DUA

6.4K 396 9
                                    

Duaaaaaa.. *ala iklan mie instan*

Sama seperti dua bungkus mie instan yang sedang dimasak oleh Agatha saat ini. Karena satu gak akan cukup dan kalau dua selalu enek. Tapi lebih baik enek daripada gak cukup.

Sama seperti juga dengan perkembangan skripsi Agatha yang sudah sampai bab dua. Yeaaayyyy.. Joget-joget ala India.

Tapi untuk sampai tahap ini, ia juga menghabiskan dua minggu untuk bolak-balik masuk ruang dosbing untuk revisi bab pertama.

Gak ada salahnya kan berpesta untuk diri sendiri di malam ini meskipun baru selesai satu bab. Miris? Tidak lah. Karena Agatha bersyukur apa yang telah ia raih. Bukan yang belum ia peroleh.

Agatha juga yakin bahwa bab dua ini akan selesai dengan cepat. Karena sebenarnya ia sudah menyicil mengerjakannya selama revisi bab satunya. Apalagi bab dua ini berisikan landasan teori tentang topik skripsi yang dipilihnya.

Agatha hanya perlu menambah beberapa landasan teori serta merapikan susunannya. Makanya hari ini Agatha memilih untuk bersantai. Apalagi hari ini ia ada kelas sore sehingga tiba di rumah pada malam hari.

Sewaktu tiba di rumah, Abigail masih belum pulang bekerja. Bicara mengenai Abigail, Agatha sering tidak habis pikir sama kakak satu-satunya itu. Karena kakaknya sering membawa temannya datang ke rumah sesering ia menge-print semua keperluan skripsinya.

Gak salah sih memang bawa teman main ke rumah. Tapi entah karena baru kembali ke Jakarta dan temannya memang banyak sekali, teman yang datang selalu berbeda-beda. Yang membuat Agatha kesal adalah semua temannya akan ditinggal sendirian cukup lama dan meminta Agatha untuk menemani temannya. Yah meskipun semuanya hanya akan berbicara seperlunya dengan Agatha.

Agatha hanya akan menjawab apa yang ditanyakan secara singkat. Ditambah dengan nada ketus. Lengkap sudah paketan Agatha ini. Sudah judes, ketus, cuek, gendut pula. Untungnya masih bisa bersikap dan berbicara dengan manis sama keluarganya sendiri.

Agatha yang sedang asik menyatap mie instannya itu di ruang tamu, mendengar suara motor kakaknya yang pulang yang ia yakini tak sendiri. Agatha segera menghampiri kakaknya itu sambil memegangi mangkok mie nya keluar rumah.

"Abiiii..", rajuk Agatha sambil memeluk kakaknya yang sedang melepas helmnya.

"Ishhhh dekkk.. Makan tuh jangan sambil berdiri. Segitu kangennya sama aku yah sampai disamperin segala.", ucap Abigail saat melihat tangan kanan Agatha memegangi mangkok berisi mie instan kemudian merangkul adiknya itu masuk ke dalam rumah.

"Kamu itu yah. Sudah kayak koala nemplok di pohon tau gak? Malu tuh sama teman Abi.", ucap Abigail.

"Ikhhh.. Abi mah beruntung tau yang meluk empuk-empuk begini. Lagian kan gak ada temen Abi.", Rajuk Agatha.

"Siapa bilang? Tuh orangnya ada di belakang.", Ucap Abigail sambil menunjuk ke belakang dengan menggunakan dagu wajahnya.

Agatha segera menengok ke arah yang ditunjukkan Abigail. Memang ternyata sudah ada seseorang di belakangnya. Pria dengan kemeja fit body berwarna biru dengan lengan tergulung membentuk tubuhnya yang atletis.

"Kalian kenalan dulu dong.", ucap Abigail saat mereka sudah masuk di dalam rumah.
"Agatha"

"Rizky", jawab pria tersebut sambil menjabat tangan Agatha.

Agatha memberikan tatapan bingung karena melihat pria tersebut membawa ransel besar dan koper besar bersamanya.

Abigail yang mengerti kebingungan adiknya itu, segera menjelaskan kepada Agatha.

"Tha. Bang Rizky ini atasanku dulu pas di Balikpapan. Sekarang giliran dia yang dilempar ke Jakarta. Tapi tetep sih jadi atasan juga di sini. Sudah dapet promosi lagi dia.", ucap Abigail.

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang