Liburan musim dingin Jepang di bulan Desember, gue harus pindah ke Inggris karena gue disuruh melanjut studi disana oleh orangtua gue. Disaat itu gue masih 14 tahun dan masih sangat belum dewasa untuk ditinggal sendiri karena orangtua gue punya bisnis di Inggris
“Keito, gue mohon jangan pergi” ucap Kanza dengan menangis
“Kanza, gue minta maaf. Tapi gue tetap harus pergi, jangan nangis dong Kanza, nanti gue gak tenang disitu. Loe mau liat gue gak tenang?” ucap gue dengan menghapus air mata Kanza
“Kapan loe akan kembali?” tanya Kanza
“Gue belum tau Kanza, tapi yang pasti sampe bisnis orangtua gue selesai disana” ucap gue sedih
“Loe janjikan bakal kembali?” tanya Kanza lagi yang masih menangis
“Iya Kanza, gue bakal kembali kok” ucap gue menyakinkan Kanza
“Keito, ayo masuk” ucap mama
“udah ya Kanza, gue pergi dulu. Selamat tinggal” ucap gue membungkukkan badan
Gue berjalan menuju mobil dan akhirnya membawa gue ke bandara. Dibalik kaca spion, gue melihat Kanza berdiri sambil menangis sendirian di bulan dingin Desember ini. Sejak itu gue gak pernah melihat Kanza lagi.
Kanza’s POV
08.00A.M
Gue bangun karna matahari masuk ke kamar gue melalui celah jendela. Gue merengangkan badan dan akhirnya meraih ponsel gue, gak ada yang baru. Gue beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diri dan turun untuk sarapan
“eh Kanza sudah bangun, sini ayo sarapan sama mama” ajak mama
Gue berjalan menuju meja makan dan duduk disebelah mama
“ma, boleh cerita sedikit tentang Keito gak?” tanya gue
“hmm… mama dah lupa sih tapi yang mama ingat dulu Keito tinggal di sebelah rumah kita” ucap mama
“terus?” gumam gue
“terus dia pindah ke Inggris karna orangtua ada urusan bisnis” lanjut mama
“terus?” gumam gue lagi
“cuman itu aja mama ingat, emangnya kenapa?” tanya mama
“gpp kok ma, Kanza merasa kayaknya ada sesuatu dibalik Kanza dan Keito dulu” ucap gue
“dulu kalian sahabat baik, dan saat itu kamu selalu pulang bahagia dan menceritakan semua yang kalian lakukan seharian sampai Keito pindah ke Inggris, kamu pulang dengan wajah menangis. Sejak saat itu kamu selalu mengurung diri dikamar, membaca buku yang Keito berikan dan kamu juga suka melihat keluar jendela” jelas mama
Perlahan – lahan otak gue mencerna semua kejadian yang ada dan gue teringat dengan kejadian 2 tahun lalu. Apa gue pernah meminta Keito untuk kembali? Semuanya masih pertanyaan didalam hati gue. Akhirnya gue menghabiskan sarapan gue dan menelpon Keito
‘halo’
‘halo Kei, kamu masih mau temani gue ke rumah sakitkan?’
‘masih dong, gue jemput loe jam 2 nanti ya’
‘oke baiklah’
Sekarang sudah pukul 11 dan gue masih sisa banyak waktu untuk membongkar gudang. Gue penasaran dengan barang – barang masa lalu yang sudah gue tinggalkan
2 jam gue berada di gudang dan gue menemukan beberapa kenangan seperti buku, gantungan kunci dan juga sebuah kartu ucapan natal dari Keito. Disana kartu itu, Keito memanggil gue Kan dan gue memanggilnya Kei. Sebuah nama yang bagus untuk dijadikan panggilan
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Teen FictionGue terbangun di sebuah ruang yang dipenuhi oleh alat - alat medis, gue berusaha bangun tapi kepala gue sakit dan gue merasa ada sesuatu didalam diri gue yang hilang. Gue bingung dengan apa yang terjadi sama gue, yang gue ingat adalah gue berdiri di...