Feels | 6

38 11 1
                                    

I'm not what you want, not what you need
- Felisha Agatha

***

SESAMPAI dirumah, Felish mendapatkan se-bucket mawar berwarna putih didepan pintu. Tidak ada nama pengirim disana. Hanya inisial 'R'. Felish masuk kedalam rumah sambil membawa se-bucket bunga ditangannya.

Dikamar, ia mencari-cari nama sang pengirim. Tidak ada, hanya ada inisial 'R' disana. Felish meletakkan bunga itu asal diatas tempat tidur. Didalam kelopak bunga itu, keluar secarik kertas putih berisikan,

Hai! Gue harap lo suka bunganya!

Love,
R <3

"Gak jelas." Gumam Felish. Ia melangkah kearah balkon dan mendapati Flash yang sedang bersandar didinding pembatas. "Woi!" Felish melempar laki-laki disampingnya dengan tisu yang tadi baru saja ia gunakan untuk mengelap ingus.

"Apa!" Sahutnya ketus.

"Ih, galak." Felish mendekati laki-laki itu. "Cie, galau..." Goda Felish sembari menoel pipi laki-laki yang wajahnya sedikit muram.

Laki-laki itu bergeming. Tak menanggapi Felish. Angin malam yang dingin membuat anak rambut Felish yang dibiarkan tidak diikat berhasil keluar. Langit malam berwarna hitam pekat, tak menunjukkan benda-benda langit yang biasanya muncul di malam hari.

"Langitnya gelap, kayak hati gue." Tiba-tiba suara dari samping membuat pandangan Felish menoleh kearahnya.

"Ha?" Felish mulai bingung dengan laki-laki yang sedari tadi siang sikapnya mulai aneh.

Apa Flash lagi curhat?

"Lo kenapa?" Tanya sang perempuan.

"Biasanya cewek itu suka apa?" Tanya Flash sembari menengadahkan kepalanya ke langit.

"Katanya sih, suka dikasih bunga, cokelat, dan boneka." Jawab Felish. "Kalo gue sih, sukanya novel." Kata Felish sembari menyengir.

"Gue gak nanya elu!" Kata Flash, menatap aneh perempuan disampingnya.

"Hehe." Balasnya. "Tapi Flash, lo tau? Gue kurang suka kalo dikasih novel, lho."

"Apa?"

"Hm, suka sih. Tapi lebih suka lagi kalau dikasih kepastian." Kata perempuan yang rambutnya seperti berkibar itu lirih.

***

Bertepatan dengan Felish mengunci pintu rumahnya, motor berwarna hitam besar itu memberhentikan motornya didepan gerbang rumah Felish.

"Pagi Fel." Sapa seseorang dari luar pagar dengan ceria.

Felish melihat sebentar kearah pagar dan mendekati orang itu. "Apa lo?" Sahut Felish jutek setelah membuka pintu pagar.

"Ih, pagi-pagi kok judes." Katanya sembari melepaskan helm dari kepalanya. Tanpa membuka helm pun, Felish sudah kenal dengan orang itu, sebab, setiap pagi, laki-laki itu selalu singgah sebentar kerumahnya.

"Ada apa Raga?" Kata Felish dengan lembut.

"Gimana? Lo suka bunganya?" Kata Raga.

Felish's FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang