9. Awal Sebuah Cerita Cinta

1.1K 62 1
                                    

Bel masuk berbunyi, menandakan bahwa pelajaran akan dimulai. Viona dan teman-teman telah duduk dengan rapi sambil menunggu guru mata pelajarannya datang. Sambil menunggu gurunya datang, Viona saat ini sedang bermain iPhonenya dengan earphone menyumpal telinganya. Sesekali Viona mengalunkan lirik ataupun nada dari lagu yang ia dengar. Merasa ia sudah bosan dengan iPhonenya, Viona beralih kepada buku novel fiksi yang ada di dalam laci mejanya.

Sepuluh menit berlalu tetapi guru mata pelajaran yang terkenal disiplin itu belum masuk juga. Ketua kelas, Vincent berdiri dan menuju ruang guru untuk mengecek kehadiran guru itu.

BRUK!!!

Viona masih asyik dengan kegiatan membaca buku sambil mendengarkan lagu. Tiba-tiba, ia dikagetkan dengan suara perempuan yang berteriak sambil menggebrak meja miliknya. Viona yang kaget akan suara itu, mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang berani mengganggu ketenangan yang telah dimilikinya.

"Lo apa-apaan sih?" tanya Viona marah.

"Jangan ganggu Fahril gue!!" kata perempuan itu sambil menunjuk Viona.

Viona terkekeh, "Lo siapanya dia? Gue aja gak kenal sama lo" kata Viona acuh.

"Gue pacarnya dia!" kata orang itu dengan lantang seakan bangga dengan ap yang dimilikinya.

"Trus?" tanya Viona

"Ya, lo jangan ganggu milik gue dong cabe" kata orang itu dengan menekan kata Cabe.

"Ramona, please udah ya?" lerai temannya yang tidak mau sahabatnya ini bermasalah.

Viona terkekeh, "Lo bilang gue apa? Cabe? Gak salah?"

Tangan cewek itu sudah siap menampar pipi Viona, tetapi ada satu tangan yang menahan kejadian itu. Dia Fahril, seorang cowok yang menjadi topik perkelahian ini.

Fahril menangkap tangan Ramona dan menghempaskannya diudara hingga terpelintir.

"Aww" jerit Ramona.

"Lo siapa? Gue gak pernah kenal sama lo dan stop anggap gue pacar lo" bantah Fahril.

Ramona dengan wajah sakitnya itu tertawa, "Gue. Pacar. Lo. Fahril" katanya dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Pergi atau gue yang bertindak kasar sama lo" ancam Fahril. Dengan cepat, Ramona itu meninggalkan kelas yang sudah menjadi bisu dan ramai karena kejadian itu.

Setelah Fahril memastikan perempuan yang bernama Ramona itu pergi, Fahril berbalik badan untuk mengecek keadaan Viona apakah baik-baik saja. "Lo gak kenapa-kenapa kan?"

"Jauhin gue dulu please" mohon Viona kepada Fahril. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ini kemauan dari seseorang yang sangat dicintainya. Dengan berat hati, Fahril pergi menjauhi Viona.

'Kenapa saat gue udah mulai mencintai lo, ada- ada saja perkara yang datang' batin Viona lirih.

Setelah itu, Fahril tidak pernah menampakkan dirinya di dalam kelas yang membuat Viona merasa kesepian.

-o0o-

Bel pulang berbunyi menyisakan teriakan gembira dari siswa didik di sekolah itu. Viona berjalan santai menuju gerbang depan berniat untuk pulang. Di perjalanan, ia berpapasan dengan Fahril yang sedang berjalan dengan teman temannya bergerombollah. Mereka lewat begitu saja, Fahril sempat melihat Viona tapi hanya dibiarkan. Hati Viona mencelos hingga ke perut. Teganya Fahril seperti itu kepadanya. Tetapi, Viona masih bisa mengerti apa yang sedang di alaminya.

Viona berjalan terus tanpa melihat kanan dan kirinya. Ia tidak mau melihat Fahril bersikap dingin kepadanya. Sesampainya di depan gerbang utama, Viona sibuk mencari taksi. Di dalam hatinya, ia berharap bahwa Fahril datang dan memberinya tumpangan. Ia tidak mau Fahril bersikap cuek seperti itu kepadanya.

"Taksi!!" panggil Viona saat ia melihat sebuah taksi melintas di hadapannya. Ia segera naik dan menunjukkan arah rumahnya. Di tengah perjalanan, Viona menerima sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal. Ia membuka pesan itu dan membacanya.

‘Sebentar gue jemput.

Jam 7 malam. Dandan yang cantik.

-Fahril.’

Tercetak sebuah senyum yang tulus di bibir Viona. Ternyata ada sesuatu yang spesial untuknya sehingga Fahril bersikap seperti ini kepadanya. 10 menit waktu perjalanan yang ia tempuh, cepat karena jalanan saat ini tidak macet.

Sesampainya di rumah, Viona masuk dengan ceria. Tetapi saat ia sampai di depan pintu rumahnya, ia mendapati sebuah tas berwarna biru terletak di lantai. Di tas itu ada sebuah kertas yang berisi kata-kata dari sang pengirim.

'Hai cantik. Jangan di pikirin tentang apa yang terjadi disekolah tadi ya. Sekarang kamu buka tas ini, dan liat apa isinya. Semoga kamu suka dan jangan lupa janji kita ya. Ohiya, kalau mau pergi jangan pikirin lagi tentang apa yang akan kamu pakai. Aku udah nyiapin semuanya untuk kamu. Love you Viona.

-Fahril.'

Viona tertawa saat membaca surat itu. Ia masuk dengan senyum yang jelas di wajahnya.

-o0o-

Jam 7 malam sebentar lagi. Saat ini tepat pukul 6 sore. Viona beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri. Sebelum itu, ia mengecek dulu apa yang sudah Fahril siapkan untuknya karena siang tadi ia sangat capek dan tidak sempat membuka pemberian dari Fahril.

Di tas yang berukuran sedang itu terdapat gaun malam berwarna hitam elegan sebatas lutut. Cocok sekali dengan kulit putihnya, dan tak lupa sepatu heels dengan warna senada dengan dress.

Dengan semangat yang kuat, Viona bersiap-siap untuk pergi menemui Fahril. 30 menit ia habiskan hanya untuk membersihkan dirinya. Sekarang setengah enam, berarti masih ada 30 menit waktu yang ia butuh kan untuk merias diri.

Karena tidak ingin membuang waktu yang tersisa, Viona bergegas untuk memakai dress yang telah disiapkan oleh Fahril tadi siang. Dress hitam yang sangat cocok dengan kulit putihnya. Setelah memakai dress, Viona duduk di depan meja rias yang sudah tertera beberapa make-up yang akan di aplikasikan di wajahnya. Tapi, ia hanya memakai make-up yang natural.

Terdengar suara klakson mobil di depan rumahnya yang ia yakin adalah Fahril. Tepat waktu sekali karena sekarang pas jam 7 malam. Viona turun dari kamarnya untuk menemui Fahril yang sudah menunggu di luar. Fahril malam ini memakai tuksedo yang dipadukan dengan Jeans joger juga sepatu Nike putih. Tak lupa ia berpamitan kepada orang tuanya yang kebetulan hari ini mereka tidak bekerja lembur.

"Iya, Hati-hati ya Nak" pinta Bunda Arsita kepada Fahril.

Setelah berpamitan, mereka-Viona dan Fahril- bergegas dan melaju dengan mobil yang di bawa oleh Fahril.

Di dalam mobil hanya lagu yang berasal dari radio malam yang menghibur dan menghiasi perjalanan itu, sampai akhirnya Fahril membuka percakapan dengan sebuah kalimat pujian.

"Lo-Lo cantik banget" kata Fahril terbata-bata.

Pipi Viona bersemu merah, "Lo juga ganteng" puji Viona.

"Kok canggung ya?" kata Fahril yang di iring dengan kekehan kecil.

Viona menoleh ke arah Fahril, ia mendapati Fahril yang sedang menatapnya dengan tatapan. Fahril tersadar dan wajahnya langsung bersemu merah.

"Ternyata bukan Cuma cewek yah, yang bisa blush. Laki-laki juga bisa" ejek Viona.

Perjalanan mereka di hiasi dengan gelak tawa dari dua muda mudi di dalam mobil. Tidak ada lagi kecanggungan yang tercipta akibat malu dan kaku. Kini semua cair dan mengalir begitu saja. Malam ini, mereka berdua benar-benar bahagia.

-o0o-

typo dimana-mana, harap maklum.

jangan lupa tinggalin vote and comment kalian sis and bro.

ily

I HATE YOU BUT I LOVE YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang