"lo lagi? Ngapain buntutin gue sih"
Pria itu hanya nyegir dan menggaruk punggungnya yang tak gatal.
"mau Ngapain sih?" tanya hikmah sewot.
"gue cuma mau minta maaf sama elo hikmah, Maafin gue ya?" balas kevin.
"udah gue maafin sekarang berhenti buntutin gue,oke" jawab hikmah
Kevin hanya menunduk lemah, hikmah tersadar saat ini dia sedang bersama marcel.
"kacang mahal kacang mahal" sindir marcel kepada keduanya.
Hikmah terkekeh mendengar sindiran marcel sedangkan kevin hanya bisa senyum.
"yaudah gue pulang dulu hikmah, dah"
"iya udah pulang sono luh ganggu Quality time kita aja" ucap marcel sarkatik.
"dia siapa sih kok jutek amat sama gue hik? Pacar baru lo?" tanya kevin polos.
"enak aja lo kalok ngomong, gue mah ogah sama dia pendek gini gue pacarin" ledekan marcel sontak membuat kevin terkekeh sedangkan hikmah mencebik pelan.
"gue juga ogah punya pacar yang tingginya kayak tiang listrik gini" balas hikmah.
"oh ya kenalin bro gue marcel sepupunya si pendek ini" hikmah yang merasa diejek pun hanya membulatkan mata menatap marcel tajam.
Hikmah pun meninggalkan kedua cowok itu tanpa berpamitan.
"gue duluan ya bro udah kumat dah kalok tuh cewek pendek itu mulai ngambek"
Kevin menatap punggung marcel yang sudah hilang di balik pintu kafe.
"dari dulu elo gak berubah ya hikmah"
****
Hikmah dan marcel sudah sampai di pekarangan rumahnya. Mereka langsung turun dan memasuki rumah sederhana itu lalu mengetuk pelan pintu rumahnya.
Tok tok tok...
Terdengar langkah kaki yang mulai mendekati pintu pertanda akan dibuka . Muncullah wanita yang masih terlihat muda di usianya yang menginjak 40an.
"assalamualaikum bunda" hikmah mengulas senyum lalu mencium punggung tangan bundanya.
"kamu gak liat jam ini sudah jam 5 dan ka-" belum selesai berbicara marcel menyela ucapan bunda mila.
"assalamualaikum tante" marcel hanya senyum kepada tante mila tanpa mencium punggung tangannya.
"loh, marcel kok bisa bareng sama hikmah?" tanya bunda mila yang terkejut dengan kedatangannya
"iya tadi marcel ke sekolah hikmah bun katanya habis dari malang" hikmah melenggang pergi memasuki rumahnya.
Hikmah langsung menuju kamarnya yang berada diatas membiarkan kedua orang tersebut berbicara tanpa dirinya yang ia pikirkan saat ini hanya rebahan di atas kasurnya.
Bunda mila mengajak Marcel berbicara di ruang keluarganya. Keduanya duduk agak berjauhan. Bunda mila memulai pembicaraannya dengan menanyakan kabar keluarga yang hanya dijawab marcel dengan mangut - mangut saja.
"Marcel jadi ambil jurusan apa di UM?" tanya bunda mila yang sangat antusias bila membahas masalah perkuliahan.
"ambil jurusan manajemen yang pendidikan bisnis dan manajemen tante" ucap marcel.
"wah berarti kamu ngambil yang prodi S2 ya cel?" ujar bunda mila.
"iya tante kan aku di suruh ambil jurusan itu buat nerusin bisnis kuliner ayah di jogja" balas marcel menjelaskan.
Pembicaraan terus mengalir dari mereka sampai suara adzan maghrib mulai berkumandang menyadarkan mereka. Mereka berdua lalu pergi mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat menuju mushola dekat rumah hikmah.
"Dia punya gue hik harusnya elo sadar kalok ini anak reno"
"Enggak, dia bukan bayi reno! Ini gak mungkin kan!"
Hikmah langsung terbangun dari mimpi anehnya. Keringat dingin membasahi wajahnya padahal ruangan ini sudah cukup dingin karena adanya AC tetapi tetap saja terasa panas.
Ia melihat jam yang berada di atas nakas, jam menunjukkan jam 17.58 berarti waktu melaksanakannya sholat maghrib. Hikmah langsung meloncat dari kasur menuju kamar mandi. Tak lama hikmah keluar dari kamar mandi, ia langsung mengenakan baju yang berada di lemari gantungnya. Setelah itu, hikmah mengambil mukena dan sajadah lalu mengenakan mukena dan sholat.
Di setiap gerakan sholat ia tak berhenti mengucapkan doa semoga tak nyata ya allah ucapnya dalam hati.
Selesai sholat hikmah memanjatkan doanya kepada rabb nya, sang penguasa jagad raya. Ia berdoa agar kehidupannya selalu berguna untuk orang lain, ia juga memohon doa untuk kedua orang tuanya. Disetiap ucapan doanya air mata membasahi pipinya ia takut mengenai fakta tentang mimpi yang dialaminya.Setelah berdoa ia merapikan mukena dan sajadahnya di almari. Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamarnya.
Drap...
Drap...
Drap..
Suara itu mampu membuat jantung hikmah terpompa tak teratur, karena penasaran, hikmah memberanikan dirinya mendekati arah pintu lalu..
Cklek..
Tak ada orang dibalik pintu itu kosong... Mungkin dia hanya salah dengar saja. Hikmah kembali masuk tiba-tiba bahunya ditepuk seseorang
Hmmm....
Terdengar deheman seseorang, nafasnya berat seperti seorang laki-laki, hikmah tidak berkutik hanya diam ditempat seperti patung.
Laki-laki itu langsung berkata"ini gue M A R C E L a.k.a marcel" suara nya menyamai suara hantu.
Mendengar hal itu hikmah langsung memutar tubuhnya langsung memukul kepala marcel secara reflek. Marcel hanya meringis kesakitan melihat itu hikmah tertawa lepas.
"kurang ajar lo ya, sakit nih bego" ucap marcel.
"salah sendiri elo ngerjain gue" jawab hikmah sewot.
Hikmah mengingat sesuatu dan langsung memasuki kamar untuk mengambil tas dan ponsel lalu melenggang pergi.
Gue bakal tau apa yang sebenarnya
Hai hai hai 🙌
Maaf baru update banyak tugas akunya 😱
Nih udah muncul ya 😀
Nanti malem insya allah up kok tapi gak janji ya soalnya masih banyak tugas heheh 😂😂Jangan lupa vote an coment guys follow juga boleh kok

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku Cintaku
أدب المراهقين( 15+ ) Aku mencintai dan mengaguminya sejak lama. Kau tahu, dia adalah wanita yang selalu mengerti diriku hingga saat ini dia tetap seperti itu. - Kevin Pratama - Menyukai ku sejak lama? Benarkah? Aku juga sepertinya tetapi, aku hanya mengagumi t...