Author POV
"Kau tau? aku sangat tampan ketika menjadi penyelamat tim ku. Hmm.. Point terakhirku membuat tim kami menang soojung."
Amber begitu semangat menceritakan pertandingannya bersama tim basket nya di kejuaraan tingkat kota itu.krystal hanya tersenyum tipis melihat dan mendengar celotehan amber.
"Andai kau menonton.." Dengusan nafas amber terdengar setelah ia mengucapkan hal tersebut.
"Mian, aku lupa. Aku malah menemani eomma belanja. Sorry am." Jawab krystal seadanya kemudian mengambil majalah berusaha menutupi kegugupannya.
Amber masih terus berceloteh dan membuat krystal mau tidak mau mendengarkannya dan menyingkirkan majalah yang semula ia baca. Amber dengan posisi tidur dan kepalanya berada di pangkuan krystal yang menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang itu. Mereka tak henti-hentinya tertawa dengan lelucon yang kadang amber lontarkan. Kemudian keseruan mereka itu sedikit terganggu dengan handphone amber yang berkedip menandakan adanya pesan masuk disana.
Krystal POV
Amber menghentikan tawanya kemudian bergerak mengambil handphone miliknya yang tergeletak di kasur ku. Kulihat yang memberinya pesan bukan berasal dari kontak nya.
Kemudian mataku beralih menatap tanggal yang tertera di layar samsung s6 milik amber. 7 desember. Tidak terasa kami melalui musim-musim belakangan dengan menyenangkan dan kini musim kesukaan ku datang.
Amber menyelesaikan lomba tingkat kota nya dengan baik. Ia kapten yang hebat. Dia selalu membuat tim basket nya menang di setiapa kejuaraan. Amber memang tidak pandai dalam pelajaran, tapi dia begitu mengagumkan bila telah berada di lapangan luas itu dan men-dribble bola oranye di tangannya. Yah.. Sayangnya, Aku memilih tidak datang saat perlombaan itu di laksanakan. Bukan tidak ingin mendukungnya, tapi aku terlalu malas melihat ellin berdiri dengan teman-temannya menyoraki amber dari pinggir lapangan.
Huft.. Sejak kami masuk sekolah menengah pertama, aku selalu menjadi orang yang meneriakkan namanya paling keras. Tapi sekarang sekolah kami kan punya pemandu sorak, jadi begitu. Sebelumnya ellin itu bukan ketuanya, jadi aku masih biasa saja bila dia hanya meneriakkan amber bersama tim nya. Tapi sekarang dia adalah ketua pemandu sorak itu, otomatis perhatian benar-benar terfokus padanya bukan? Yah, dan aku cukup kesal akan hal itu.
"Aku harus pergi soojung." Ucapannya membuat aku mengalihkan pandangan ke arah nya.
Amber baru saja membaca sebuah pesan dan kini tampak terburu-buru pergi dari kamarku. Meskipun ia masih menunggu izin dari soojung-nya. Hey, ucapanku tak salah kan?
"Siapa yang mengirimu pesan? Kau bahkan sampai berusaha bergegas meninggalkan aku." Ucapku dengan menekankan kata 'meninggalkan.'
Amber hanya diam dan menunduk menatap layar ponsel yang ia genggam. Dia itu kenapa sih? Dengan penasaran aku bangun dari dudukku dan bergerak menuju ke arahnya yang sudah berdiri di dekat pintu kamar. Tanganku berusaha meraih handphone nya, namun dengan cepat ia menghindar.
"Bukan siapa-siapa. Aku harus pergi." Jawab amber dengan singkat.
"Hello Josephine! I hear a nervous voice here. What happen? Mm? Siapa?!" Tanya ku sekali lagi dan kali ini lebih tegas.
Amber berpura-pura tidak mendengarkan dan mulai berbalik membelakangiku. Haish.. Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya mengabaikan krystal jung yang sedang bicara.
Kesempatan tidak ku sia-siakan karena ia yang lengah. Aku mengambil ponselnya itu dan kini berhasil ku tangkap.
"Kembalikan soojung!" Ucapnya dengan kesal.