SEPULUH

2.7K 192 2
                                    

Mulut Agatha sedari tadi tak ada hentinya mengunyah keripik kentang yang sedang dipegangnya. Kedua matanya menatap lurus pada layar laptop miliknya. Sesekali tangannya bergerak mencari botol minum yang tergeletak di atas tempat tidurnya untuk menghilangkan rasa seret di tenggorokannya. Sesekali tangannya menghapus cairan bening yang keluar dari matanya. Sesekali juga tangannya menyeka cairan bening dan kental yang mengalir keluar dari hidungnya.

Tok Tok Tok

Beberapa kali terdengar suara ketukan di pintu kamar Agatha yang terkunci, namun tidak didengar oleh Agatha karena ia terlalu asik tenggelam dalam drama Korea yang sedang ditontonnya. Salah satu kebiasaan buruk Agatha yang sempat membuat ibu dan kakaknya menyita laptopnya beberapa bulan yang lalu.

Beberapa kali juga terdengar nama Agatha dipanggil, namun Agatha tidak menyahut. Beberapa kali juga terlihat ada panggilan masuk di layar handphone milik Agatha yang di silent. lagi-lagi Agatha mengabaikannya.

Sampai akhirnya Agatha merasakan ada tangan yang menyentuh bahunya. Agatha segera menoleh dan menemukan Abigail sudah duduk di sampingnya.

"Kamu lagi bertengkar sama Ferdi yah Tha?", tanya sang kakak tiba-tiba.

Agatha mengernyitkan dahinya tak mengerti. Namun Agatha hanya terdiam tidak menanggapi ucapan kakaknya. Agatha mengelap seluruh wajahnya untuk memastikan wajahnya bersih dari air mata dan ingus.

"Dari tadi dia ketuk kamar kamu tapi kamu cuekin. dia telepon puluhan kali ke handphone kamu, juga gak kamu angkat. Sampai dia minta ijin sama aku buat dobrak pintu kamar kamu tahu gak, takut kamu kenapa-kenapa di dalam.", ucap Abigail kembali dengan senyum simpul di wajahnya.

"Ya ampun. Lebai banget sih", jawab Agatha sedikit ketus karena merasa keasikannya menonton drama Korea terganggu.

"Kalian lagi berantem beneran Tha? Mata kamu juga bengkak gini. Kamu habis nangis Tha? Dia apain kamu hah? Dia jahatin kamu? Dia nyakitin kamu? Kasih tahu aku Tha. Nanti aku kasih dia pelajaran.", ucap Abigail sedikit panik menyadari mata adik kesayangannya itu sembab dan sedikit bengkak karena banyak menangis.

Agatha semakin tidak mengerti dengan maksud pembicaraan Abigail.

"Gak ada apa-apa kali kak. Orang kemarin ketemu di mall saja kita masih biasa saja. Gak kenapa-kenapa. Berantem dari mana coba.", ucap Agatha yang bingung.

"Terus kenapa mata kamu bengkak gini? Terus juga kenapa kamu ditelponin gak mau ngangkat, kamar diketuk juga gak keluar. Sampai aku mesti pakai kunci cadangan buat masuk ke kamar kamu.", tanya Abigail bertubi-tubi.

Agatha menepuk dahinya pelan mendengar pertanyaan dari kakaknya itu.

"Pertama Bi, mata ku bengkak karena aku nangis terus dari tadi nonton drama Korea. Sedih banget Bi kisahnya. Sudah berapa jam aku nangis. Yah jangan heran mata ku bengkak. Kedua, handphone aku silent jadi gak sadar ada telepon masuk. Kamu juga tahu kan kalau aku sudah asik nonton drama Korea, suka gak sadarkan diri. Mungkin ada gempa pun juga gak tahu kali. Jadi aku juga gak sadar kalau ada yang ketuk pintu kamar.", jawab Agatha yang mampu membuat Abigail sedikit kesal mendengarnya. Abigail menghembuskan napas secara kasar.

"Ishh kamu ini", Abigail menjitak kepala Agatha pelan karena kesal.

"Bikin orang panik saja. Sampai takut kamu kenapa-kenapa. Tahunya kumat lagi nonton drama Korea, tapi kamu juga sadar diri yah Tha. Jangan sampai laptop nanti disita lagi.", Abigail memperinngatkan Agatha.

"Oh ya, kamu keluar sana. Ada Ferdinan tuh nyariin kamu.", ucap Abigail.

"Sudah mandi belum kamu. Jangan-jangan dari pagi belum mandi yah sampai sore begini?", ucap Abigail sambil mengendus-endus ke arah Agatha.

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang