40. sadar

100 5 0
                                    

"hello"

Sebuah ucapan membuat hati keisya tidak karuan antara sedih, senang, marah, dan rindu, si penelepon ini bagai tidak asing baginya

"Hello, ini siapa!" Tanya keisya menyakinkan, padahal ia tau orang meneleponnya

"Yaa ampun keis, lo ga ingat suara gue, ini gue sahabat lo cindy" dia berkekeh disebrang

Ternyata benar

"Yaa ampun cin, lo apa kabar!"

"Allamdulilah baik, lo gimana?"

keadaan gue ga baik cindy batin keisya

"Sangat baik sekali cin saat lo nelpon gue" canda keisya

selama perjalanan, keisya pun ngobrol tidak banyak ke cindy, canda tawa kembali lagi dibenaknya, karna ia sangat merindukan sahabatnya ini

Dan kebetulan ia sudah sampai dirumah sakit, saat itu dia bertanya tentang rio, membuat keisya berhenti melangkah memasuki rumah sakit

ada apa dengan cindy? Kenapa ia bertanya tentang rio? Apakah ia belum move on batin keisya

"Keis lo kok diam!" Tanya disebrang

"Em... anu... gue" ucapan keisya gugup memcari alasan "gue kayaknya mau masuk kelas nih, gue tutup dulu ga pa pa kan"

"Oh lo sekarang di sekolah yaa! Yaa udah gue juga tutup dulu, bye" ucapnya memutuskan sambungan telepon

Lalu melangkah memasuki rumah sakit dan langsung menuju kamarnya

"Kak oliv" sapa keisya

"Keisya" dia kaget "kok kamu ada disini? Kamu ga sekolah? Ini belum waktunya pulang kan!"

"Tadi aku bolos kak, aku ga kosen belajar gara-gara terus memikirkan keadaan david"

"Yaa ampun keis, kamu ga usah gitu kali, kamu harus tetap belajar, meskipun david belum sadar, kan bisa pulang sekolah ke sini kan!" Ucapnya menesehati keisya dan keisya mengangguk

"Maafin keisya kak, lain kali aku ga ulangi kak" ucapnya bersalah

"Yaa udah mumpung kamu ada disini, kamu boleh jenguk dia, tapi kamu sendiri, sementara kakak ke kantin dulu, kakak lapar" ucap mengelus perutnya lapar,

keisya tertawa geli

"Kamu jagain dia, kalau dia sudah sadar jangan lupa hubungi kakak yaa!" Ucapnya tersenyum ramah, lalu pergi

Keisya pun masuk ke ruangan david, membuat hati keisya makin sakit melihatnya masih terbaring lemah tak berdaya selama 1 minggu ini, berjalan menghampirinya

"Dav, lo kapan sih sadarnya! gue kangen banget sama lo, gue kangen banget sama senyuman sama pelukan lo, lo ga kangen sama gue apa?"

Keisya menangis mengenggam tanganya erat, keisya menyadarkan kepalanya dilengan david, rasanya sepeti biasa, nyaman

Keisya menghela nafas
"gue janji dav, gue akan pergi ketika lo sadar, tapi tolong biarkan gue menemani lo sampai lo sadar, dav"

Keisya menudukkan kepalanya, menanamkan kepalanya disamping tempat tidur david, menangis sejadi-jadinya

"Jangan nangis"

Keisya menegak kepala mendengar suara yang rindukan, sedetik kemudian mata indahnya bertemu dengan mata keisya

"David, lo sadar" ucap keisya menghapus air matanya kasar, ia tak mau david melihatnya menangis karnanya

Dia tersenyum dibalik alat pernafasannya

 DEAR KEISHA (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang