F; Friend, Fall, & Feel

194 26 8
                                    

"FLASH! Felish!"

Yang diteriaki hanya nyengir lebar, menunjukkan wajah tanpa dosa. Flash dan Felish, siapa lagi yang punya nama seperti itu di SMA Cakra selain mereka.

"Kalian ini. Udah dibilang jangan bikin rusuh, masih dibikin juga. Kamu Flash, ngapai coba ngeledaki lab pake acara melakukan percobaan gak jelas. Kan jadi gak bisa dipake labnya." Bu Asri menatap Flash jenuh.

Pandangan Bu Asri beralih menatap Felish. Terlihat kejengahan di wajah perempuan berkepala tiga itu. "Nah, Felish. Ini lagi cewek, kurang kerjaan banget ngelukis loker. Kan jadi kotor. Mending tadi foto ibu yang dipajang." Bu Asri menghela napas. Felish meringis mendengar penuturan Bu Asri.

Ngomong-ngomong tentang Flash dan Felish,

Flash itu pinter, tapi dia gak manfaatin kepintarannya untuk kebaikan, malah ngerusuh di lab. Asal istirahat, tujuan utamanya ya laboratorium. Gara-gara seringnya lab meledak karena percobaan gak jelas Flash, jadi gak bisa deh labnya digunain. Flash itu pinter, cuma brandal. Kesekolah gak pernah rapi. Rambutnya berantakan. Kalo urusan BK, Flash lah yang menjuarainya.

Nah, kalo Felish. Felish otaknya pas-pasan. Lemot, tapi jail. Kalo brandal sih gak berapa. Cuma, banyak yang bilang Felish manis. Selain jail, Felish blak-blakan, gak bertele-tele, langsung to the point. Felish itu apa adanya. Gak suka nutup-nutupin.

Contohnya kayak seminggu yang lalu.

"Felish, kamu mau gak jadi pacar aku?" Rendy gugup, tak berani menatap wajah Felish. Cowok itu menaikkan letak kacamatanya yang turun.

"Maaf, Ren. Aku gak bisa."

"Ke-kenapa." Kini cowok itu mengangkat kepalanya dan menatap Felish.

"Kamu jelek, cupu, bukan tipe aku." Ucap Felish tanpa tau perkataannya barusan membuat Rendy koma dua hari.

Dan, gara-gara itu gak ada lagi cowok yang berani deketin Felish. Takut koma kayak Rendy dan gak mau tersayat ucapan nyelekit Felish.

***

"Flash, kita lagi dihukum ya?"

"Enggak Fel, kita lagi berenang." Jawab Flash malas.

Felish itu bego apa ya? Udah tau mereka lagi dihukum hormat bendera, masih ditanya lagi ngapain. Gila.

"Eum, gue gak tau kalo berenang ada gaya begini." Felish menurunkan tangannya dari dahi dan menatap Flash bingung. Cewek itu juga sesekali mengelap lehernya yang mengeluarkan keringat.

Flash membulatkan matanya. Bagaimana pula Felish menanggapi serius omongannya? Gini kalo udah deket Felish, harus ekstra sabar.

"Hm."

***

"Flash, lo mau gue lukis?"

Sekarang mereka berdua sedang berada dikamar Flash. Kebiasaan, kalo pulang sekolah Felish langsung loncat ke balkon kamar cowok itu.

"Ogah. Gambar lo kan jelek." Flash tak memperdulikan Felish yang berkutat dengan kertas gambarnya.

"Ih jahat."

"Ah dugong." Umpat Flash karena ia lagi-lagi gagal mengalahkan skor tertinggi Felish dalam lagu Little Star dari permainan Piano Tiles yang dipinjamnya dari ponsel Felish.

"Ini bagus gak, Flash?" Felish menunjukkan lukisan potret dirinya kepada Flash.

"Jelek banget kayak anjing."

"Masa sih?" Felish meneliti lukisannya, mirip anjing?

"Gak nyadar apa. Padahal dia tuh yang kayak anjing." Felish mendumel dalam hati.

"Apaan sih nih game gak elit banget. Apus tuh Fel dari hp lo." Flash mengembalikan ponsel Felish karena lagi-lagi dia gagal mencapai skor tertinggi. Felish menerima ponsel berwarna pink itu.

Flash berselonjor diatas tempat tidur. Memperhatikan Felish yang wajahnya berbeda dari biasanya. Ditekuk. Jelek banget menurut Flash.

"Fel, menurut lo gue ganteng gak?" Flash memperhatikan wajahnya lewat layar ponselnya.

"Jelek banget kayak anjing."

"Lah? Apasih ngomongnya kok anjing-anjing?" Flash membulatkan matanya kaget.

"Dih, bukannya elo luan."

"Yaampun Felish, gue gemes liat game nya, bukan lo."

"Ya sama aja. Lo jelek kayak anjing." Ujar Felish. Hatinya sedikit lega, karena Flash ternyata tak menghina lukisannya.

"Allah." Pasrah Flash.

Felish terkekeh pelan sambil menaburi manik-manik berwarna cerah kelukisannya.

"Flash."

"Hm."

"Lo ganteng kok."

"Emang." Jawab Flash datar.

"Idih, lo ngambek?" Ujar Felish sembari membenahi peralatan melukisnya kedalam kotak. Dan meninggalkan selembar kertas berisi lukisan potret dirinya.

"Menurut lo?" Flash bangkit dari tempat tidur dan menghampiri Felish yang sedang duduk di lantai.

"Ini lo yang buat? Bagus bener." Puji Flash setelah melihat lukisan Felish.

"Ya baguslah. Emang lo?"

Flash memilih diam dan tetap menatap lukisan Felish.

"Flash, lo mikir deh, nama gue sama lo kok rada mirip gitu, ya?" Felish bingung sendiri.

Cowok itu menatap Felish. "Emak lo ngefans kali sama gue, makanya namanya disamain."

"Idih, yakali. Trus ya, masa tanggal, bulan, tahun lahir kita sama juga?" Felish mulai bawel.

"Eum, buatnya janjian kali."

"Apaan sih lo Flash, lucu." Felish berdiri setelah mendengar jawaban ngawur dari Flash.

"Ha, ketawa dong."

"Ogah."

***

Awalan yang lumayan. Lumayan absurd maksudnya. A n y w a y, happy new year guys!

Minggu,
1 Jan 2017

Felish's FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang