Desir angin menembus kulitku. Pagi ini cuacanya cukup bersahabat denganku. Ku lihat banyak nya orang yang mengunjungi taman ini. Perlahan memoriku teringat akan seseorang. Dulu kami sering menghabiskan waktu di tempat ini.
Setiap kali aku mengunjungi taman ini , entah mengapa aku selalu teringat dirinya. Tempat ini seakan menjadi saksi bisu antara aku dan dirinya. Dersik ini memperdalam ingatanku bersamanya.
Aku selalu mencoba untuk melupakannya. Namun entah mengapa, dia sangat sulit untuk enyah dari pikiranku. Entah terlalu cinta atau terlalu bodoh, tak bisa di pungkiri kalau aku masih sangat menyayanginya. Aku tahu ini konyol, tapi itu lah yang aku rasakan.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku. Aku pun menoleh, dan mendapati dirinya sedang tersenyum kepadaku.
"Hai," sapanya.
Apakah ini nyata? Untuk apa dia datang kemari? Untuk memulai semua nya dari awal? Ah kurasa itu tidak mungkin.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Aku sungguh tidak menyangka dia ada di sini sekarang. Aku takut jika itu hanyalah silap, tapi ini nyata.
Perlahan dia mendekat ke arah ku.
"Aku merindukanmu," ucapnya.
Dia semamin mendekat ke arahku, dan aku masih tidak berkutik. Lalu dia memelukku. Pelukan ini, pelukan ini masih sama. Aroma tubunya yang selama ini ku rindukan kini tercium kembali.
Tak terasa air mata mulai membasahi pipi ku. Aku tak tahu apakah aku harus senang ataukah sedih.
Aku pun menutup mataku, mencoba merasakan semuanya, aroma tubuhnya, perlahan mulai menghilang. Pelukan hangatnya, perlahan mulai mengendur. Lalu aku pun membuka mataku. Mataku menyapu ke seluruh penjuru taman. Tetapi aku tak mendapatinya. Tadi hanyalah sebuah ilusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBEL'S GAME
RandomIni adalah kumpulan hasil game yang dilakukan oleh member RebellionID.