FELISH meletakkan ponselnya di meja makan. Kakinya menggantung karena kursi yang terlalu tinggi.
Ia tersenyum senang melihat punggung Flash yang sedang sibuk menggoreng telur di dapurnya. Hari sabtu ini berbeda dari hari sabtu biasanya, cowok itu, Flash, menawarkan diri untuk menggorengkan Felish telur walaupun ia tau cewek itu bisa.
Harusnya, jika ada Bi Asri, Flash gak perlu repot-repot untuk masak, tapi karena hari ini Bi Asri harus pulang kampung karena penyakit anaknya sedang kambuh. Sebenarnya, Bi Asri merasa tidak enak kepada Felish, tapi karena Felish sudah meyakinkan wanita itu kalau ia bisa masak sendiri dan beres-beres rumah selama seminggu kedepan.
Semerbak aroma lezat terpancar mengelilingi ruangan dapur bertepatan saat Flash mengangkat dua telur mata sapi menggunakan alat penggoreng. Melihat itu, Felish tertawa dan mengubah posisi duduknya senyaman mungkin untuk menikmati masakan buatan cowok itu.
Dua detik setelahnya, sudah tersaji dua piring telur mata sapi di atas meja. Ia menjilat bibirnya karena lapar dan mencengkram sendok dan garpu di masing-masing tangannya.
"Gue yang ini." Tunjuk Felish menarik piring dengan porsi yang lebih banyak.
"Ketara banget."
Pergerakan tangan Felish berhenti diudara saat ingin menyendokkan potongan telur ke mulutnya, Flash menegur, "Udah cuci tangan belom?"
Felish berdecak. "Ya kan ini gue pake sendok."
"Sama aja kunyuk. Mana gue tau kalo tangan lo sebelumnya buat ngupil atau cebok, tapi belum bersih?" Sanggah cowok itu sengit.
"Lebay banget. Mana ada kuman bisa jalan ke sendok." Bantah yang perempuan.
"Ya kan mana tau tuh kuman jalan melalui sendok lo buat ikutan makan. Trus, lo makan dah tuh telor bareng kumannya sekalian. Hiii...," wajah menjijikan langsung tercetak di wajah Flash bersamaan saat mengucapkan kalimat tersebut.
Lantas Felish kesal dengan cowok itu. Dengan secepat kilat Felish berdiri meninggalkan meja makan dan menuju wastafel untuk mencuci tangan. Sepuluh detik kemudian ia sudah duduk di kursi dan melahap makanan didepannya.
Flash yang memperhatikan cara makan cewek itu langsung geleng-geleng kepala. "Pelan-pelan." Ucapnya.
Felish mendongak dengan makanan yang penuh di dalam mulut. "Sumpah ya gue gak nyangka kalo ini enak." belum habis makanan di dalam mulutnya tertelan, Felish langsung menyuap potongan telur lainnya ke dalam mulut.
"Norak lo najisin."
Felish tertawa pelan lalu menelan makanannya dengan susah payah. "Kalo gak ada Bi Asri lagi, masakin gue lagi ya, tong." Katanya menyengir.
Flash hanya mencibir.
Tiga puluh menit kemudian sehabis makan, Flash dan Felish sedang duduk di sofa sambil menikmati acara pagi hari ini.
My Little Pony.
Flash tak tinggal diam begitu saja, ia dengan kesal mengambil remot tivi di paha cewek itu dan menukar acara lainnya yang lebih seru.
My Trip My Adventure.
Felish mendelik saat hutan imut para pony tinggal terganti dengan hutan-hutan gelap yang menyeramkan dimatanya.
"Kok di tuker sih?" Pekik Felish.
"Bocah amat tontonan lo." Komentar cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felish's Feel
Teen FictionSatu hal yang Felish tahu tentang persahabatan yang terjalin antara lawan jenis; kebersamaan. Dan ada satu hal yang akan timbul dari kebersamaan yaitu; rasa. ©2017