Aku merenung dalam diam. Menatap segala kendaraan yang melintas. Dersik menusuk dalam relung jiwaku. Menyadarkanku pada sebuah dosa yang duku kulakukan. Aku mencampakkan seorang yang berjasa dalam hidupku.
Kini hanya penyesalan yang kuterima. Dia pergi takkan kembali. Sampai kiamat berujung. Ya, aku tau semua salahku. Meninggalkan dia demi kebahagiaanku. Mengingat itu semua membuat jantungku berhenti berdetak. Ungkapan semua memori dalam elegi. Mengungkap setiap janji dalam rangkaian masa lalu.
Janji yang terpatri namun tak mungkin dijalani."Maafkan aku, kini aku merindukanmu pelukanmu."
Tangisku pecah dalam diam dan delusi tentang dirinya.Aku sangat menyesal. Meninggalkanya dengan serpihan luka dan kecewa yang membekas. Aku semakin sesenggukan menatap sebuah guratan tinta di secarik kertas lusuh.
"Relakan dia, dia sudah tenang disana. Dia tak marah padamu, karena dia tahu itu hanya sebuah kesalah pahaman."
Aku menoleh kepada kakakku. Menatap nanar dangan penyesalan mendalam.
"Apakah engkau tahu kak? Aku sudah menyakitinya dengan setiap kata yang keluar dari mulutku."
Kakakku memelukku di tengah dersik angin. Kini semakin dingin dan semakin membuatku terluka dan menyesal.
"Kak, jika waktu berputar kembali kearah yang dulu. Aku hanya berharap, aku bisa membahagiakannya."
"Sudahlah tak apa, ini sudah takdir. Kita hanya bisa pasrah dalam kumparan waktu dan takdir."
Aku berhenti menangis dan tercenung. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
"Maafkan aku ibu, aku dulu mengecewakanmu dengan semua tingkahku. Aku akan selalu berdoa untukmu. Agar kau bahagia disurga."
KAMU SEDANG MEMBACA
REBEL'S GAME
RandomIni adalah kumpulan hasil game yang dilakukan oleh member RebellionID.