Pagi ini adalah hari senin, hari dimana semua aktivitas dilakukan, jalanan kian memadat yang memperlambat laju kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan, tapi sekarang lebih padat.
Ara dan Arvi sampai di gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, terlihat Daniel diatas motornya sambil memainkan ponselnya.
"Daniel kenapa ga masuk?" tanya Ara, cowo itu memandang teduh Ara.
"Gue telat dikunci deh.."
"Sama dong." jeda Ara "M-mm ka ini temen sekelas gue namanya Daniel" kenal Ara.
"Bro, gue Arvi kakanya Ara" ucap Arvi sok akrab.
"Hai ka, gue Daniel temen Ara" jawab Daniel, berjabat tangan.
"Temen apa temen nih" ucap Arvi, tersenyum jahil.
"Temen kak, ish." Ara mendorong bahu Arvi, malu.
"Gimana caranya kita bisa masuk sekolah ka?" tanya Ara,
"Manjat ajalah, motornya simpen diwarung sebelah." usul Arvi.
"Wah! kakak kelas gak bener nih, tapi usulnya leh ugha!"
"Boleh deh kak, gue ikutan juga ya." ucap Daniel, menyalakan kembali mesin motornya.
Mereka menitipkan motor di warung yang biasa menjadi tempat parkir siswa yang ketelatan. Kemudian berjalan menuju tembok belakang sekolah yang pendek memudahkan siswa membolos dan masuk secara bebas.
"Dan, lo duluan deh naiknya" suruh Arvi yang mendapat hormatan darinya.
Daniel menaiki tembok dengan mudah dan turun dengan selamat.
"Udah, aman dibawah!" teriak Daniel dari tembok seberang.
Kemudiam Ara menaiki temboknya dibantu oleh Arvi.
"Ka takut jatuh!" ucap Ara menutup matanya."Enggak apa apa, cepetan."
"Daniel pegangin!" sedetik kemudian, terdengar suara.
Brukk..
Dengan segera Arvi menaiki tembok dengan mudah, terlihatlah dua siswa yang sedang saling pandang di tanah, takut terjadi sesuatu, Arvi berdeham.
"M-mm m-maaf gue gak se-ngaja" ucap Daniel terbata-bata.
"Ga-papa, m-makasih"
"Udah deh mending kekelas sekarang dari pada dihukum! bye." ucap Arvi terkekeh sambil berjalan menuju kelasnya, sedangkan dua orang tersebut masih berdiam seribu bahasa.
.
Istirahat sudah lama berlalu tinggal menunggu jam pulang sekolah, murid-murid udah keliatan males banget, pengen rasanya cepet-cepet berbaring dikasur.
"Ara, tuh si Aldo nanyain mulu, kangen tuh bocah!" bisik Gilang.
"Kode padet bukan?"
"Hehehr, baliknya rumah kuy"
"Iye iye, bilang aja lo yang modus biar gue ke rumah lo?"
"Pengen banget dimodusin cogan?" ucap Gilang terkekeh, Ara kemudian balik ke arah Bila.
"Bil mau ikut enggak kerumah Gilang?" tanyanya.
"Sekarang?" jeda Bila, Ara mengangguk tanda iya. "gabisa, udah dijemput mamah, lain kali aja ya"
"Yaudah deh, siap jadi cabe nih hehe" kemudian mereka tertawa.
.
"Assalamualaikum, ibu oh ibu!" ketuk Gilang dipintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer ✔
Teen FictionAku mencintai kamu lebih daripada yang aku rasakan kemarin dan pasti aku akan mencintai kamu lagi besok dan seterusnya, selalu. Aku akan mencintai kamu dan berdiri untuk kamu bahkan untuk hal terburuk yang mungkin terjadi. 2017, radaffa.