▶play lagu sedih ya◀
Pernikahan seseorang yang tidak ditunggu cowok itu terjadi disebuah gedung mewah, disana juga ditemukan banyak para pejabat dan CEO yang sukses, tidak heran jika acaranya sangat mewah.Cowok itu hanya menatap nanar pemandangan yang ia lihat, ia merasa bahagia dan sakit secara bersamaan,
Beribu-ribu pertanyaan dan alasan ia simpan rapat-rapat dalam benaknya, ia rindu mama, tapi bukan mama baru.
Papa disana tampak begitu bahagia sambil menggenggam tangan wanitanya, penuh suka cita.
Pakaian yang ia pakai, segalanya hanya cover sempurna yang ia pakai, selebihnya kita tak tahu apa isi dalam hatinya,
Beribu ribu rutukan baginya hadir di acara ini, mengingat ia tak pernah setuju dengan semua ini.
Bagaikan pisau yang yang mengiris hatinya, sakit. Tapi tidak berdarah.
"Hey! Lo daniel?" sapa seorang pria dengan berpakaian jas.
"Iya, gue Daniel, lo siapa?" jawabnya, ia tidak mengenalinya.
"Masa lo gak tahu!? Gue kakak tiri lo. Kenalin nama gue Bagas Navare dan sekarang udah bertambah jadi Bagas Navare Wijaya, keren kan?"
"Oh iya, gue duluan." pamitnya, seakan muak dengan segala situasi dan aura yang ada di dalam hedung tersebut.
"Kita belum selesai bicara woi?! songong lo!" Cowok itu menggeram, menatap punggung lelaki yang telah mengubris ucapannya.
"Bodo amatlah, udah sah ini gue kakaknya, awas aja!" setelah itu cowok yang bernama Bagas itu menelusuri luasnya gedung mewah itu.
Berbeda dengan cowok berjambul itu, ia malah keluar dari acara dan memasuki mobil miliknya yang sudah terparkir rapih di jajaran mobil mewah lainnya,
"Anjing!" umpatnya sambil memukul stir, ia membuka aplikasi chat WhatsApp, lalu menekan beberapa huruf dari keyboard.
DanielAriq : Ra, ada waktu?
ArabellaH : Iya Nil, ada apa? mau ketemu?
DanielAriq : Iya, gue jemput.
ArabellaH : Oke, hati hati ya ngendarainnya☺
Read.
Dengan kecepatan penuh mobilnya menelusuri jalanan yang senggang, sambil bertanya pada diri sendiri, kenapa? kenapa? dan kenapa? semua ini harus terjadi.
Tak sadar, mobilnya sudah berhenti tepat di depan rumah Ara, ia keluar dari mobilnya kemudian menyalakan bel, berharap seseorang membukanya, sedetik kemudian seorang gadis berpakaian sweater itu membukanya langsung menyambut ramah cowok yang berada di depan matanya, tapi sorot kesenduan yang ia temukan ketika manatapnya.
"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir, tak berselang lama cowok itu mengeratkan pelukannya berharap ketenangan menyelimutinya.
"Aku butuh kamu," lirihnya,
"Kamu mau dimana? rumah aku atau diluar?" serbunya bingung.
"Maaf aku ganggu kamu, kamu bisa temenin aku?"
"Iya, selagi kamu jaga aku."
Mobil yang baru terparkir itu kembali dinyalakan kembali sang pemilik, ia fikir apartementnya tempat paling aman.
"Ra, kita ke apartement aku." ujarnya sambil menatap lawan bicaranya.
"Oke, selagi kamu gak macem macem aku setuju." Ucapnya sambil menyimpulkan senyumannya.
.
Mereka berjalan menuju apartement milik Daniel dan pintu apartemennya terbuka menampilkan ruang tamu, dengan segera mereka duduk di sofa,
"Kamu kenapa? cerita sama aku.." pinta Ara, tak sabar.
"Aku baru dari pernikahan Papa, dan aku belum ikhlas kalau kenyatannya aku punya mama tiri. " ujarnya, sambil memandang figura dihadapannya.
"Kamu harus ikhlas, semuanya bakal baik baik aja," Ara mengusap telungkup pacarnya dengan lembut, berharap memberikan ketenangan.
"Tapi, kalau papa udah nikah apa dia bakal peduli sama aku? berubah dari keegoisannya?" matanya beralih pada gadis dihadapannya, sendu.
"Hm, aku gatau jelasnya kenapa papa kamu bisa begitu sama kamu, bisa kamu kasih tau aku?"
"Ini udah lama sekitar delapan tahun yang lalu, tapi papa masih belum ikhlas atas kepergian mama, akhirnya dia begini sama aku.."
"Mama pergi saat dia nolongin aku yang mau ketabrak mobil, Mama yang ambil alih semua tubuh aku sampai akhirnya mama pergi ditempat itu juga.. Mulai saat itu papa mulai bersikap acuh, kasar, bahkan enggak peduli," Setetes air mata membasahi pelupuk mata Daniel, membuat Ara menatapnya sendu.
"Aku tahu kalau sebenarnya aku ini yang bawa masalah, harusnya aku aja yang pergi bukan mama, rasanya setiap papa kasar aku mau nyusul mama,," diakhir ceritanya, Ara tahu jika lelaki dihadapnnya itu bukanlah sosok yang sangat kuat, tapi dia sangat membutuhkan seseorang yang dapat berbagi duka,
"Alasan kenapa? kenapa? kenapa? di fikiran aku, sampai tega tuhan menukar takdir aku sama mama, aku rela jika tuhan kembalikan mama, dan menukarnya sama aku,, aku ga pernah mau hidup aku kaya sekarang." Ara menitikan air mata, sebegitu rapuhnya ternyata sosok yang ia anggap sempurna itu.
"Sssttt! kamu gaboleh ngomong kek gitu, gabaik Nil. Mama kamu rela ngorbanin nyawanya demi kamu, tapi niat kamu malah mau nyusul, takdir itu ditangan tuhan. Kita tidak akan pernah bisa mengelaknya," ucapnya dengan air mata yang telah membasahi pipinya,
"Tapi, kalau aja aku yang pergi papa bakalan hidup bahagia sama mama.. Dan aku gabakal ngerasa begini" lirihnya, seakan semua yang ia rasakan menjadi bebannya.
"Itulah namanya hidup, kita gak akan pernah tahu skenario yang tuhan ciptakan. Kamu jangan merasa sendiri, aku bakal selalu ada disamping kamu apapun yang mungkin terjadi,"
"Ra. I'm better with you by my side," Cowok itu menenggelamkan kepalanya dipelukan Ara, mencari ketenangan, karena hanya dia yang menjadi alasannya untuk bahagia saat ia merasa tertekan.
"Kamu harus berusaha buat papa kamu kembali, aku bakal selalu bantu kamu."
"Tunjukin kalau kamu ini perlu kasih sayangnya, buat Papa kamu bahagia, intinya jangan pernah buat dia kecewa." lanjutnya.
"Akan aku coba, meski seberat apapun takdirnya." jawabnya.
"Sorry buat kamu nangis, emang ini alay banget realitanya.." sambungnya dengan mata yang berkaca kaca, sambil menghapus cairan bening di pipi gadisnya.
"Kamu apaan sih? kalau kamu gakuat gausah gengsi gitu, aku tahu kalau kamu itu lagi dititik rapuh, aku bisa lihat dari sudut mata kamu--setidaknya menangis bisa buat kamu sedikit tenang dan melupakan masalah kamu. "
"Ra,.. aku mohon jangan tinggalin aku," Air mata itu akhirnya turun membasahi pipi tirusnya, sedetik kemudian gadis itu merengkuhnya dalam pelukannya, dan meyakinkan semua akan baik baik saja.
"Aku enggak bakal kemana mana, aku bakal selalu disini, sama kamu dan berdiri untuk kamu bahkan untuk hal terburuk yang mungkin terjadi." sambung Ara sambil mengeratkan pelukannya.
...
Semoga feelnya dapet ya☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer ✔
Fiksi RemajaAku mencintai kamu lebih daripada yang aku rasakan kemarin dan pasti aku akan mencintai kamu lagi besok dan seterusnya, selalu. Aku akan mencintai kamu dan berdiri untuk kamu bahkan untuk hal terburuk yang mungkin terjadi. 2017, radaffa.