Aku pun berlari masuk ke dalam hutan, gaun yang ku pakai sudah kotor dan sobek, kakiku pun lecet karena aku tidak sempat memakai alas kaki. Langkah kaki kecilku tidak sebanding dengan langkah kaki orang itu. Orang itu pun semakin mendekat, dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan ternyata itu adalah pisau. Karena aku terus berbalik ke belakang aku tidak menyadari ada batu di depan hingga aku terjatuh.
Orang itu pun tertawa, dan mulai mendekatiku yang terjatuh sedangkan aku sulit untuk berdiri.Dia pun menarik kakiku aku berteriak sekuat tenaga dan menandang-nendang dengan kaki kecilku dia pun semakin mencengkram pergelangan kakiku.
"Hey princess kecil, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan keluargamu. Jadi jangan mempersulitku" katanya dengan nada dingin.
Aku pun merasakan ujung pisau itu menggores lengan kiriku. Aku hanya bisa menangis dan berteriak, dia melanjutkan menggores lengan kananku sambil tersenyum menyeringai.
Berulang kali dia melakukan itu di kedua tangan dan kakiku, suaraku sudah serak air mataku pun semakin deras dengan darah darah yang berceceran keluar dari luka luka itu.
"Bagaimana princess kecil, menyakitkan bukan? Orang tuamu pasti menangis di alam sana" katanya kemudian tertawa lagi.
Dengan sisa kekuatan yang ku punya aku segera menyunduk dagu orang itu, merebut pisaunya lalu menggores wajahnya kemudian segera berlari.
Orang itu pun berteriak kesakitan, aku yang sudah tidak mempunyai tenaga lagi memutuskan untuk melompat ke arah aliran sungai yang cukup deras di depanku. Setelah merasakan pedih di sekujur tubuhku kesadaranku mulai menipis dan untuk yang terakhir kalinya aku merasakan kepalaku terbentur sebuat batu karang.
Tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terduduk, keringat dingin bercucuran dari sekujur tubuhku, jantungku berdetak lebih cepat dan kepalaku pening. Aku kembali mengingat apa yang telah terjadi, tanpa bisa di tahan air mataku mengalir.
Aku memeluk tubuhku dan mulai terisak, isakanku semakin besar dan tidak terkendali. Aku berteriak memanggil mamaku dan papaku, apa yang telah terjadi dengan mereka? Tanyaku dalam hati.
Aku berteriak dengan sekuat tenaga, apa yang terjadi dengan mereka?. "Mama, Papa, kakak" teriakku pilu.
Aku tak menyadari bahwa beberapa orang telah masuk ke dalam ruangan.
"De..Del" suara seseorang pelan.
Aku pun melihat 3 orang berada di hadapanku dengan raut wajah yang sama yaitu khawatir, kak Deo dan dua orang yang belum ku kenali.
Namun saat melihat wajah mereka bertiga dengan baik aku pun tersentak.
Air mataku mengalir kembali, kali ini aku bahagia.
"kak Ale.. kak Ken.. kak Deo" suaraku pelan di iringi isakan. Aku melihat kekagetan namun cepat berubah dengan kebahagiaan. Mereka pun serentak menuju ke arahku dan memelukku, aku pun semakin terisak.
"Syukurlah" rintihku pelan kemudian kegelapan menghampiriku.
Cahaya terang menyilaukan mataku, aku membuka mataku dengan perlahan. Ruangan ini begitu familiar, aku pun mulai menata kembali ingatanku dan menyusunnya dari saat aku masih kecil hingga sekarang.
Aku pun menyadari sesuatu, segera saja aku berlari dan membuka pintu ternyata di ruang makan tiga orang itu tengah menungguku kemudian tersenyum hangat.
"Selamat pagi adik kecil" kata seseorang yang berada di ujung meja, kak Ale.
Aku pun tersenyum bahagia. Dan segera duduk di samping kak Deo, sedangkan kak Ken terus memperhatikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clowy Family
Novela JuvenilIni adalah kisah ku, tepatnya cerita tentang hidupku. Aku yang mengalami sebuah trauma akibat kejadian 'itu' perlahan mengetahui semua kebenarannya. Kebenaran tentang siapa aku, tentang keluargaku, juga tentang kejadian kejadian yang ku lupakan. Ing...