#15

7.2K 503 5
                                    

Enjoy

Hazel mengerucutkan bibirnya karena kesal. Sejak beberapa waktu lalu, Orlando sibuk menceramahi Hazel seperti kakek-kakek bawel yang menasehati cucunya. Kejadian pasca kemarin tidak habis-habisnya diungkit oleh Orlando.

"Sudahlah, yang penting aku selamat kan?" Mata Hazel membesar memelototi Orlando.

Orlando balas melotot dengan ganas, "Tapi tindakanmu itu benar-benar ceroboh. Apa jadinya waktu itu kau jika aku tidak datang?"

"Aku pasti selamat. Kalau kau tidak datang pun aku pasti bisa mencari cara." Hazel tetap keras kepala.

"Dasar keras kepala! Pokoknya kalau sampai kau mengulangi perbuatanmu lagi, aku akan menghukummu."

Hazel mengalihkan pandangan dengan acuh.

"Aku paling sebal kalau Orlando bertransformasi menjadi bawel seperti ini." batin Hazel.

* * *

Hazel menopang dagunya dan memandang pemandangan kota London pagi itu.

"Huh, aku bosan!" keluh Hazel dengan frustasi.

Dalam hati, Hazel bersungut-sungut, "Aku sendirian di hotel, sementara Orlando dengan enaknya keluar mencari apartemen dan mencari tahu tentang Gide. Ahh aku kesal karena tidak boleh kemana-mana."

Perkataan Orlando terngiang di kepalanya, "Hazel kau tidak boleh keluar dari kamar hotel, kalau kau kabur aku akan mengurungmu lebih lama lagi."

Hazel membanting tubuhnya ke ranjang dan menutup wajahnya dengan bantal.

"Aaarghhh!" jerit Hazel

Hazel berdiri, lalu kembali berbaring. Ia mengulang sikap itu berulang kali untuk mengusir rasa bosan. Tadinya, Hazel berencana bermain hp, tapi sayangnya ia baru ingat bahwa ponsel mereka yang di Jakarta sudah dibuang untuk menghilangkan jejak. Ia dan Orlando berencana membeli yang baru di London. Namun, mengingat banyaknya masalah belakangan ini mereka terpaksa menunda itu.

Hazel tersenyum ketika mengingat ia masih punya laptop di dalam tas koper. Hazel segera mengambil laptop dan berbaring di ranjang. Setelah menyalakan laptopnya, Hazel menimbang-nimbang untuk melakukan sesuatu dengan laptopnya.

"Menjadi hacker sepertinya tidak buruk di waktu bosan seperti ini." kata Hazel sambil sibuk mengetik kode untuk masuk ke dalam sistem Intelijen Inggris

Mata Hazel menjadi berbinar-binar ketika ia berhasil masuk ke dalam sistem Intelijen Inggris.

"Tidak sia-sia berlatih pada Jose bertahun-tahun lalu."

Ketika menjadi agen dari organisasi yang diketuai Jose, Hazel memang memperoleh banyak pengetahuan. Salah satu pengetahuan diantaranya adalah meretas sistem-sistem penting yang berkaitan dengan misi organisasi. Tentu saja pihak Intelijen adalah salah satu incaran mereka, mengingat mereka harus mengawasi pergerakan Intelijen agar mereka tidak ketahuan. Setelah merekrut seorang hacker menjadi anak buahnya, Jose meminta hacker itu mengajari beberapa petinggi organisasi untuk meretas sistem. Hazel termasuk dalam kategori orang yang diajari. Ketika pertama kali meretas dan berhasil, Hazel menemukan kesenangan tersendiri saat dapat melihat data-data rahasia hanya dengan ketikan kode.

Hazel membaca dengan seksama isi dari data rahasia Intelijen.

"Wah mereka punya pengamanan sistem yang ketat. Mulai dari tracking lokasi hacker hingga teknologi sistem akan otomatis mati saat ada hacker yang menyusup dalam 5 menit. Hmm.....Waktuku tinggal 4 menit lagi sebelum mereka me-nonaktifkan sistem."

GIRL ACT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang