ENAM

3.3K 212 4
                                    

Hari ke-6 setelah Agatha pergi bersama Ferdinan. Enam hari sudah Agatha tidak pernah bertemu dengan Ferdinan. Agatha justru mendapat kabar dari sang kakak, Abigail, bahwa Ferdinan sedang ditugaskan keluar kota selama dua minggu.

Agatha sedikit merindukan Ferdinan. Hanya sedikit. Perhatian dari Ferdinan lah yang ia rindukan. Ia sudah terbiasa dengan perhatian Ferdinan yang sudah lama ia tak dapatkan dari sosok pria dewasa seperti ayahnya. Berbeda dengan perhatian yng diberikan oleh Abigail.

Agatha sedang menantikan jadwal uji komprehensif (sidang skripsi) ditempel di papan pengumuman. Mahasiswa seangkatannya hanya sedikit yang terlihat. Bahkan dapat dihitung dengan jari. Kebanyakan malah dari beberapa angkatan di atasnya.

Uji komprehensif gelombang pertama ini, tidak banyak yang mengikutinya. Sehingga tidak terlalu ramai orang yang menunggu di sana. Agatha memilih duduk di lantai di sudut ruangan sambil menunggu pengumuman ditempel, asik dengan gadget-nya.

"Hai sweetheart", ucap seseorang yang membuat Agatha menoleh ke atas untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ohhh. Haiii Al.", ucap Agatha tersenyum membalas senyuman Aldo.

Aldo segera duduk di samping Agatha. Terlihat beberapa mahasiswa seangkatan mereka terkejut melihat Aldo duduk di sebelahnya. Karena lingkungan Aldo dapat ditebak dan Agatha adalah lingkungan out of the box.

"Habis ini mau ke mana Tha? Makan bareng yuk.", ucap Aldo.

"Gue kayaknya mau balik habis ini. Tiap ketemu gue perasaan kerjaan lo cuma ngajakin makan. Segitu pengennya lo mau makan sama gue.", canda Agatha.

"Iyah. Ayo lah. Temenin gue yah. Kasihanilah pria tampan ini yang tidak ingin makan sendirian.", ucap Aldo memelas.

"Isssh.. Pede nya gak kira-kira", celetuk Agatha.

Agatha berpikir sejenak. Ia berpikir sudah sepantasnya ia membalas traktiran Aldo waktu itu. Saat ini ia harus mentraktir Aldo agar tidak hutang budi atau apapun itu.

"Ya sudahlah. Tapi kali ini gue yang traktir. Jadi kita impas. Ok?", ucap Agatha.

"Boleh deh. Yang penting makan bareng sama lo.", jawab aldo sumringah.

"Kenapa yang penting makan bareng gue", tanya Agatha dengan kedua jarinya di masing-masing tangannya ditekuk-tekuk seperti tanda kutip.

"Yah kan makan bareng cewek cantik", alih Aldo.

"Anda sehat pak?", tanya Agatha yang diikuti tawa dari mereka berdua.

Tak lama seorang karyawan dari departemen akademik muncul dan menempelkan kertas di papan pengumuman. Segera orang-orang berkumpul mengerumuninya hendak melihat isi dari kertas tersebut.

Agatha memilih tetap duduk di tempatnya. Ia memilih menunggu terlebih dahulu hingga sedikit lengang. Sekitar sepuluh menit kemudian, Agatha baru bangkit berdiri untuk melihatnya. Aldo juga mengikutinya. Agatha menelusuri kertas tersebut.

30 November.
Delapan hari dari sekarang jadwal Agatha akan melakukan sidang skripsi. Hari terakhir dari gelombang pertama. Ia mendapat jam terakhir, yaitu jam satu siang. Jadwalnya ternyata sama dengan Aldo. Namanya tepat di atas namanya. Aldo Prayogo.

Setelah selesai melihat jadwal mereka, mereka segera beranjak dari sana.

"Makan di mana kita?", tanya Aldo.

"Lo yang milih deh kali ini. Terakhirkan gue yang milih.", ucap Agatha sibuk mengetik di handphonenya.

"Kafe aja yah.", ucap Aldo.

"Terserah sih gue, asal bukan kafe mewah aja. Bisa-bisa pulang cuci piring kita.", ucap Agatha.

"Hahahah.. Bisa aja lo. Standar kok. 11:12 lah sama yang kemarin kita makan.", ucap Aldo.

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang