Feels | 2

100 20 4
                                    

PELAJARAN pertama. Olahraga. Seperti biasa, menonton anak cowoknya main basket. Felish? Cewek itu malah duduk dibawah pohon sambil gambar-gambar gak jelas diatas tanah.
Kebiasaan anak cewek, kalo olahraga ya diem aja atau ngegosip dikelas sampe jam pelajaran olahraga abis.

Tapi Felish bukan tipe cewek penggosip. Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk menggambar atau menjaili siapapun yang ingin dijailinya.

"Woi, bengong mulu."

Felish melotot kepada orang yang telah seenaknya melempar kepalanya dengan kerikil. Dan memberi tatapan tajam dengan orang yang berjarak tak jauh disampingnya.

"Apasih Flash?" Felish mencebik.

Flash yang duduk berjarak tiga meter dari tempat Felish berada langsung pindah dan menghampiri cewek itu.

"Ih, lucunya." Flash yang sudah duduk di samping Felish langsung mengacak-acak rambut Felish yang dikucir kuda. Yang membuat cewek itu mencak-mencak karena tatanan rambutnya sekarang berantakan.

"Lo ngerusuh."

"Hehe." Kini Flash ikut-ikutan ngegambar di tanah. Sesekali mengusap gambaran Felish. Sudah pasti Felish marah.

"Sana kek Flash, bukannya gabung sama mereka, malah ganggui gue." Felish menunjuk kepada anak cowok yang sedang main basket di lapangan.

"Lah, gue maunya disini. Nemeni lo gambar." Flash terkekeh pelan.

Felish tak perduli, masih asik ngegambar ditanah, walaupun lama-lama gambarnya menghilang karena ditiup angin.

"Terserah gue." Felish berdiri dan mengelap tangannya yang kotor dipunggung kaos Flash. Lalu Felish melangkah pergi dari hadapan cowok itu.

"Ya Allah Felish, lo jahat bener." Flash ikutan berdiri, menatap punggung Felish yang telah mengecil.

***

"Males, tangan lo kan jorok."

"Astaga Flash, lo pelitnya gak ketulungan ye."

Sekarang, Flash dan Felish sedang duduk di bangku taman sekolah. Felish merengut sebal karena Flash tak memberinya snack. Padahal udah dari tadi Felish meminta jajan itu. Saat tangan Felish masuk kedalam bungkus snack, Flash langsung menarik bungkusnya, dengan alasan "tangan lo jorok abis main tanah".

"Kan gue udah ngelap di baju lo." Felish menengadahkan kedua telapak tangannya kepada cowok itu, menunjukkan kalo telapak tangannya bersih. Flash melirik tangan Felish. Tak perduli, masih asik memakan snack.

Suasana taman tak begitu ramai. Kebanyakan siswa-siswi ngendep di kantin. Waktu di lapangan tadi, Felish langsung pergi ke taman dan diikuti Flash.

"Bisa gitu? Idih, liat noh, noh. Banyak amat kumannya. Yaampun, yang ini lagi camping." Flash histeris sendiri, jari telunjuknya menunjuk-nunjuk telapak tangan Felish yang terbuka, seolah melihat kuman-kuman yang bertaburan di tangan cewek itu.

"Flash!" Felish capek sendiri sama tingkah Flash yang main-main. Cewek itu bangkit dari duduknya.

"Apa?" Flash menyahut santai.

"Lo kira gue ngarep banget sama jajan lo? Gue juga bisa beli kali." Flash bersedekap, menatap Flash jengkel.

"Hehe. Udah dong ngambeknya. Gak seru ah!" Flash menarik tangan cewek itu, menyuruhnya supaya duduk kembali.

Felish menangkis tangan cowok itu. "Jauh-jauh sana! Gue ngambek sama lo." Felish pergi meninggalkan Flash.

"Yah, dia ngambek beneran." Flash cengo menatap kepergian Felish. Kemudian terkekeh pelan, mencomot banyak snack lalu memasukkannya kedalam mulut.

***

Tiupan angin sepoi-sepoi membuat anak rambut yang nyangkut ditelinga berhasil keluar. Menerpa kulit wajah cewek itu. Kedua tangannya bertopang dagu. Lantai balkon yang dingin seolah sama dengan perasaannya saat ini. Capek. Terdengar helaan napas lelah keluar dari mulutnya.

"Cie yang lagi melow..." godaan dari balkon samping tiba-tiba merusak suasana. Cewek itu menatap horor orang disebelahnya yang berusaha manjat dari dinding pembatas balkon.

"Apa?" Tukasnya galak.

"Tangkep." Flash melempar sekantong plastik kepada Felish. Dengan tangkas, Felish menerima kantung plastik itu.

Felish membuka isi kantung dan mengernyit bingung kepada Flash setelah tau isi kantung tersebut.

"Karena tadi lo ngambek gak dikasi snack. Gue gak nyangka kalo lo bakal semuram ini." Flash terkekeh pelan. Bersandar dengan pintu balkon kamar Felish.

Felish tak menghiraukan. Sekarang kan dia lagi ngambek. Apaan sih Flash? Dia pikir dengan disogok sekantong penuh snack gini Felish bisa luluh? Ya udah jelaslah. Luluh.

"Hehe, thanks yak!" Felish tersenyum. Tangannya membuka bungkus snack.

"Gue kira lo ngambek beneran. Eh, rupanya pura-pura, supaya gue kasi snack bejibun." Ucap Flash gak nyante.

"Flash..."

"Sorry." Flash nyengir. Cowok itu ikut duduk disamping Felish. Sore itu Felish habiskan bersama Flash. Ditambah makan snack tentunya.

***

Hump. Mungkin selanjutnya aku bakal slow update nih😥
Mau bertapa dulu nyusun alur.
Kira-kira konflik Dear Flash bakal seperti apa ya?😂

-
-
-
-
-
-
Jangan lupa tekan bintang. Tenang, gak bayar kok. Sans kali😎

Jum'at
06 Jan 2017

Felish's FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang