#17

6.6K 477 2
                                    

Enjoy

Hazel dan Orlando ditangkap dan disekap di dalam jeruji besi. Kedua tangan mereka diborgol untuk mencegah keduanya berulah selama di penjara. Mereka berdua juga dipenjara dalam penjara isolasi yang terpisah dengan tahanan lainnya. Baik Hazel maupun Orlando hanya tinggal menunggu waktu menuju hukuman mati mereka dijatuhkan. Kejahatan mereka terlampaui banyak dan kejam, walaupun mereka punya alasan dibalik perbuatan mereka itu. Namun, hukum tidak mau mengerti. Hukum tetap ditegakkan.

Hazel menguap lebar setelah tertidur pulas dalam penjara. Dia melirik Orlando yang terduduk diam di sebelahnya.

"Hey, menurutmu apa yang harus kita lakukan?" tanya Hazel bosan.

"Kita bisa apa? Penjara ini mempunyai keamanan ketat. Apa pun yang kita lakukan selalu diawasi." bisik Orlando.

Hazel menyunggingkan senyum miring khas-nya,"Seperti kau tidak tahu aku saja. Kau pasti tidak berpikir aku akan menyerah disini kan?"

"Tentu saja aku tidak berpikir seperti itu." bantah Orlando.

"Kita akan kabur dari sini sebelum mereka membunuh kita." kata Hazel dengan suara lirih.

Orlando menatap Hazel,"Kau sudah menemukan caranya?"

Hazel terkekeh,"Tentu. Ingatlah bahwa naluri pembunuh terlatihku tidak memudar. Aku masih terbiasa untuk mencari jalan keluar dari tempat-tempat seperti ini."

Hazel melepas antingnya dari telinganya. Anting itu memiliki ujung yang sangat tajam. Bahkan bisa memotong besi sekalipun. Lalu Hazel juga melepas kalungnya. Di dalam liontin kapung itu terdapat kunci yang bisa diatur bentuknya.

Hazel mendekatkan tangannya yang diborgol itu ke borgol tangan Orlando dan membuka borgol Orlando. Setelah itu, gantian Orlando yang membuka borgol Hazel. Setelah tangan mereka terbebas dari borgol yang menyisakan bercak merah di kedua pergelangan tangan mereka, mereka memutar-mutar pergelangan tangan mereka untuk meredakan rasa mati rasa pada pergelangan tangan mereka.

Hazel melirik Orlando. Orlando langsung menyalakan stopwatch. Mereka punya waktu kurang dari 2 menit untuk kabur sebelum para petugas menangkap mereka.

Hazel memasukkan kunci ke dalam gembok pintu penjara, lalu terdengar bunyi "klik". Pintu itu terbuka lebar. Tapi mereka masih memiliki masalah. Mereka harus bisa melewati para penjaga yang berjaga di pintu keluar. Hazel menyandarkan tubuhnya di belakang tembok diikuti Orlando. Mereka bersiap menyerang penjaga yang bersiaga.

BUK

Orlando memukul tengkuk penjaga yang lewat hingga pingsan. Lalu mereka berlari menyusuri lorong dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tiba-tiba terdengar bunyi alarm. Hazel memutar mata malas. Ia sudah hafal benar apa yang terjadi selanjutnya. Setelah alarm ini berbunyi, maka penjaga akan mengejar mereka. Hazel dan Orlando tetap berlari. Saat di tengah jalan mereka bertemu penjaga, Hazel menotok urat penjaga itu hingga tidak dapat bergerak. Lalu Hazel mengambil senjata yang ada bersama penjaga itu.

Hazel mengangkat pistol dan menyelipkan peluru di sabuknya. Walaupun Hazel kurang nyaman karena baju tahanan yang dikenakannya, tapi ia masih bisa bertarung secara maksimal. Celana tahanan yang dikenakan Hazel sengaja Hazel gulung sampai di atas lutut agar membuatnya bebas bergerak. Kemudian rambutnya yang mulai panjang ia angkat ke atas agar tidak menghalangi pandangannya.

Hazel dan Orlando berdiri saling memunggungi. Dari arah kiri kanan mereka sekumpulan penjaga berlari ke arah mereka.

"Are you ready?" tanya Orlando.

GIRL ACT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang