DUA PULUH SEMBILAN

3K 170 2
                                    

Ini yang dinamakan keluar dari kandang singa masuk mulut buaya.

Bebas dari keterpanaannya pada Ferdinan, Agatha harus menghadapi masalah lainnya.

Ada yang melihat adegan mereka yang sebenarnya gak disengaja itu. Kalau Abigail sih tidak masalah. Pasti setelah dibujuk juga mengerti.

Ini yang mergokin malah ibu Agatha yang tiba-tiba pulang tanpa mengabari terlebih dahulu.

"Bu, ini gak yang seperti ibu pikirkan kok. Kami gak ngapa-ngapain", ucap Agatha panik kemudian mendorong Ferdinan agar berdiri sedikit menjauh darinya.

Sedangkan Ferdinan hanya bergeser sedikit namun tidak benar-benar jauh. Masih dekat hanya tidak sedekat tadi yang sudah nyaris menempel. Dan ia hanya diam saja tanpa berusaha memberikan penjelasan.

Agatha membesarkan kedua matanya seolah olah berbicara pada Ferdinan untuk ikut membantunya menjelaskan pada sang ibu agar tidak salah paham.

"Semakin kamu berusaha buat mengelak, semakin ibu akan berpikir yang enggak-enggak tentang kita, Tha", bisik Ferdinan sambil menyunggingkan senyuman lebar yang membuat Agatha merasa sesuatu yang tidak diinginkan, akan terjadi.

Agatha kembali mengalihkan pandangan ke arah sang ibu yang masih berdiri sambil bertolak pinggang di hadapannya itu.

"Bu, ibu gak percaya sama aku? Kami berdua gak ada apa-apa bu. Ibu sendiri tahu kalau kami sudah gak ada hubungan lagi. Jadi aku harap ibu gak mikir yang macam-macam", ucap Agatha yang memilih melanjutkan kegiatan memasaknya itu.

Ibu Agatha hanya terdiam dan berlalu dari sana dalam diam. Agatha sempat berpesan pada ibunya agar kembali ke ruang makan karena ia memasak cukup banyak untuk makan bersama.

Ia juga menyuruh Ferdinan untuk ikut makan bersama. Karena pada awalnya ia juga memasak lebih banyak untuk Ferdinan juga.

Mereka bertiga makan dalam diam. Hanya terdengar dentingan sendok dan piring yang beradu. Hingga akhirnya sang ibu memecahkan keheningan di antara mereka.

"Fer, tolong secepatnya suruh orang tua kamu datang untuk menemui saya. Kalau perlu besok.", ucap sang ibu kemudian beranjak dari sana meninggalkan mereka berdua tanpa menunggu jawaban dari Ferdinan. Namun Ferdinan juga mengiyakan permintaan ibu Agatha.

Agatha mengernyitkan dahi nya heran. Untuk apa sang ibu meminta kedua orang tua Ferdinan datang menemuinya. Ia menatap Ferdinan untuk meminta penjelasan. Tapi yang didapatnya justru Ferdinan asik mengunyah makanan.

Tanpa ragu, keesokan harinya Ferdinan datang bersama kedua orang tuanya. Bukan pada siang, sore atau malam hari. Tapi pagi.

Melihat kedatangan mereka dengan pakaian formal seperti itu, mengingatkan Agatha saat ia melakukan proses lamaran dengan Ferdinan. Hanya saja, kali ini tidak ada keluarga besar yang mendampingi.

Agatha menggelengkan kepalanya pelan, berusaha mengabaikan salah satu memori yang pernah membuatnya merasa menjadi wanita paling beruntung dan berbahagia di dunia.

Saat ini Agatha sudah duduk di sebelah sang ibu yang berhadapan langsung dengan kedua orang tua Ferdinan. Ferdinan sendiri duduk tak jauh dari kedua orang tuanya.

"Jadi maksud saya mengundang ibu dan bapak Ferdinan ini untuk membicarakan masalah penting.", ucap ibu Agatha setelah basa basi super singkat.

"Saya tahu, anak saya sudah memutuskan hubungan dengan nak Ferdinan karena alasan yang sudah tidak perlu kita sebutkan lagi. Tapi mengingat nak Ferdi masih berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Agatha ditambah sudah beberapa hari ini mereka berdua menghabiskan waktu hanya berdua saja di rumah. Entah apa yang sudah mereka berdua lakukan di rumah.", lanjut ibu Agatha

unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang