#25

5.9K 399 6
                                    

"No matter if you forgetting me, but I still love you. No matter how bad i'm feeling because of you, I will always love you." Kata Orlando.

Hazel masih menatap Orlando dengan datar, tetapi air mata mengalir membentuk sungai di kedua pipi Hazel. Orlando menghapus air mata Hazel dengan jemarinya.

"Don't cry! I'm here."

Enjoy

Orlando kembali aktif dalam misi-misi yang diadakan Mossad walaupun tanpa Hazel. Keadaan Hazel masih sama seperti terakhir Kali Orlando melihatnya, namun sekarang Hazel suka menyakiti dirinya sendiri.
Oleh karena itu penjagaan terhadap Hazel diperketat karena tidak hanya menjaga Hazel untuk kabur, tetapi juga menjaga Hazel untuk berbuat hal-hal buruk pada dirinya sendiri.

Seminggu yang lalu. . .

Saat Orlando tengah menjalankan misi penting sehingga tidak bisa berada di markas, Hazel mengambil pecahan keramik dan hampir saja memotong nadinya jika tidak dihentikan petugas patroli.

Begitu mendengar kabar itu, Orlando cepat-cepat menyelesaikan misi yang sedang dijalaninya agar dapat menjenguk Hazel.

Ketika menjenguk Hazel, Orlando merasa hatinya tersayat-sayat. Hazel yang ceria, Hazel yang penuh semangat sudah tidak ada dalam Hazel yang sekarang. Bahkan, Hazel lebih mirip zombie hidup.
Tubuhnya kurus kering dan tampak mengerikan. Ternyata, Hazel selalu menolak setiap makanan yang diberikan dan itu sudah berlangsung seminggu lamanya.

Orlando memutuskan untuk menghadap kepala tahanan Mossad, dan meminta ia memindahkan Hazel ke karantina tahanan. Kegiatan di karantina tahanan jauh berbeda dengan di penjara. Di karantina banyak kegiatan seperti kegiatan olahraga, kegiatan tentang alam, dll.

Awalnya kepala tahanan menolak permintaan Orlando karena karantina merupakan tempat bagi tahanan yang tidak berbahaya, sedangkan Hazel tergolong tahanan yang sangat berbahaya.

"Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu, Orlando. Maaf, tapi Hazel terlalu bahaya untuk dipindahkan."

"Sir, saya mohon tolong pertimbangkan lagi permintaan saya. Bagaimanapun juga Hazel masih merupakan gadis remaja. Kita tidak bisa membiarkan dia seperti ini terus." Desak Orlando.

"Baiklah, aku akan mempertimbangkannya walaupun kemungkinannya sangat kecil."

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi, Sir."

Atas permintaan khusus dari Orlando, akhirnya Hazel dipindahkan. Tetapi, Hazel bukan dipindahkan ke karantina melainkan ke sebuah sekolah formal.

Petugas penjara membuka kunci pintu sel Hazel.

"Miss Hazel." Panggilnya pada Hazel yang sedang duduk berlutut sambil menunduk bersandar pada dinding.

Hazel mendongakkan kepalanya dan menatap petugas patroli itu hingga ia gemetar ketakutan.

"Ada apa? Jika kau ingin membujukku untuk makan, sebaiknya kau mengurungkan niatmu itu." Kata Hazel dingin.

"Eh-h sebenarnya s-saya diperintahkan oleh atasan saya untuk memindahkan anda." Kata petugas itu terbata-bata.

Hazel menaikkan sebelah alisnya," Pindah? Kemana?"

"Ke sebuah asrama sekolah." Jawab petugas itu sambil menunduk tidak berani menatap mata Hazel yang menyeramkan.

"Kau bercanda?!" Hazel tertawa hambar.

"Saya tidak tahu, saya hanya menjalankan perintah." Jawabnya lagi

GIRL ACT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang