Krystal POV
Aku berlari sekencang mungkin ketika pengeras suara di sekolah mengeluarkan panggilan untukku.Mereka memang tidak menyebutkan namaku, tapi aku cukup peka ketika mereka menyebut ketua club voli yang tidak lain dan tidak bukan adalah aku.
"Selamat pagi ketua!"
Beberapa orang bangun dan memberi salam padaku dengan membungkukkan badan mereka. Aku sebenarnya malas melihat pemandangan seperti ini.
"Aku sudah pernah bilang untuk jangan terlalu formal denganku bukan? Duduk lah lagi."
Yang tadi bangun dari duduk adalah anak kelas sepuluh. Mereka baru disini, dan yah mungkin mereka masih belum tebiasa informal dengan sunbae mereka. Lain dengan anak yang tingkat kelasnya diatas mereka.
"Kenapa kita berkumpul disini?" Aku bertanya kemudian.
"Tidak tau krys, kita tunggu saja pelatih kemari."
Kai lagi yang berusaha mengajakku berkomunikasi. Aku tidak terlalu menghiraukannya dan duduk di kursi yang masih kosong. Ruangan ini sebenarnya adalah ruangan khusus untuk club voli. Di ujung ruangan ini ada kursi yang memang sdah di peruntukkan untuk ketua, wakil dan jajarannya. Tapi aku memerintahkan mereka untuk menjauhkannya, kenapa? Karena aku ingin kesama rataan antara semuanya. Setelah aku turun jabatan, terserah mereka mau gunakan lagi atau tidak. Jelasnya, untuk sekarang ini lebih baik.
"Kau datang dengan cepat, kami semua dipanggil lewat pesan dan kamu dipanggil lewat pengeras suara. Ketua memang special."
"Hentikan bebicara omong kosong park luna. Diamlah."
Gadis ini memang sesuatu. Dia memang paling banyak bicara denganku dari pada gadis lain di club voli ini. Aku sering merasa ketidak pas-an dengan hidupnya. Maksudku begini, lihat postur tubuhnya yang mungil dan tidak semampai. Tapi dia memilih masuk ke club voli yang biasanya di isi dengan orang-orang bertubuh tinggi. yah meskipun aku akui permainan voli nya bagus dan dia selalu masuk tim inti bersamaku, tapi kan tetap saja.. Tidak pas ya tidak pas. Setelah itu, belum lagi dia senang sekali bicara. It's little annoying untukku yang lebih suka ketenangan.
Tak lama kemudian pelatih Kim masuk. Dia pamannya kai. Mereka sama sekali tidak mirip. Pelatih yang sudah beristri dan ber anak dua itu jauh lebih tampan dari pada jongin. Tapi masih kalah tampan dengan amber, tentu saja.. Dia nomor satu kan? Hehe.
"Kalian dikumpulkan disini perihal turnamen yang akan di selenggarakan sekitar 6 minggu dari sekarang."
Turnamen macam apa yang sedang dibicarakan disini, apa masih tepat jika pak pelatih melibatkan aku dan yang lain yang kini duduk di kelas 3. Kurasa ini pertandingan yang penting sampai semua anggota di kumpulkan.
"Ini sangat penting untuk reputasi sekolah kita. Ini kejuaraan yang akan menjadi pintu gerbang seleksi untuk ke tingkat nasional. Bukankah itu sangat bagus?"
Sungguh? Setelah aku 3 tahun bersekolah disini dan ikut di club ini, ini pertama kalinya kami akan maju ke kompetisi nasional. Ini lebih dari pada hebat kau tau? Amber akan jadi orang pertama yang ku beritau berita menyenangkan ini.
"Nah langsung saja saya akan menentukan siapa saja yang akan bergabung dalam tim inti. Tapi sebelum itu saya harap tidak akan ada di antara kalian yang menentang keputusan yang telah saya buat ini. Harap semua mengerti."
Semua anggota club kami mengangguk tanda setuju.
"Baik langsung saja."
Pelatih kim mulai memilih siapa saja yang akan maju ke kompetisi penting ini. Aku harap dia memilih aku. Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa aku selalu masuk tim inti. Tapi ini tahun terakhirku di sekokah dan aku tidak tau apakah pelatih kim masih akan mempertahankan aku atau tidak, karena tentunya murid kelas 3harus sudah fokus menghadapi ujian yang tidak akan lama lagi. Tapi seumur hidupku ini, bisa bertanding di kompetisi nasional adalah hal terbesar yang aku cita-citakan.