Krystal POV
Aku tersenyum saat sebuah tangan melingkar di perutku. Dia tidak membuat kegugupanku menghilang tapi malah menambahnya. Aku menggenggam tangannya kemudian menariknya untuk berdiri di sampingku setelah sebelumnya memelukku dari belakang.
Kini kami berdiri sejajar. Tanganku memegang pagar pembatas di balkon ini. Dia merangkulku dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahuku.
Aku mendorong kepalanya dan gantian bersender padanya, aku yang sedang buuh sandaran sekarang ini tapi malah dia yang modus. Dasar Stupid.
"Don't be nervous, Sayang.." ucapnya sambil mengelus lenganku.
Aku menenggelamkan kepalaku yang tadi bersandar di bahunya berpindah ke lehernya.
"Kau melatih gadis-gadis imut itu dengan sangat baik."
Aku tertawa mendengar kata yang ia ucapkan selanjutnya. Benar, aku telah membuat Jihyo, Nayeon dan Sana mengalami peningkatan yang baik. Tentu saja tidak dapat aku lakukan tanpa Pelatih Kim.
Tapi aku tidak tau apa besok kami akan menang atau tidak. Benar, besok penentuannya. Ada 8 sekolah yang bertanding di sini. Aku tidak tau kenapa sedikit sekali yang mengikuti lomba ini, yang mana bila diingat lomba ini adalah lomba penentuan untuk tingkat nasional.
Itu artinya hanya akan ada 16 tim, 8 tim putri dan 8 tim putra. Tim putra, aku tidak pernah mau tau seperti apa perkembangan mereka, itu semua urusan Kai.
Kai, dia tidak pernah menemuiku atau mengganggu kenyamananku selama karantina ini. Setelah insiden kebakaran di gedung olahraga waktu itu dia benar-benar tidak menampakan mukanya lagi di hadapanku. Mudah-mudahan dia tidak menyimpan dendam padaku hihi.
"Aku yakin kamu akan menang." Aku mengangkat kepalaku yang tadi bersandar di bahunya, kini menatapnya.
"Tapi ini lomba penentuan untuk nasional, hanya ada 7 tim yang jadi lawanku, aku justru merasa kalau mereka lawan yang berat." Ujarku membalas ucapannya.
"Tapi aku yakin kamu pasti bisa. Aku bersamamu, mendukungmu."
Dan aku menjadi cukup kuat setelah mendengar ucapannya.
.
.
.
.Author POV
Stadion olahraga yang menjadi tempat pertandingan yang Krystal ikuti sudah penuh dipadati oleh penonton juga suporter dari sekolah yang mengikutinya. Pertandingan ini menjadi titik awal untuk bisa maju menuju ke tahap yang lebih berat, yaitu tingkat nasional.
"Llama!" Teriak Krystal pada Amber yang sedang berbincang dengan Luna.
Amber kemudian berhenti bercakap dengan Luna dan menghampiri Krystal yang sudah berseragam. Baby blue dan putih menjadi warna yang dipilih untuk jadi seragam tim voli sekolah mereka.
"Sejak kapan kau dekat dengan Luna?" Tanya Krystal saat Amber sudah ada di hadapannya.
"Aku Amber.. temanku banyak."
"Tck! Hari ini suporter dari sekolah akan datang. Kudengar Ellin juga datang. KAU! Tidak boleh kemana-mana dan harus tetap berdiri disini selama aku bertanding!" Ucap Krystal memerintah kekasihnya itu.
Amber tertawa kemudian mengacak-acak rambut Krystal yang sudah terikat rapih, menimbulkan teriakan kesal dari si empunya rambut.
"Jangan pikirkan hal lain. Kau harus fokus bertanding, semalam aku sudah katakan bahwa aku bersama mu kan? Jadi fokus lah ke pertandingan, aku tidak akan kemana-mana." Ucap Amber meyakinkan Krytal yang sedang tersenyum sambil merapihkan rambutnya.
Mereka terus berbincang sampai akhirnya pelatih Kim menyuruh mereka untuk berkumpul. Amber tetap diam dan memperhatikan Krystal yang sedang memperhatikan instruksi dari pelatih nya itu.