DUA PULUH SATU

2.5K 177 2
                                    

Sering kali orang bilang, orang berpacaran tidak boleh hanya berduaan saja di dalam satu ruangan sepi atau di rumah. Biasanya yang ketiganya adalah setan.

Hei, jangan hanya salahkan setan. Manusia nya sendiri yang tidak kuat berpegang pada logika dan mengikuti hasrat mereka. Tujuan kalian berpacaran untuk apa? Apa memang hanya untuk menikmati tubuh pasangan kalian? Memenuhi nafsu birahi kalian?

Untuk yang mengatas namakan cinta, itu bodoh! Jika cinta, maka pasangan akan menghormati kalian seperti kalian menghormati diri sendiri. Saat secara sadar melakukannya, maka jangan hanya salahkan si pria yang brengsek, si perempuan di sini juga salah.

Kucing dikasih ikan yah pasti dimakan. Kalau cewek juga gak mancing dengan pakaian seksi serta sentuhan berlebihan atau diam saja saat pasangan melakukan sesuatu, semua hal yang tidak-tidak, akan terjadi.

Bukan betarti penilaian terhadap seseorang didasarkan pada pakaian yang dikenakannya. Don't judge a book by it's cover. Tidak sedikit orang yang berpenampilan kalem dan kelihatannya taat beragama , justru hamil di luar nikah. Ada yang berpakaian seksi, tapi masih bisa membatasi sikapnya dan tidak melakukan sesuatu yang belum seharusnya dilakukan. Sebenarnya kembali pada pribadinya lagi. Tapi yah namanya lekukan tubuh terlihat hampir menampilkan aurat, mengundang nafsu para pria lapar.

Itu yang ditanamkan oleh Agatha di dalam pikirannya. Ia hanya bilang pada ibu dan Abigail bahwa ia akan pergi bersama Ferdinan. Tidak memberi tahu bahwa ia akan pergi ke rumah Ferdinan. Karena kedua orang itu pasti akan melarangnya. Tapi ia penasaran dengan 8 tinggal Ferdinan selama ini. Agatha tahu mereka berdua hanya tidak ingin sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

Agatha yakin Ferdinan tidak akan berbuat yang macam-macam. Toh mereka dulu pernah hanya ditinggal berdua di rumah tapi mereka tidak berbuat apa-apa. Meskipun saat itu mereka belum berpacaran.

Yang Agatha tahu, saat ini Ferdinan hanya tinggal sendirian. Kedua orang tuanya memilih untuk pulang ke Riau untuk mendampingi sang nenek yang sedang jatuh sakit semenjak satu tahun lalu dan hingga saat ini kondisinya belum membaik. Abigail dan sang ibu mengetahui hal itu.

Sedikit menyesal sih Agatha saat enam bulan awal berpacaran, tidak pernah berinisiatif ingin main ke rumahnya. Tapi Agatha sudah beberapa kali bertemu dengan kedua orang tua Ferdinan untuk makan bersama ataupun main ke rumah keluarga Agatha. Atau sesekali mamanya menghubungi Agatha untuk menanyakan kabar Agatha dan Ferdinan.

Agatha memasuki rumah besar yang terbilang mewah yang jaraknya sekitar 70 meter dari rumahnya. Kesan pertama yang Agatha rasakan adalah nyaman rapi asri. Meskipun hanya tinggal sendiri, Ferdinan mengurus rumahnya dengan baik. Entah kapan ia membereskannya. Padahal setiap hari ia menghabiskan waktu dengan dirinya dan pekerjaannya.

"Rumah kamu rapi banget, kamu beresin sendiri? Setau aku, si mama gak mau pakai asistem rumah tangga kan?", tanya Agatha yang berada dalam rangkulan Ferdinan.

Ferdinan bergeser ke belakang Agatha, memeluknya erat dari belakang sambil meletakkan dagunya di atas bahu Agatha.

Keesokan harinya setelah mereka kembali dari rumah Hani, Ferdinan memang jadi lebih agresif dan tidak mau melepas Agatha jika sedang bersama. Mungkin sekaligus melepas rindu yang tertahankan selama dua minggu itu. Ferdinan seperti ingin mengatakan pada dunia, Agatha adalah miliknya. Mengingat terakhir Aldo masih berusaha mendekati Agatha saat Agatha sedang salah paham padanya.

"Yah sebelum berangkat kerja, aku beres beres sebentar. Kalau gak pas sudah pulang. Kalau capek yah gak beres beres. Tapi setiap minggu sekali panggil jasa cleaning sih. Soalnya aku lebih sibuk ngapelin calon aku tiap hari biar gak direbut orang.", ucap Ferdinan yang kemudian mencium gemas pipi Agatha. Sedangkan Agatha mendengarnya hanya tersenyum merona.

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang