14 'Falling In Love

2.3K 142 10
                                    

Berita jadiannya Ara dan Daniel tersebar seantero sekolah, gimana enggak hot news yang jadian itu ketua basket sama wakilnya yang sama sama mempesona. Belum lagi dua duanya famous, nasib dede gemesnya gimana ya?

Ara juga masih belum nyangka sih, akhirnya dia ngebuka hatinya sama orang baru. Dia berharap cowok yang dimilikinya akan menjadi yang terakhir, sambil membayangkan Ara senyum senyum sendiri.

Teman teman yang melihatnya enggak aneh lagi. Kalau lagi jatuh cinta dia emang suka terbang.

"Woi Ra, ketawa sendiri? waras lo?" ucap Gilang.

"Ih lo mah ganggu aja. Gue sedang dimabuk asmara tau sama si ayang."

"Nil, yakin ini cewe lo?" Daniel cuma terkekeh, ih lucu banget!

"Akuin aku dong..." rayunya.

"Udah ah lo mah kaya jablay aja, ini cepetan kerjain lah." Alan berujar.

"Iya bangs, tapi gue laper pengen makan dulu. Pengennya roti bakar hufft." cewek itu memegangi perutnya sambil menampilkan wajah melasnya.

"Aku beliin dulu." tanpa aba aba, Daniel bangkit dari kursinya.

"Ih padahal aku cuma ngomong, gausah Nil." balasnya sambil tersenyum yang buat siapa aja langsung falling in love.

"Udah gapapa, tunggu aja. Kalian catet dulu aja, gue udah sampe no. 15,"

"WOW AMAZING!" sorak kelima sahabatnya, terpukau.

"Lo makan apa sih Nil? jenius banget," ujar Devan.

"Pacar aku begitu menawan." puji Ara.

"Nil mau ga jadi pacar gue elah!?" Pinta Alan,

"Eh homo! itu cowok gue,"

"Udah ah berantem mulu, salin nyok!"

"Yuk!!" mereka menyalin jawaban yang telah cowok itu isi, sambil bersenandung tidak jelas, akhirnya salah satu dari mereka membuka pembicaraan,

"Pulang sekolah lo sama Daniel gaakan aman, duit lo bakal tekor sama kami. Ya, enggak?" Ujar Bila, tersenyum licik.

"Gue setuju, perut gue butuh dimanjakan." Alan membaringkan tubuhnya direrumputlan hijau khas sekolahnya,

"Ah gila lo, gue kasih serebu mau?" Ara berdecak kesal, pajak jadian gausah mahal kan?

"Yang bener aja!? parkir aja goceng!" Sarkas Devan, menyadari mustahilnya tawaran Ara, tak lama dari itu Daniel datang sembari membawa bungkusan yang didalamnya terdapat roti bakar, pesanan Ara.

"Nih roti bakarnya, rasa coklat stroberi kan?" tanyanya sambil menyodorkan roti bakarnya.

"Ih kok kamu tau sih. Makasih ya Daniel,"

"Iya sama sama, makan dulu, baru ngerjain." suruh Daniel, kembali duduk disebelah gadisnya.

"Siap my future husband," jawab Ara, sambil mengedipkan sebelah mata.

"UWEKKKK!" Alan pura pura jijik melihat Ara seperti itu.

"Kenapa lo, parkinson?" tanya Gilang, menyadari Alan bertingkah seperti itu.

"Nil, sebagai tanda jadian pasti lo ngerti kan maksud kita," Ujar Alan, sambil menautkan kedua jarinya,

"Lo mau minta PJ gitu? makan cilok gopean mau?" tanyanya,

"Elah, yakali cuma cilok sih. Berkelas dikit kek!?" sarkas Alan tak terima, kemudian ia hanya terkekeh melihat wajah sahabatnya murung

"Yaudah tenang aja, pulang sekolah perut kalian aman."

Closer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang