ALPHA

10 3 0
                                    

Nama: KhansaAz

Percayakah ada tahun 3003? Kalau iya, kalian pantas membaca cerita ini.

Kaum manusia adalah kaum yang tertindas pada zaman ini. Bagaimana tidak, berjuta robot datang ke bumi untuk meluluh lantahkan populasi manusia. Mereka ingin mmenguasai dunia ini. Dan seluruh alam semesta.

Manusia juga tak ingin kalah oleh para rangkaian kabel yang menginjak harga diri mereka. Maka kaum terpelajar dan puluhan ahli teknologi berkumpul pada satu tempat. Zylfo tempat mereka membentuk suatu benda yang akan dipersiapkan untuk melawan para robot.

Robot penguasa juga punya cara untuk membodohi para manusia. Mereka membuat peluru khusus untuk gumpalan daging seperti manusia. Mereka namai zhox. Peluru zhox hanya bisa menembus kulit manusia, tidak berlaku bagi robot.

Mengetahui rencana para robot serakah itu, manusia membanting stir untuk membuat sebuah Alpha. Robot yang mempunyai akal juga perasaan seperti manusia. Juga bertubuh besi dan rangkaian kabel macam robot.

Pada saat ini, mereka --kaum manusia dan robot-- masih mempersiapkan segalanya dan menunggu hari itu datang. Hari yang mustahil masih ada kehidupan setelahnya.
***

"Coba kau kerahkan ahli komunikasi kita. Panggil Recha untuk mencobanya." Titah seorang petinggi kaum manusia di Zylfo.

"Baik, prof."

Tak lama, perempuan dengan penampilan macam laki-laki menghampiri profesor. "Ada apa, prof?"

"Kau punya bakat hacker bukan? Coba buka pertahanan lawan."

Recha menggaruk tengkuknya, "Maaf prof, tapi--"

"Recha akan melakukannya." Ucap lelaki angkuh yang berdiri di sebelahnya.

Dari dulu, Recha benci sekali pada Andrew. Menurutnya Andrew kebanyakan omong, tapi gak pernah beraksi. Recha sendiri menganut talk less, do more.

"Baik."

Recha mulai mengetikkan beberapa huruf yang mungkin tidak dimengerti oleh remaja sebayanya. Dengan umur yang masih muda, Recha pernah masuk ke sisitem pertahanan robot bedebah itu. Walau setelah itu dirinya dipenjarakan, tapi itu tidak lama.

Tercetak jelas tulisan 'ERROR' dengan warna merah memenuhi layar monitor. Recha menghela nafas lelah, kali ini pasti robot bedebah itu sudah hafal aksinya. Karena kebodohannya, Recha ditertawakan oleh Andrew. Recha menatap sinis Andrew, yang dibalas cowok itu dengan seringainya.

"Maaf, prof. Kali ini saya mengecewakan." Ujar Recha dengan sedih.

Profesor mmenepuk bahunya pelan, "Tak apa. Mungkin kau terlalu kecil untuk menghacker pertahanan robot yang sudah meningkat dengan cepat. Aku punya hal lain yang harus kau kerjakan."

"Apa itu, prof?" Tanya Recha dengan penasaran.

"Tangani Alpha. Terutama si pemimpin, dia Jeff. Masalah Alpha aku serahkan kepadamu. Jangan mengecawakan kepercayaanku."

Tentu saja Recha senang, ia mempunyai mainan baru sekarang. "Baik, prof. Aku sangat berterima kasih." Recha menjabat tangan profesor. Sementara Andrew mendelik tak percaya.

"Bagaimana bisa dia--"

"Aku percaya padanya. Sebaiknya kau kembali bekerja Andrew, sebelum robot itu memakanmu." Canda profesor. Recha hanya terkikik, sementara Andrew menatap tak percaya. "Baiklah, prof."

Sementara Andrew kembali ke ruangannya, Recha membisikkan sesuatu pada prof. "Terima kasih, Ayah." Profesor tersenyum, "Sama-sama, nak."
***

"Pak, menurut informasi, para manusia membuat robot juga untuk mengalahkan kita. Kita harus bagaimana, zhox tidak bisa menembus kulit robot macam kita."

REBEL'S GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang