrible benda berwarna orange tua lalu memasukkan kedalam ring dengan gerakan sempurna sehingga mencetak skor untuk timnya.

Yoonra berfantasi ria, fikirannya melayang entah sampai kemana. Antara memikirkan betapa berlebihannya para gadis itu dalam mengekspresikan kekaguman mereka, atau mungkin membayangkan wajah Yoongi dengan tubuh bermandikan peluh di tengah lapangan basket. Entahlah, hanya Yoonra yang tau.

"Hei?"

Sebuah telapak tangan bergerak didepan wajah Yoonra, seketika membuyarkan dari lamunan singkatnya. Seketika ia mengerjap, pandangan mereka bertemu. Dapat Yoonra lihat manik tajam Yoongi berbalas menatapnya dengan sorot yang sulit diartikan.

"Sekarang jam ujian kan?"

Ulang Yoongi sekali lagi. Sebelah alisnya terangkat seolah mengiginkan jawaban dari Yoonra mengapa ia bisa keluar dari kelas secepat ini seperti dirinya. Sebenarnya Yoongi tidak peduli, tapi melihat Yoonra terkekeh secara tiba-tiba saat melamun tadi membuat ia ingin mengorek informasi apakah gadis itu baik-baik saja.

"Ya betul, jam ujian!"

Sorak Yoonra seketika. Mata binarnya seolah memancarkan keceriaan disana. Bahkan kekehan ringan sempat Yoongi dengar dari bibir gadis itu.

Yoongi tahu dengan sifat teman sekelasnya itu memang tipe gadis yang hiperaktif, ceria, hobi bercanda dan suka membuat suasana kelas menjadi terasa lebih hidup. Tapi dibalik sifat jahil Yoonra tersimpan mesin pengetahuan dan memori pengingat yang super tajam. Mengingatkan Yoongi bahwa gadis yang bertampang kekanakan ini adalah salah satu musuh terbesar Yoongi dikelas. Musuh dalam arti mengejar nilai untuk mendapatkan peringkat teratas.

Meski Yoongi lah yang selalu mendapat gelar nomor satu dikelasnya serta mempertahankan posisi itu selama dua tahun ini adalah prioritas utamanya.

Salah satu hal yang membuat Yoongi semangat untuk memperbaiki reputasinya sewaktu kelas satu dulu, saat ia terlihat payah dalam hal melaksanakan ujian dengan tidur. Tetapi melihat Yoonra si peringkat dibarisan nomor dua ini sedang berdiri dihadapannya disaat jam ujian masih berlangsung, seakan lampu merah peringatan untuk waspada memberontak dibenak Yoongi.

"Apakah kau sudah selesai dengan soal-soalmu?" Tanya Yoongi seolah mengintimidasi, namun ia tetap berusaha untuk menampilkan wajah tenangnya.

"Belum." Rona ceria Yoonra mendadak pudar berganti menjadi ekspresi jengah. Membuat Yoongi semakin mengangkat sebelah alisnya serta kerutan didahinya tercetak tipis. Mengapa ia bisa berada diluar kelas begini.

Selfish (loving you?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang