20 '1 Year Later

2.1K 104 6
                                    

Seiring berjalannya waktu, mungkin tak ada yang berubah tapi sebuah liku persahabatan-percintaan berubah.

Dikelas duabelas ini mereka mulai berfikiran luas, dari mulai lanjut studi, pacaran, kerja, nikah, sampe punya anak mereka jadikan topik pembicaraan.

Devan dengan Rena yang awet hingga diperujung kelas 12 ini.

Gilang yang masih asik menjomblo, dia selalu bilang "Ada saatnya kalian tau cewek inceran gue."

Alan dan Bila yang mulai terlihat pendekataannya. Tapi pendekatannya ituloh.....gumoh.

Serta Ara dan Daniel yang tetap berpegang teguh pada ucapan mereka...... alay.

Selama setahun kemarin, memang semuanya masih terlihat sama tapi dikelas 12 ini mereka sadar akan kedewasaan yang harus mereka terapkan dalam mengambil suatu kesimpulan. Bukan karena gaya tetapi keharusan mereka untuk melangkah menuju jenjang yang lebih tinggi.

Hidup kadang penuh drama, tapi tanpa kita sadari drama itu memiliki arti.

Takdir, tuhan sudah mengatur garis takdir kita sejak kita lahir, jadi jangan salahkan seseorang atas suatu peristiwa karena itu merupakan skenario yang tuhan ciptakan.

Cinta, kata orang cinta itu rumit. sebenarnya cinta itu tidak rumit, karena kerumitan itu timbul oleh pribadi kita masing masing, jika tidak rumit sebuah kehidupan asmara terasa membosankan.

'Nothing is possible', tak semua hal yang dapat kita terjemahkan atau kita artikan. Kadang suatu hal yang mustahil itu tidak masuk akal. Tapi jika tuhan sudah berkehendak. Apapun akan terjadi bahkan untuk hal yang tidak mungkin.

Tepat disaat pulang sekolah pukul 12 siang, seluruh siswa bubar dari kelas tapi mereka tertahan saat hujan tiba tiba mengguyur seluruh kota. Yang pada akhirnya rencana mereka gagal akibat hujan.

Begitupun gadis berkucir kuda itu yang duduk dikantin sambil memdengarkan musik dari earphonenya dan memandangi hujan 'kadang kalau hujan gini suka keinget kenangan sama mantan' pikirnya.

Suara geseran kursi terdengar jelas ditelinganya, wajahnya langsung membalik sosok laki laki tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya yang membuat siapun yang melihatnya gemas.

"Kamu kemana aja sih? lama banget di wcnya?"

"Maaf tadi ngobrol dulu sama temen."

"Huft, ini kita kapan pulangnya kalau hujan gaberhenti henti?" cemberutnya.

"Udah nikmatin aja dulu, hujan itu berkah loh." jawabnya sambip menyandarkan kepalanya pada pundak Ara.

"Yah modus, bilang aja mau berduan sama aku! hhh gombal."

"Ya gapapa dong, orang sama pacar sendiri."

"Genit ya sekarang." Ara mencubit hidung Daniel.

"Nih pake jaket, emangnya kamu gak dingin. Nanti sakit lagi." ucapnya sambil menyibakan jaketnya pada Ara.

"Itukan jaket kamu, aturan kamu yang pake dong.."

"Jaket aku jaket kamu juga, karena hati aku hati kamu juga..hihihi"

"Gumoh dahh gue." pekik Ara jijik mendengar penuturan Daniel.

.

23.37

Berada di sebuah Bar itu bukanlah hal yang aneh bagi beberapa orang, tapi tidak dengan cowok berjambul itu rasanya sangat menjijikan, apalagi melihat wanita wanita yang haus akan belaian, laki lakipun bisa menilai bahwa ia termasuk deretan wanita murahan.

'Cih, kalau gak gara gara si anjing, gue gak bakal kesini' batinnya.

Seorang waitress menawarinya sebotol minuman beralkohol tapi dengan sigap ia menolaknya, ia hanya memesan segelas orange juice.

Orang yang ditunggu tunggu akhirnya datang dan langsung mengundang perhatian para wanita kurbel tersebut.

"Jadi mau lo apa?" tanyanya langsung

"Santai dulu bos, kita hura hura dulu." Ucapnya sambil menghisap rokok.

"Sori ya, gue gak mau waktu gue terbuang percuma untuk hal yang gak ada manfaatnya macem hidup lo." bak pisau, sedikit tapi tajam.

"Hidup itu harus dinikmati bro.--Gue pesen vodka 2!"

"Gue gak minum." balasnya.

"Hahahah,Lo jantan apa betina? minum aja gak pernah, takut dimarahin mama?"

"Anjing! mau lo apa sekarang?"

"Gue hanya pengen lo tau, kenapa lo selalu menyusahkan hidup gue?"

"Kenal lo aja enggak, napa lo yang kesusahan?"

"Dengan adanya lo disini, gue semakin jauh dari kepastian."

"Maksud lo apasih? ngomong apa ngitung debu? Tijel anjir"

"Ngelucu lo? tuh minum dulu." titahnya.

"Gue gak minum, dibilangin"

"Gue gabakal ngasih tau inti ini semua kalo lo belum minum satu botol itu."

"Anjing, napa perlu sih? ngaruh sama minuman ini?"

"Yak ngaruh."...buat permainan selanjutnya.

Tanpa ada persetujuan darinya, bagas memaksa minuman itu masuk kedalam mulutnya, hal pertama yang ia rasakan hawa terbakar dari tenggorokannya dibarengi dengan kenikmatan. Hal lain membuat kepalanya seperti akan pecah.

"Pertama, Gue salah apa sih?" Bagas menaikan sebelah alisnya.

"Salah lo, lo udah hadir di keluarga gue, ngalihin perhatian bokap gue, nyokap lo meres duit bokap gue, dan yang bakal terjadi lo ambil posisi gue sebagai anak kandung bokap gue. Udah ngerti?" pekiknya.

"Lo fikir kaya gitu, takut? kalau gue ngambil semua kekayaan bokap lo? ntar lo di depak dari keluarga ini?" Ucap sambil sedikit terkekeh.

"Gue sama sekali gak takut, karena yang gue takutin lo kena malapetakanya. Hahaha."

"Aduh ngeri banget, kalau udah kaya gini kayaknya bakal seru deh kedepannya." Bukan geram, ia malah menyalurkan emosi kepada lawan bicaranya.

"Lo dan nyokap lo cuma mau meres duit bokap gue doang. Gue tau tingkah orang haus harta tuh kaya gimana. Ya semacem lo berdua,"

"Gue udah kaya, tapi gue belum puas kayanya." Jawabnya.

"Niat jahat aja pasti tuhan bales, apalagi perilaku jahat." tutur Daniel, tapi tak membuat jera.

"Sorry, itu gak berlaku buat hidup gue."

"S-sampai kapapun gue gabakal masuk kejaring lo."

"Tunggu aja tanggal mainnya." Setelah itu ia tersenyum melihat lawan bicaranya itu telah berada dialam bawah sadarnya, sambil memanggil salah satu orang yang akan menjadi pemerannya.

...

I'm comeback, btw ini part awal masuk konflik sebenernya, jadi jangan bosen ya, didalam konflik ada konflik lagi yang buat kalian greget.

vomment yaa❤

Closer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang