Kanza’s POV
Kami akhirnya sampai dirumah, gue membantu Theo memasukkan barang – barang ke kamar dan merapikannya, terdengar suara ponsel Theo
‘dari siapa?’ ucap batin gue
Gue meraih ponsel Theo dari dalam tas dan gue liat siapa yang mengirim pesan
‘Midori? Siapa Midori?’ tanya batin gue
Setelah gue siap merapikan barang – barang, gue turun dan memberitahu Theo jika ada yang mencarinya
“Theo, ada yang cari loe itu, namanya Midori. Siapa dia?” tanya gue sambil berjalan kearah Theo
“bukan siapa – siapa kok” jawab Theo meraih ponselnya
Nampaknya Theo sedikit terkejut dan menyembunyikan sesuatu dari gue. Siapa itu Midori dan kenapa Theo bersikap seperti itu?
Kami makan bersama dan berbincang sebentar, mama pamit untuk tidur karna besok ada meeting di kantor. Tinggal gue dan Theo di ruang tamu nonton TV
“Theo….” Panggil gue
“hmm…” gumam Theo
“Midori itu siapa?” tanya gue
Gue penasaran dengan Midori, sebenarnya siapa dia, kok Theo gak pernah cerita?
“baiklah, akan gue ceritain” jawab Theo
Akhirnya Theo menceritakan siapa itu Midori
“jadi tadi apa tujuan mama loe tadi?” tanya gue
“dia bilang dia bakal ke Shinjuku lusa dan gue belum siap untuk ketemu dia” jelas Theo
Akhirnya gue mengerti kenapa Theo berusaha untuk menghindari mamanya
“baiklah, gue akan bantu loe. Tenang aja, asal gue ada pasti semua akan beres” ucap gue santai
“makasih Kanza” jawab Theo dengan senyum manisnya
Ting…
Gue meraih ponsel gue dan ekspresi gue berubah ketika gue tau itu panggilan dari siapa
“Theo, gue angkat telpon dulu ya” sahut gue
Theo hanya menggangukkan kepalanya aja dan gue berjalan menuju taman
‘halo’
‘lama kali loe angkat’
‘iya gue barusan dari dapur, ada apa?’
‘besok loe ada waktu? Sanya ajak kita untuk meet up’
‘besok? Gue gak bisa, bukannya besok sekolah?’
‘hmm… baiklah kalo loe mau sekolah pigi aja, kami mau bolos’
Tut….
Panggilan terputus dan gue berbalik, berjalan kearah ruang tamu, berusaha membuyar kekesalan gue karna perkataan Satya
“siapa tadi?” tanya Theo yang memegang remote TV
“tadi cuman salah sambung kok, biasa” jawab gue sesantai mungkin
Gue menghabiskan malam gue dengan Theo, kami menonton TV sampai tertidur tanpa mematikan TV
Theo’s POV
Gue bangun karna ada cahaya terang menerangi gue dan gue merasa pegel pada leher gue. Perlahan – lahan gue membuka mata dan berusaha menyesuaikan mata gue dengan cahaya yang masuk, ternyata gue tertidur di sofa ruang tamu
‘sudah jam berapa ini?’ ucap batin gue
Gue meraih ponsel di meja dan sudah banyak pesan yang masuk, ada yang dari Chikage dan juga dari mama gue
“loe dah bangun?” sahut Kanza
“iya, kok sepi kali?” tanya gue
“mama pigi ke kantor karna ada meeting, itu sarapannya dah diatas meja. Hari ini sarapannya burger dan jus apokat, gue ke atas dulu ya” ucap Kanza berlari ke atas dan masuk ke kamar
Gue beranjak ke kamar mandi dan mulai menyikat gigi dan mandi. Gue sarapan sambil membalas pesan dari Chikage
“bagaimana? Enak tidak?” tanya Kanza yang sudah terlihat segar
“hmm… enak, gue gak makan sarapan buatan rumah. Makasih ya…” jawab gue
“nanti siang kita buat tuna sushi ya, mama udah siapkan bahannya dikulkas” saran Kanza
“hmm… kayaknya tante penuh persiapan” goda gue
Kita tertawa dan kami menghabiskan waktu kami dengan membuat tuna sushi, tugas gue yang memotong sayuran dan ikan, Kanza mengulungnya. Kami melakukannya dengan penuh candaan, sungguh merindukan hal ini dengan mama
Flashback on
“Theo, ayo sini bantuin mama buat sushi” sahut mama dari dapur
Gue berlari ke dapur dengan penuh riang
“wah… pasti enak ini” jawab gue
“ini… mama potong sayurnya, kamu gulung sushinya. Oke?” sahut mama
Gue pun menggulung sushinya dengan penuh hati – hati. Setelah itu, mama memasaknya sedikit dan kami menikmatinya bersama – sama, tak lupa menyisakan sushi untuk papa
Flashback off
vote and comment?
-chelle
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Teen FictionGue terbangun di sebuah ruang yang dipenuhi oleh alat - alat medis, gue berusaha bangun tapi kepala gue sakit dan gue merasa ada sesuatu didalam diri gue yang hilang. Gue bingung dengan apa yang terjadi sama gue, yang gue ingat adalah gue berdiri di...