Part 1-Kesialan
New York, 2013 –Bianca pov
Aku mengigit bagian dalam pipiku. Katakanlah, aku sedang sial hari ini. Aku harus menahan pekik kemarahanku karena bosku yang mesum mencoba mengambil keuntungan dariku. Karena taxi yang kutumpangi kehabisan bensin, aku terlambat sepuluh menit. Dan Jhon, si bandot tua itu bukan pria yang murah hati. Dia keji terhadap waktu, dan akan memarahi siapa saja yang terlambat di dalam kantornya. Dan aku sudah mengalami itu sebanyak tiga kali, dan ini yang keempat kalinya. aku mencoba memohon ampun dan meminta agar aku diberi kesempatan satu kali lagi padanya , namun si bandot tua yang tidak tahu diri itu melihat ke bagian rokku, dan berkata bahwa aku akan diampuni olehnya jika aku membuka apa yang ada dibalik itu. Aku merasa terhina, dengan kesal aku berani memukul kepalanya dengan lampu duduk diatas meja kantornya dan keluar dengan box coklat yang pernah kugunakan saat aku pertama kali melamar disini. Dan sekarang aku harus kembali menghirup udara pahit kota new york yang panas penuh debu saat keluar dari pintu lobby yang terus berputar dengan heels diorku yang rusak akibat menerobos jalan tadi pagi. Aku menghela napas dan berjalan ke sisi trotoar, mencari taxi. Dan tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti didepanku. Aku menoleh dan melihat Billy-ku turun dari mobil itu dan menghampiriku.
Aku tersenyum saat dia menghampiriku. Terasa melegakan setelah melihat kekasihmu tiba-tiba datang menjemputmu disaat-saat sulit seperti ini. Aku akan menceritakan perlakuan bos bejatku padanya. ya. .
"Billy, aku—".
"Bianca, Aku ingin bicara denganmu, ini penting" ucapnya tegas dan terkesan tergesa-gesa. Belum sempat aku bertanya, dia sudah menyeretku masuk kedalam mobil dan membawaku pergi ke suatu tempat. Dia bahkan tidak bertanya apa yang terjadi denganku, kenapa aku bisa sampai membawa kembali kotak sialan ini, dia bahkan tidak menanyakan kenapa sepatu heels yang dia hadiahkan untukku bisa rusak dan lecet-lecet seperti ini ?Dia hanya membawa laju mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah restaurant itali tempat biasa kami bertemu. dan begitu kami sampai, dia langsung menuntunku keluar dengan wajah dingin dan kaku.
Aku mulai merasa takut, apa yang sebenarnya terjadi?
Dia membawaku masuk kedalam restaurant dan duduk di bangku paling ujung , dekat jendela besar yang tingginya hampir menyerupai tingginya dinding. Aku duduk dibangku itu dengan cemas. Kulihat Billy memesan makanan ke pelayan bertubuh cungkring itu dengan cepat tanpa bertanya dulu padaku. Wah. . tidak seperti biasanya ini terjadi. Dan ini membuatku takut.
"Aku mengajakmu kesini, karena aku ingin membicarakan sesuatu padamu" katanya serius. Aku menatapnya. Pria berambut pirang itu mengerutkan dahinya. Kekasihku. Yang kulihat berbeda. aku menghardikan bahu dengan canggung.
"Ya, katakan saja. kau daritadi mengulang kata yang sama terus" kataku tanpa menaruh curiga apapun padanya. Pria itu nampak tegang, dahinya berkeringat, dan kuku-kukunya memutih. . tangannya juga gemetar saat matanya bertemu dengan mataku. aku bisa merasakan meja kami bergetar karena kakinya. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Aku mengenal situasi ini, pria dengan keberanian menarik kekasihnya kedalam mobil dan mengajaknya untuk bertemu direstaurant favorit mereka dan ketegangan disaat dia ingin mengungkapkan sesuatu. ini pasti serius. Dan aku sering mencuri dengar setiap kali dia menelpon saat sedang bersamaku. Dia terus menyebut kata 'pernikahan' dalam teleponnya. 'pernikahan' ya. pernikahan. .
"Oh My God!" pekikku tiba-tiba. Dia menatapku dibalik tautan alisnya,bingung.
"Kenapa?".
Aku menutup mulutku tidak percaya. "Apa kau akan—" oh Tuhan. . aku tidak sanggup mengatakan ini. Dia mungkin akan melamarku. Oh Tuhan, aku tidak sanggup.
Dia mengambil minuman yang ada didekatnya dan meminumnya dengan rakus. Ya. tidak apa, Bil, minumlah jika kau tegang.
Dan setelah dia minum, dia memegang kedua tanganku . Aku mengulum bibirku menahan malu dan melihat kesekeliling. Perlahan beberapa orang mulai memperhatikan kami,dan seketika pipiku memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With MR.'SHELDON'
Romance"Bagaimana mungkin aku bisa mencintai dan mencurigai seseorang dalam waktu bersamaan?"- Bianca. Bianca benar-benar benci hari itu. Hari dimana dirinya di pecat dari tempat kerjanya dan putus dengan pacarnya yang selingkuh dengan sahabatnya. Kebusuk...