Chapter 16

5.8K 460 63
                                    

Yuri menahan air mata miliknya yang seakan ingin tumpah, tepat dua jam dirinya menunggu diruangan itu sendiri. Mengabaikan rasa takut dan dingin yang mengelilinginya.

"Sica-ah kau lupa atau kau sengaja?" gumam Yuri pelan tanpa sadar air mata itu mengalir.

Dengan perasaan hancur Yuri melangkah meninggalkan ruang kelasnya itu, koridor kampus terlihat begitu sepi tak heran karena mata pelajaran terakhir telah berhenti satu jam yang lalu.
Dengan was-was Yuri melangkahkan kakinya melewati kelas-kelas yang sudah kosong tetapi naas baginya saat melewati satu kelas diujun lorong.

Disana terdapat empat orang lelaki yang sedang asyik menegak minuman keras bahkan mereka tak segan dalam tertawa dan menguarkan kata-kata makian.

Yuri menelan ludahnya takut, dirinya begitu takut apakah mungkin dirinya bisa pergi melewati empat orang itu.
Dengan sedikit keberanian Yuri melangkah melewati kelompok lelaki itu tetapi tiba-tiba saja salah satu lengannya telah digengg oleh salah seorang lelaki itu.

"Wah, wah ada gadis cantik disini. Apa kau sedang tersesat nona. Mau kami antar pulang." ucap lelaki itu yang membuat teman-temannya tergelak tertawa.

"Lepaskam aku." ujar Yuri mencoba melepaskan cekalan tangan lelaki itu.

"Wah agresuf sekali, aku suka" ujar lelaki itu dan dengan sedikit tenaga lelaki itu memojokan Yuri dan mencoba menciumnya bahkan kedua tangannua dengan kurang ajar mencoba membuka pakaian miliknya.

Yuri berontak mencoba melepaskan diri dan menendang apapun yang dapat membuat lelaki itu lengah, tetapi yang didapatnya ada benturan keras kepalanya pada tembok karena lelaki itu mendorong kepalanya.
Kepala Yuri terasa begitu pusing dan berputar-putar tenaganya tak kuasa untuk melawan membuat para lelaki itu bersiul senang dan saat kedua matanya akan terpejam, Yuri melihat seorang laki-laki yang datang menghantam para lelaki yang mencoba memperkosanya itu dan setelah itu yang Yuri lihat hanyalah kegelapan.


*****


Yuri membuka matanya dengan segera dan menghembuskan nafasnya kasar, keringat dingin tanpa diketahuinya telah keluar dan membuat bajunya basah.
Mimpi itu bukan tetapi memori itu kembali lagi saat ini setelah sekian tahun dirinya coba melupakan, dan Yuri akhirnya ingat. Yesung, lelaki itulah yang menolongnya waktu dulu.

Dirinya baru sadar saat nafasnya mulai kembali normal, dirinya tertidur lagi di kamar yang beberapa hari lalu ditempatinya, kamar Yesung. Bahkan dirinya juga tak sadar bahwa dirinya memakai kemeja putih milik lelaki itu.

Mencoba mencari pemilik apartenent itu, Yuri segera melangkahkan kakinya menelusuri ruangan deni ruangan itu.

"Aku tak akan bisa hyuk, saat aku melihatnya perasaan benci itu tetap tertanam baik di ingatanku." suara itu begitu mengganggu Yuri, dengan mengendap-endap Yuri mencoba mencuri dengar dibalik tembok dapur milik Yesung dimana lelaki itu sedang menghubungi seseorang sambil membuat kopi kesukaannya .

"Tidak Hyuk, ini sangat sulit. Kau tahu bukan, memoriku tak akan pernah bisa melupakan bagaimana Donghae dan Jessica meninggal....."

Terkejut, itulah yang Yuri rasakan saat ini. Apa yang Yesung bicarakan, bahwa Jessica dan Donghae meninggal?

Siapa itu Yesung?

Dan apakah dua orang yang Yesung bicarakan adalah Jessica dan Donghae yang dikenalnya?
Tapi...Bagaimana mungkin hal itu terjadi?

Yuri tak percaya, tanpa sadar kedua tangannya membekap mulut kecilnya agar tak mengeluarkan isakan pelan. Kedua matanya terus-menerus mengeluarkan cairan panas itu membuat pandangannya buram.
Dadanya terasa begitu sesak.

NEED YOU ( Complete ) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang