[Barista] Other Side

50 15 11
                                    

Title :  Other Side

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Title :  Other Side

Author : Instyy

Genre :  Sad, Hurt-comfort.

Cast : Park Hana (OC)

Rating : T

Disclaimer : FF ini murni karya author, dan bukan merupakan hasil jiplakan/copy-an. FF ini dan OC merupakan hasil dari pemikiran author.

***

Di balik kegigihannya, kau tahu ....

"Eomma aku berangkat!" Hana ke luar dari rumahnya, dia hanya terus mengumpat di perjalanan. Bekal makanan hari ini benar-benar membuatnya kesal, jika tidak karena takut kelaparan Hana pasti sudah membuang kotak bekal di dalam tasnya itu.

Sebentar lagi bel masuk berbunyi, Hana berjalan lebih cepat untuk sampai di halte. Hari ini cuaca sangat baik, membuat semuanya dapat berjalan lancar. Tapi walaupun begitu Hana masih memasang wajah murungnya.

Hana berlari, ketika sampai di depan pintu gerbang sekolah karena bel sudah berbunyi. Dengan napas yang terengah-engah Hana duduk di kursinya dan mengikuti pelajaran.

**

Bel istirahat berbunyi, ya setelah sekian lama. Rasanya cacing-cacing di dalam perut Hana sudah mulai berteriak, dengan langkah cepat Hana mengeluarkan kotak bekal makanannya.

Bruk.

'Lihatlah apa dia mengambil itu dari tempat sampah.'

'Apa dia memakan makanan busuk seperti itu.'

' Aigoo, bahkan anjingku di rumah tidak akan mau memakan itu.'

'Menjijikan ....'

Hana tidak berkata apa-apa, dia kemudian berlari ke luar dari kelasnya. Mata Hana terlihat ber-air.

"Hana-ya, mau ke mana? bersihkan dulu kotoran ini!" teriak salah satu teman Hana, tapi Hana menghiraukannya.

**

Ada rasa sakit yang ia sembunyikan ....

"Aku pulang."

"Kau sudah pulang, ayo segera makan malam." Saat ibunya ingin memegang rambutnya, Hana malah menepisnya.

"Jangan pegang-pegang aku, kau sangat berkeringat," ucap Hana dan setelah itu masuk ke dalam kamarnya.

"Setelah mandi kau harus segera makan malam," teriak ibu Hana dari luar.

Hening, hanya tersisa suara-suara benturan dari piring-piring yang sedang ibu Hana bersihkan. Hana tidak ke luar dari kamarnya lagi. Ibunya sudah sangat tahu jika Hana seperti itu pasti karena ada sesuatu.

Badan kurus ibu Hana terlihat lunglai apalagi saat melihat ia batuk tak henti-hentinya, pasti semua orang yang melihatnya akan iba. Tapi tidak dengan anaknya itu, tapi ibu Hana tetap sangat menyayang putrinya itu melebihi siapa pun di dunia ini.

**

Tapi kau hanya bisa menuntutnya dan merasa sebagai seseorang  yang paling menderita.

"Kau sudah membawa kotak bekalmu, tadi Eomma--"

"Tidak usah, aku tidak mungkin membawa makanan busuk seperti itu lagi ke sekolah. Aku sangat malu."

Deg.

"Maaf sayang, nanti Eomma akan membawakanmu bekal yang lebih dari ini. Untuk hari ini bawa ini dulu. Bukankah kau tidak mau memakan makanan sekolah? Bagaimana jika nanti kau kelaparan? Ayo bawa saja ini, besok Eomma janji tidak akan membawakanmu bekal ini lagi."

Hana membuang kotak bekal makanan itu. "Beri saja pada kucing liar di jalanan, pasti mereka tidak akan mau. Kau tidak pernah tahu bagaimana perasaanku, kau selalu membuatku malu. Sudahlah, aku pergi."

Ibu Hana menangis, ia merasa bersalah karena tidak bisa membuat putrinya bahagia dan hanya membuatnya malu dan  sedih setiap saat.

**

Dan saat kau tak dapat melihatnya lagi, kau baru bisa merasakan seberapa sayang dan seberapa menderitanya ia melebihi dirimu, dan kau sudah tak dapat memeluknya dengan erat dan meminta maaf padanya.

"Hana akhirnya kau sudah pulang," ucap ahjumma yang tinggal di sebelah rumahku.

Hana menelusuri pandangan ke seluruh orang yang berjalan ke rumahnya dengan pakaian berwarna hitam. "Ada apa?"

Ahjumma itu tidak menjawab, ia malah menangis. "Kau tidak usah merasa sendirian, aku akan menjadikanmu anakku, kau tidak perlu larut dalam kesedihan."

"Ada apa? Ada apa? Sebenarnya ada apa?" Hana berlari ke dalam rumahnya.

"Eomma ...."  lirih Hana. Air matanya sudah tak bisa terbendung lagi, ia kemudian terjatuh dan menangis tersedu-sedu. Hana tidak bisa membayangkan hal buruk seperti ini harus terjadi padanya.

Ahjumma tadi mengelus pundak Hana. "Kau tahu? Akhir-akhir ini rumah makan kalian sepi, itu karena semua orang melihat ibumu batuk-batuk sehingga mereka tidak mau pergi ke rumah makan kalian lagi. Belum lagi melihat tubuh ibumu yang terus bertambah kurus, semua orang tidak mau makan di rumah makan ibumu lagi karena takut jika tertular penyakit ibumu."

Tangis Hana semakin menjadi-jadi. "Eomma ...."

"Dia benar-benar ibu yang sangat luar biasa, kau tahu setelah rumah makan tutup dia bahkan mau membantu-bantuku di rumah, dia bilang dia sedang membutuhkan uang untuk membelikanmu sepatu baru padahal aku tahu dia sedang sakit." Ahjumma hendak pergi meninggalkan Hana. "Tadi aku melihat ibumu terjatuh pingsan di jalanan, saat sudah sampai rumah sakit dokter bilang ia terkena HIV sudah sangat lama. Aku sempat menunggunya di rumah sakit namun kata dokter dia tidak bisa tertolong lagi. Baiklah, jika kau butuh sesuatu, bilang saja padaku aku harus mengurus sesuatu," ucap Ahjumma kemudian mengelus rambut Hana dan setelah itu pergi.

Dan pada akhirnya kau hanya akan merasakan penyesalan yang begitu menyayat hatimu.

-FIN-

📢Telolet😂
Akhirnya selesai 😂 walaupun tijel 😂 tinggalin krisarnya yahh😍

[DECEMBER] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang