#06

12.3K 829 10
                                    

Enjoy

#06

"Sebenarnya Hazel tidak pernah melupakan masa lalunya. Namun, aku yang mencuci otaknya dan menghapus semua memori masa lalunya."

Tubuh Orlando bergetar menahan gejolak amarah yang menderanya. Tangan Orlando bergerak menggenggam leher Jose. Kemudian terdengar suara derak tulang yang patah. Tubuh Jose pun terkulai dan jatuh ke lantai. Denyut nadinya berhenti dan jiwanya telah meninggalkan raganya.

Orlando yang melihat itu langsung bergerak meninggalkan markas organisasi Jose.

30 menit kemudian...
Puluhan pembunuh bayaran profesional yang merupakan anak buah Jose sibuk berkerumun disekitar ruangan Jose. Anak buah Jose menemukan jasad Jose yang tak bernyawa dengan bekas cekikan di leher dan luka babak belur di wajah serta beberapa bagian lainnya.

Tentu saja anak buah Jose terkejut melihat atasan mereka yang sudah tak bernyawa, padahal selama ini Jose sangat ditakuti karena kekuasaannya dan juga kemampuan bela dirinya. Bahkan pembunuh terkuat di organisasi Jose (Dark Demon) pun tak mampu membunuh Jose. Hal itu membuat para bawahan Jose bertanya-tanya siapa gerangan yang membunuh pemimpin mereka.

Kabar cepat tersebar mengenai kematian Jose. Media pun banyak mengabarkan kematian Jose. Dunia mengenal Jose sebagai investor di bidang properti. Hal yang sangat jauh dari sebenarnya. Hanya kalangan tertentu saja yang mengetahui siapa sebenarnya Jose. Kepribadian Jose yang tenang, dingin, dan menguar aura mengancam membuat orang-orang tutup mulut tentang identitasnya dengan sendirinya.

Orlando memamerkan senyum miringnya begitu mendengar kematian Jose. Orlando menatap puas foto pemakaman Jose pada sebuah tabloid bisnis. Di dalam hati, Orlando menertawakan status yang dipilih Jose dalam penyamarannya. Investor usaha properti? Itu terdengar sangat lucu jika dibandingkan dengan pemimpin organisasi gelap tempat para pembunuh bayaran profesional bekerja bukan?

* * *

Hazel terbangun dan mendapati dirinya tengah sendirian di ruangan dengan cahaya temaram. Hazel langsung terlonjak dari sofa dan berdiri dengan was-was.

"Kemana Orlando?"

Tak lama siluet seseorang terlihat dari lantai bawah. Hazel langsung memasang kuda-kuda siap menyerang. Tapi kemudian sosok Orlando muncul dengan muka datar. Kemudian Orlando memandang Hazel dengan ekspresi bingung.

"Kenapa kau bertingkah seperti ingin bertarung, Hazel?" tanya Orlando sambil mengambil minuman ringan dari kulkas.

"Hmm..tidak ada apa-apa, hanya saja aku mengira yang tadi datang bukan kau." Hazel menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Tenang saja, walaupun ada yang mengetahui keberadaanku disini tapi bisa kupastikan mereka akan berpikir seribu kali sebelum masuk kesini." ujar Orlando santai.

"Ada orang yang tau tempat persembunyianmu?" tanya Hazel tampak terkejut.

"Ya, ada beberapa pihak yang mengetahuinya namun aku tak ambil pusing. Pada akhirnya mereka juga tidak akan berani mendatangiku" ucap Orlando tenang.

"Kau sudah baca pesanku?" lanjut Orlando bertanya kepada Hazel. Hazel menggelengkan kepalanya. Hazel tampak bingung dengan perkataan Orlando.

"Baca pesan? Pesan apa?" tanya Hazel tak mengerti.

Orlando menunjuk sebuah kertas note kecil di samping sofa dengan dagunya, lalu Hazel mengambil kertas itu dan membacanya.

Aku pergi sebentar.
Tunggu aku sampai aku kembali!

Hazel mengucapkan kata ooo tanpa suara.
"Hmm omong-omong kau pergi kemana?"

"Kau tidak perlu tau." jawab Orlando dengan ekspresi yang tak terbaca.

"Ooo." Dalam hati, Hazel merasa sedijit kecewa dan penasaran karena tak diberitahu. Ia ingin mengenal Orlando lebih dekat, tapi kalau seperti ini bagaimana caranya dia bisa dekat? Selama ini, Hazel tidak pernah mengingat masa lalunya. Saat kini kepingan masa lalunya kembali, Hazel ingin menggapai dan mengingatnya lagi.

"Ada yang mengganggu pikiranmu? Kau tampak kebingungan?" Orlando tampak meneliti ekspresi wajah Hazel. Hazel buru-buru menetralkan ekspresi wajahnya dan pura-pura terlihat tidak ada masalah, walaupun pikirannya masih kacau.

Puzzle kehidupan Hazel perlahan-perlahan berkumpul dan tersusun. Hazel memegang kepalanya yang didera nyeri hebat. Hazel membiarkan tubuhnya merosot ke lantai. Hazel juga tidak menghentikan pikiran-pikiran tentang masa lalu yang membuatnya sakit kepala hebat. Meskipun kepala Hazel terasa pening, Hazel tidak mau menyerah. Selama ini, Hazel selalu menyerah dan berhenti memikirkan masa lalu karena itu membuatnya sakit dan pusing. Hal itu yang memicunya trauma dan tidak mau mengingat masa lalu.

"Tidak mau bukan berarti tidak bisa" gumam Hazel sambil melawan rasa sakit pada kepalanya.

Kemudian satu per satu gambar masa lalu Hazel terbayang samar di pikiran Hazel. Disana tampak seperti sebuah film. Dalam pikiran Hazel, tampaklah ia dan Orlando sedang mengenakan baju putih-putih. Hazel kecil yang cantik dengan simple dress berwarna putih dan Orlando memakai kemeja putih dan celana pendek. Di dalam pemikiran Hazel, dia dan Orlando pergi ke pinggir pantai untuk melihat mata dewa pada sore hari.

Ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat, Hazel dan Orlando menyandarkan kepala mereka dia atas pasir.

"Hazel, aku mencintaimu." bisik Orlando.

"Hazel, aku mencintaimu."

Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala Hazel.

Orlando mengulurkan tangannya pada Hazel.
Kemudian Orlando menggenggam tangan Hazel dan berlutut.

"Berjanjilah untuk tidak pergi dariku!" pinta Orlando.

"Aku tidak bisa."

"Mengapa kau tidak bisa?" Orlando tampak memelas.

"Aku tidak ingin kau denganku. Kau terlalu sempurna untukku." Hazel mengaitkan ujung-ujung jarinya dengan gugup.

"Kau takut bahwa aku akan menyesal memilihmu? Tanya Orlando sambil terkekeh-kekeh.

"Mmmm yah begitulah."

"Kau harus tau bahwa aku menjalankan suatu hubungan bukan karena faktor fisik, aku lebih mengutamakan perasaan dan sifatnya."

TO BE CONTINUE

Haii welcome back to GA (Girl Act)
Selamat membaca part #06 ini ya. Jangan lupa vote comment. Vote dan comment kalian sangat berarti lho.

See you..

GIRL ACT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang