DUA PULUH TUJUH

2.4K 164 1
                                    

Menginjakkan kaki di tempat yang belum dikenal, memang mendebarkan. Kita tidak tahu apa yang ada di sana, bagaimana keadaan di sana. Bagaimana orang-orang di sana. Apakah kita akan nyaman di sana atau tidak.

Semua itu rela ditempuh oleh Agatha untuk memulai hidup barunya. Hingga ia sudah menginjakkan kaki di Pontianak selama dua bulan. Memutuskan semua koneksinya dengan semua teman-temannya tanpa terkecuali, termasuk Mira. Tidak mengaktifkan media sosialnya semenjak menginjakkan kakinya di ibu kota Kalimantan Barat itu.

Bahkan Agatha hanya sesekali menghubungi ibu dan kakaknya itu. Semenjak ia menginjakkan kaki di Pontianak mungkin hanya sekitar lima kali ia menghubungi keluargnya itu.

Awalnya ibu dan Abigail menentang keras permintaan Agatha untuk diijinkan bekerja kembali dan ditempatkan di luar kota. Namun setelah bujuk rayu Agatha yang ingin menjauh dari Ferdinan dan menjelaskan alasannya memutuskan pertunangan mereka berdua, akhirnya mereka mengalah.

Ibu memaksa untuk ikut mendampinginya namun ditolak oleh Agatha. Meskipun gaji yang ditawarkan tidak sebesar seperti perusahaan sebelumnya ia bekerja, ia tetap nekat menerima pekerjaan itu.

Bagaimanapun saat itu prioritasnya adalah menjauh dari Ferdinan yang masih berusaha menemuinya dan enggan membatalkan pertunangan. Padahal setelah kejadian malam itu, Leivy membeberkan bukti perihal hubungan mereka berdua. Dari foto mesra hingga bukti perbincangan mereka.

Agatha tahu Ferdinan sungguh-sungguh masih ingin bersamanya. Masih mencintainya. Tapi bagaimanapun, Ferdinan masih terikat dalam suatu hubungan yang belum selesai dengan Leivy.

Yang ia sesalkan adalah, di saat Ferdinan menyatakan serius ingin menjalin hubungan ke jenjang berikutnya, ia masih belum mengakhiri hubungannya dengan Leivy.

Hal ini menandakan, Ferdinan masih belum bisa melepas Leivy dari hidupnya. Secara tidak langsung, Ferdinan tak menyadari bahwa sedikit hatinya menginginkan Leivy masih berada di sisinya.

Artinya, kini sedikit demi sedikit Agatha tidak sepenuhnya mengisi hati Ferdinan. Bahkan mungkin jika ia tak kembali selamanya, Ferdinan pasti akan meminangnya.

Mungkin saja Ferdinan masih mempertahankan hubungan dengannya karena perasaan kasihan atas apa yang menimpa Agatha dan tak ingin menambah bebannya dengan mengakhiri hubungan mereka. Entah rasa bersalah pada Agatha karena berpaling darinya saat ia menghilang.

Bulir air mata kembali mengalir di pipi Agatha. Mengingat Ferdinan membuatnya sedih. Ia benar-benar merasa kehilangan Ferdinan.

Bodoh memang melepas orang yang kita cintai meskipun ia tidak melepas kita. Tapi dirinya penakut. Takut hanya dalam hitungan waktu, cinta yang diberikan padanya akan pudar dan dirinya akan berakhir lebih hancur lagi. Lebih baik hancur di saat semua itu belum terlalu dalam.

Banyak yang bilang jika kita benar mencintai seseorang, maka kita seharusnya bahagia jika kita melihat orang yang kita cintai bahagia.

Namun kenyataannya tak semudah ucapan. Cinta itu egois. Di saat kita mencintai seseorang, kita menginginkan orang yang kita cintai selalu berada di sisi kita.

Hanya orang bodoh atau pengecut yang enggan berusaha mempertahankan pasangannya. Dan Agatha adalah salah satu di dalammnya.

Di satu sisi ia egois ingin Ferdinan bersamanya. Di satu sisi ia takut jika Ferdinan suda tidak mencintainya lagi. Justru akan meninggalkannya.

Agatha tidak ingin ia menjadi seperti Aldo yang akhirnya justru menyakiti orang-orang di sekitarnyanya yang benar-benar tulus menyayanginya.

Tapi setidaknya ia mengerti mengapa Aldo melakukan semua itu. Agatha berusaha mengingatkan dirinya untuk mencabut laporannya perihal Aldo. Toh Aldo tidak menyakitinya, justru tetap merawatnya selama di rumah sakit. Padahal bisa saja, ia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk merawatnya yang koma. biaya yang tidak sedikit tentunya.

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang