PART DUA PULUH

273 5 0
                                    

"gue, kenapa? elo gak suka?" ucap suara seorang laki-laki dari belakangnya.

"emang gak suka liat nih kelas jadi kotor kayak gini tau!" hikmah hanya mendengus kesal melihat tingkah pria itu.

"terserah gue lah, kalo kotor tinggal bersihin aja, gitu aja repot emangnya mau nikahan ha?!" pria itu juga tak mau kalah dengan hikmah dia juga marah karena baru kali ini ada yang memarahinya.

Dengan sangat terpaksa yang piket kelas pun membersihkan lantai kelasnya.

****

Semua murid kelas 11 pun berkumpul di aula untuk mendengarkan pemberitahuan yang akan diucapkan oleh kepala sekolah. Seperti biasa anak-anak mulai bergosip ria.

"bukannya langsung pulang malah kesini sih"

"ada apaan ya kok disuruh kesini"

"mungkin pemberitahuan gak penting ya?"

"katanya masalah penting sih, menyangkut kenaikan kelas ke kelas 12 gitu"

Ocehan mereka memenuhi indra pendengaran hikmah, berada di tengah-tengah meraka membuat kepalanya sedikit berkedut, ia memijat pelipisnya pelan. Mungkin setelah ini dia akan langsung istirahat.

Kepala sekolah pun tiba di aula dan beliau terlambat 10 menit. Kepala sekolah aja telat apa lagi muridnya, ya kan?

"assalamualaikum wr wb"

"waalaikumsalam wr wb"

"baiklah anak-anak langsung saja. Sesuai dengan kurikulum 2013 bahwa kelas 11 akan melakukan PRAKERIN kalian akan di tempatkan langsung di DU/DI. PRAKERIN ini wajib dilakukan oleh siswa untuk menambah nilai dan syarat naik kelas 12, Pembagian tempat silahkan hubungi wali kelas masing-masing. Saya harap kalian bisa menjaga nama baik sekolah kita di luar sana. Mungkin hanya itu saja yang saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf. Saya akhiri wassalamualikum wr wb." kepala sekolah pun melenggang pergi dari aula. Semua murid pun langsung berhamburan pergi dari aula.

Melihat hikmah sudah keluar kevin pun  mengekorinya , ia mengurungkan niatnya karena ada seseorang yang mendekati hikmah, ia pun mencari tempat untuk  bersembunyi.

"ish Siapa sih ini gak lucu tau. Gue mau pulang lepasin gak?" teriak hikmah pada seseorang itu.

"big NO"

"gue serius ya sama elo lepasin gak? Eh tunggu kayaknya gue kenal suara loe" hikmah langsung menginjak kaki orang itu. Orang itu hanya meringis kesakitan, hikmah langsung memutar tubuhnya menghadap pria itu.

"tuhkan el- what? Marcel? Ini beneran elo?" hikmah menepuk pipi marcel.

Marcel Chandrawardana dia adalah sepupu jauhnya yang tinggal di semarang, marcel anak dari tante cecil dan om sandy dan marcel ini sangat jenius ketimbang sepupunya yang lain. Bayangkan saja, dia sudah lulus dari SMA saat berumur 15 tahun. Kebanyakan di masa itu masih berstatus sebagai seorang pelajar yang baru memasuki dunia SMA tapi tidak untuk sepupunya ini.

"ya ini gue masak elo gak tau orang paling ganteng ini sih?" jawabnya pede.

"sumpah gue gak percaya, btw kok elo kesini mau ngapain loe?" tanya hikmah

"biasalah gue tadi tuh habis daftar masuk ke UM kan, meskipun jauh tapi gue nyempetin mampir ke sini buat ketemu elo" ujar marcel menjelaskan perihal kedatangannya.

"sumpah demi apa?!  loe kuliah disana? Emangnya gak mahal ?, emang tante cecil mau?"ucap hikmah sarkatik.

"ya mau lah mama udah setuju dan dia sendiri yang nyuruh gue kuliah disana"

"beruntung ya loe, udah jenius, ganteng, dan tinggi siapa yang gak tertarik sama elo cel" mendengar itu marcel hanya memasang wajah menyelidik kepada hikmah.

"barusan elo ngomong apa? Gue ganteng? Elo ngigo ya hik?" marcel reflek menepuk pipi hikmha pelan.

"iya elo ganteng, elo juga tambah tinggian gitu deh cel" hikmah menatap marcel dari atas sampai bawah.

"udah dari orok gue ganteng hik. Iya sih gue tambah tinggi sekarang elo yang berasa tambah pendek deh"

"duh nyesel gue muji elo. Elo aja yang ketinggian, jangan terlalu tinggi nanti sama kayak tiang listrik loe cel" setelahnya hikmah langsung tertawa, dia menyamakan saudaranya dengan tiang listrik. Sepupu macam apa tuh kok gitu amat.

"enak aja loe ngatain gue sama kayak tiang listrik. Eh btw, ini udah jam pulang kan? Gimana kalok elo temenin gue makan, perut gue udah pada demo minta jatah nih" ucap marcel yang sedang menahan sakit di perutnya.

"oke deh. Gue tau tempat paling enak dan paling murah elo pasti doyan deh. Oh iya elo kan yang traktir?" balas hikmah.

"enggeh cah ayu. Elo bawel kita gak jadi makan nih" ancam marcel membuat mata hikmah melotot lalu menyeringai dan membentuk "V" di tangannya tanda damai.

"nah gitu donk ya udah buruan kita keluar dari sini" marcel langsung menarik tangan hikmah keluar dari sekolahnya.

"sial siapa dia berani banget deket sama hikmah, dia juga seneng banget sama tuh cowok"

******

Keduanya telah sampai di depan kafe kecil di seberang jalan. Mereka berdua- marcel dan hikmah - langsung memasuki kafe yang bernama INIMIE RAMEN

"wih rame banget ya nih tempat" kafe begitu padat saat ini dan hanya tersisa satu tempat.

"komentarnya nanti aja, kita langsung duduk aja cel" hikmah menarik pergelangan tangan marcel.

Hikmah memanggil pelayan dan meminta menu.

"ini kafe apa kok isi menunya ramen semua hik" itu yang membuat hikmah jengah terhadap marcel terkadang ia sangat menjengkelkan.

"elo tadi gak ngeliat papan segede tadi di depan pintu masuk?!" nadanya sedikit berteriak.

"biasa aja kali. emang gue gak liat tadi, emang lo gak liat gue gitu apa ada yang kurang gitu? " tanya marcel.

"maksud loe apa an deh" balas hikmah

"lo gak ngeliat ada yang beda dari gue gak?" hikmah langsung menatapnya mulai dari atas kepala sampai ujung kaki dan nihil.

"gak ada tuh. Emang apa an sih?" ucap hikmah penasaran.

"aduh ya gini ini kalok lagi bicara sama lo yg otaknya jarang ke pakek jadi ribet dah" ucapan marcel sontak membuat hikmah mencebik pelan.

"enak aja lo ngatain gue otaknya jarang ke pakek.  Udah lo ngomong aja"

"oke kalem bro. Gue lupa gak bawa kaca mata jadi gue gak bisa baca papan yang di depan sono" hikmah yang baru mengetahui hanya ber-oh-ria saja.

Akhirnya mereka memesan Hot Ramen dua dan lemon tea dua. Tak lama pesanan mereka sudah datang. Tampak sangat menggiurkan pesanan mereka, tanpa babibu lagi mereka langsung melahapnya dengan perlahan.  Mereka hanya diam dalam melahap makanan tanpa ada yang berbicara hanya terdengar deru suara sendok yang berbenturan dengan mangkuk ramen.

Setelah selesai menghabiskan seporsi ramen mereka beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba ada suara yang sedang memanggilnya, merasa terpanggil hikmah menoleh ke sumber suara itu.

"lo lagi? Ngapain buntutin gue sih"

---------

Tbc
Hay gaes author cantik come back 😂😂  maaf ya author baru muncul biasa lah gak ada paket internet nya. Ngapain jadi curcol gini sih?😐
Oke langsung aja deh.  Suka gak Sama ceritanya? Semoga aja suka ya. Jangan lupa voment dan juga follow aku ya gaes thank you~~~~😚😍

Sahabatku CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang