Chapter 11

1.7K 65 1
                                        

Hayyyyyy guyssssss.. Terima kasih banyak atas supportnya yaaa<3.. so aku melanjutkan cerita ini yeyyy.. aku harap kalian dapat menikmati cerita ini.. Selamat membaca yaaaa..

o0O0o


Keesokan harinya, keadaan kak Airen sudah membaik, begitu pula dengan kak Zen berkat ditangani oleh kak Eric, kak Sion dan juga kak Veri. Kak Airen pun sudah diperbolehkan pulang sedangkan kak Zen masih harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Kak Airen dan kak Ammy pun berpamitan dikarenakan mereka yang sudah mau pulang.

"Dela, Ken dan semuanya, makasih banyak ya sudah membantuku lagi. Aku minta maaf karena selalu merepotkan kalian" Kata kak Airen dengan mata yang berkaca-kaca sambil menunduk. Aku langsung menggenggam tangan kak Airen.

"Kak Ai nggak papa, jangan sedih. Disini aku sudah menganggap kakak dan kak Ammy seperti keluargaku sendiri. Kakak ga perlu sungkan, iya kan kak Ken?" Tanyaku sambil menatap kak Ken.

"Iya Airen, kamu adalah sahabatku dan kamu sama sekali tidak merepotkanku." Kata kak Ken sambil tersenyum hangat.

Kak Airen pun tersenyum haru kemudian memelukku erat, diikuti oleh kak Ammy yang juga memeluk kami.

"Aku juga mau ikutan dong" Celetuk kak Zen sambil menyeringai.

"Enak aja kamu Zen dasar mencari kesempatan dalam kesempitan.. huuu" kata kak Sion sambil melempar bantalan sofa ke arah kak Zen. Dengan sigap kak Zen menghindarinya kemudian memeletkan lidah ke arah kak Sion.

"Sudah-sudah kalian ini seperti anak kecil saja" kata kak Veri melerai mereka berdua.

Kak Airen pun berjalan ke arah kak Zen yang tengah di atas tempat tidur rumah sakit.

"Zen aku benar-benar berterima kasih karena sudah melindungiku saat di taman bermain hingga merelakan punggung terluka" kata kak Airen sambil langsung memeluk kak Zen.

Kak Zen pun mematung karena pelukan yang tiba-tiba itu.

"Ehmm.. Iya Airen tidak apa-apa" Kata kak Zen dengan canggung. Kak Airen pun melepaskan pelukannya dan tersenyum manis ke kak Zen. Kak Zen yang melihat itu pun wajahnya terasa memanas.

"Kak Zen kok mukanya merah kek tomat" Kataku sambil terkekeh, sedangkan yang lainnya pun ikut tertawa.

Kak Airen dan kak Ammy pun pamit dan segera pergi karena sudah di tunggu oleh manajer mereka.

Didalam ruang rawat kak Zen tersisa aku, kak Ken, dan juga kak Veri sedangkan kak Sion tadi telah pergi karena saatnya bertugas. Aku melihat tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka, perlahan muncul anak perempuan yang sangat cantik dan imut tetapi wajahnya terlihat berurai air mata masuk.

"Kak Zeeeeeennnnnn huaaaaaaa...." Teriaknya kemudian beralih ke arah kak Zen dan langsung memeluknya dengan erat.

"E-ehh Zeyyyyy.. p-pelann" Kaget kak zen sambil meringis pelan, sepertinya tangan anak itu menyentuh luka di punggung kak zen.

Anak itu langsung melepaskan pelukan kemudian kembali menangis membuat kak Zen panik.

Aku yang kebingungan dengan situasi ini segera menghampiri anak itu dan menenangkannya, sedangkan kak Ken dan juga kak Veri terlihat cuek dan melanjutkan kesibukan mereka sendiri.

"Cup-cup adik cantik, manis jangan nangis yahh.. Nanti kak Zennya ikutan sedih lohhh" Kataku sambil mengelus punggungnya. Tangis anak itu pun mulai mereda, aku pun membantu menghapus air mata di wajahnya.

"Zey jangan nangis yaaaa.. kakak jadi ikutan sedih ngeliat zey nangis. Sini di dekat kakak, kakak kangen banget ama zey" Kata kak Zen yang kemudian menepuk bagian kasur yang tersisa di sampingnya. Anak yang bernama Zey itu pun mendekati kak Zen dan duduk di sampingnya.

"Kak Zen jahatttttt.. kakak udah ninggalin Zey sendirian, terus sekarang kakak terluka, kakak jahatttttt huaaaaaaa.. Zey.. kangen kakak.. Zey.. takut.." Kata Zey yang kemudian mulai menangis kembali, kak Zen dengan sigap langsung memeluk Zey.

"Maafin kakak, maafin kakak Zey.. Kakak janji, setelah ini kakak akan pulang kerumah supaya Zey ga sendirian lagi.. Ga usah takut yaaa.. kakak akan selalu nemanin zey.. maafin kakak" Kata kak Zen menenangkan Zey. Aku pun yang ikut mendengar kata-kata kak Zen pun ikut terharu, kemudian duduk mengambil tempat di sofa antara kak Ken dan kak Veri.

"Berarti setelah ini kak Zen udah nggak tinggal sama kak ken lagi? Dan kenapa kak Zen meninggalkan Zey sendirian? Zey itu adiknya kak Zen ya?" Tanya ku bertubi-tubi kepada kak Ken dengan suara pelan.

"Iya itu adeknya Zen, dia ada masalah dengan orang tuanya" Jawab kak Ken dengan pelan juga. Aku pun mengangguk kemudian kembali menatap Zey yang sudah tenang di pelukan kak Zen, Zey sangan menggemaskan dengan kedua pipi chubbynya juga memiliki warna mata gelap yang sama dengan warna mata kak Zen, kemudian rambutnya yang berwarna coklat terurai, dan kulitnya yang berwarna putih bersih.

 Aku pun mengangguk kemudian kembali menatap Zey yang sudah tenang di pelukan kak Zen, Zey sangan menggemaskan dengan kedua pipi chubbynya juga memiliki warna mata gelap yang sama dengan warna mata kak Zen, kemudian rambutnya yang berwarna coklat ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Source : Google

o0O0o

Aku dan Zey kini tengah bersantai di taman rumah sakit, setelah mereka berbincang-bincang Zey menyuruh kakaknya beristirahat kemudian mengajakku untuk jalan-jalan. Zey merupakan anak yang baik dan polos.

"Zey sayang banget ya sama kak Zen?" Tanyaku

"Iya kak.. Kedua orang tuaku sangat sibuk bekerja, sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama kak Zen. Aku sedih waktu kak Zen pergi dari rumah walaupun di rumah masih ada bi minah tapi aku tetep kesepian dan merindukan kak Zen" Jawab Zeh dengan sedih.

"Tenang aja kak Zen akan pulang ke rumah dan Zey ga bakalan kesepian lagi" Kataku sambil menggenggam tangan Zey dan tersenyum kepadanya.

"Makasih kak, kakak benar-benar baik" Ucapnya yang kembali tersenyum aku pun senang bisa melihatnya kembali tersenyum.

"Ehhhhhhh kakk Delaaaa ada es krimmmm Zey pengen es krim kak" Katanya dengan semangat dan mata yang berbinar-binar. Aku pun terkekeh dan mencubit gemas pipi tembemnya.

"Yaudah ayok kak Dela beliin buat Zey" Kataku, kemudian kami kesana dan membeli dua buah es krim.

Aku dan Zey pun kembali ke kamar rawat kak Zen dengan riang.

Sore harinya Zey pun pulang setelah kak Zen berjanji akan pulang secepatnya. Aku disuruh untuk pulang oleh kak Ken untuk beristirahan, aku pun menurut karena aku memang sudah lumayan lelah. 








Sekian untuk chapter ini yahhh.. jangan lupa vote dan comment.. kritik dan saran akan di tampung dengan senang hati.. Makasih ^^

Clowy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang