Sick

750 90 14
                                    

Maaf karena lama bgt ngepostnya :"
Author bener2 sibuk jadi baru sempet bisa ngepost sekarang.
Jangan lupa vomentnya ya ;)
HIDUP DKYUJU...

Selamat membaca...

***

Suasana kelas pagi ini sangat riuh tidak seperti biasanya, karena ketidak hadiran guru Jung pagi ini kelas menjadi sangat riuh dengan teriakan anak-anak malas.

Sepertinya anak-anak itu benar-benar senang jika ada jam pelajaran yang kosong, tapi tidak untuk Seokmin dia sekarang tengah duduk terdiam di bangkunya sembari menatap lurus ke depan, sepertinya dia sedang merasa sangat kehilangan, bukan kehilangan mata pelajaran hari ini tetapi kehilangan sosok Yuna yang sedari tadi pagi belum terlihat batang hidungnya.

Perasaan khawatir pun mulai merasuki Seokmin, rasanya aneh dan berbeda saat Yuna tidak ada di jarak pandangnya dan Seokmin pun sudah hampir gila karena khawatir.

Bahkan dia tidak bisa mencari tau tentang kabar Yuna.

Seokmin ingin tau tentang keadaan Yuna sekarang, tetapi apa yang bisa Seokmin lakukan? Dia terlalu takut untuk mencari tau sendiri.

“Teman-teman…!!” seruan dari arah depan kelas membuyarkan lamunan Seokmin, ternyata itu adalah ketua kelas.

“Ada kabar buruk.. Teman kita Choi Yuna tidak bisa masuk sekolah karena dia sedang sakit, dan aku baru saja dapat surat dari ibunya” sang ketua kelas memperlihatkan sebuah surat kepada teman-temannya yang lain.

Deg..

Seokmin sudah seperti patung hidup sekarang, seluruh sarafnya seperti berhenti bahkan telinga Seokmin seperti berdengung, bahkan bibirnya terasa keluh tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah kesadarannya telah kembali, dengan langkah seribu Seokmin langsung berlari keluar kelas bahkan dia tidak mengidahkan panggilan Mingyu, Seokmin terus berlari dan harus melihat keadaan Yuna, dia hanya perlu memastikan bahwa Yuna baik-baik saja.

Yang ada di pikiran Seokmin saat ini hanyalah Yuna, sungguh perasaan khawatir Seokmin sudah mengalahkan segalanya, dia tidak peduli jika harus ketinggalan pelajaran selanjutnya.

Lama Seokmin terdiam di depan pagar rumah Yuna, Seokmin hanya menatap nanar pagar besi itu tanpa berani untuk memasukinya hingga seorang wanita paruh baya yang dia tebak pasti adalah ibu Yuna. Dan ibu Yuna pun sedikit terkejut mendapati Seokmin yang hanya berdiam diri di depan pagar rumahnya.

“Oh.. Kau teman Yuna? Kenapa tidak masuk saja kedalam?” ibu Yuna pun langsung membawa Seokmin masuk bersamanya, saat tau Seokmin memakai seragam yang sama seperti putrinya.

***

“Yuna-ya.. Ada temanmu yang berkunjung” ibu Yuna membuka sebuah pintu bercat putih. Dan disambut oleh senyuman Yuna yang masih bersandar di sandaran ranjang miliknya.

“Kalian bicaralah dulu, ibu tinggal sebentar ya?” ibu Yuna menepuk pelan pundak Seokmin, menginterupsi nya agar mendekat ke arah Yuna. Seokmin hanya membungkuk kepada ibu Yuna hingga beliau hilang bersamaan dengan tertutupnya pintu bercat putih itu. Seokmin maju lebih mendekat ke arah Yuna.

“Bagaimana keadaanmu?” Seokmin membuka suara meskipun dengan canggung.

Perlahan tangan Yuna terangkat menyentuh luka yang telah di tutupi oleh plester di pelipisnya.

“Hanya terbentur saja kok tidak begitu parah” Yuna terkekeh tapi ekor mata Seokmin tetap mengikuti gerak jemari Yuna yang juga di plester.

“Lalu jarimu kenapa?”

“Oh ini…” Yuna menunjukkan jarinya yang juga di plester.

“Terkena pisau saat aku membantu ibu memasak kemarin hehe”

“Ternyata Choi Yuna sangat ceroboh ya…” Seokmin mencibir dan dihadiahi pelototan tajam oleh Yuna.

“Jika kau kemari hanya untuk mencibirku, lebih baik tidak usah datang” Yuna mempoutkan bibirnya.

Yuna sedang kesal dengan Seokmin dia sudah sangat senang Seokmin mau menjengguknya, tapi jika adanya pria itu malah membuat Yuna kesal lebih baik Seokmin tidak usah menjengguknya.

“Aku belum selesai bicara Choi Yuna”

“Karena kecerobohanmu itu aku jadi selalu khawatir padamu” Yuna terdiam mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh Seokmin. Hanya ada satu kesimpulan yang mampu Yuna tangkap, bahwa Seokmin….

“Setelah mendengar kabar bahwa kau sedang sakit, aku langsung berlari kemari sampai aku lupa membawa ponselku” Seokmin tertawa karena kebodohannya sendiri.

“Kemarikan jemarimu” tangan kekar Seokmin menarik lembut jemari Yuna yang terluka lalu di tiupnya lembut, membuat wajah Yuna mendadak memanas karena perilaku Seokmin.

“Apa masih sakit?” Yuna hanya menggeleng pelan saat Seokmin memandanginya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Perlahan Seokmin maju mendekati Yuna hingga Yuna dapat mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh Seokmin.

Cup..

Seokmin mengecup lembut pelipis Yuna yang terluka, membuat Yuna membelalakkan matanya dengan aksi mendadak Seokmin.

“Cepatlah sembuh, aku ingin mendengar tawamu seperti biasanya” Seokmin tersenyum hangat seperti tidak ada yang terjadi antara mereka barusan.

Bahkan Seokminlah yang paling tidak menyangka bahwa ia bisa melakukan hal yang seperti itu.

Setidaknya sekarang perasaannya sedikit lega setelah tau bahwa Yuna baik-baik saja.

Fin

Andai aja seokmin kita seperti cerita di atas :"
Yah tapi kita mah cuma bisa berkhayal ya. dan aku tau ini bener2 dikit, maafkan kesempitan otakku ya.

Oh iya terima kasih ya yg udh setia nungguin lanjutan ff ini di post aku sampai terharu *usap ingus* ternyata banyak yg cinta sama dkyuju.
Masih banyak kisahnya mereka jadi mohon tetap sabar menunggu ya hehe authornya rada lelet soalnya. sampai bertemu di kisah selanjutnya
Seribu cinta untuk kalian yg udh rela kasih vomment :* :* :*

Dokyeom&Yuju StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang